Tulisan yang memberikan perspektif penting bagi para istri untuk lebih memahami dunia emosi suami mereka. Kecenderungan suami untuk memendam beban dan emosi, seperti yang digambarkan dalam kutipan tersebut, menuntut kepekaan dan empati dari istri. Dengan memahami hal ini, istri dapat menciptakan ruang yang aman bagi suami untuk berbagi dan mencari dukungan.
Kembali ke kajian Ust. Ridho. Beliau menutup kajiannya dengan mengingatkan pada 'Tujuh Pilar Pengasuhan' berikut.
1. Â Siap jadi orang tua, bukan orang tua jadi-jadian.
2. Â Sangat perlu keterlibatan ayah.
3. Tetapkan tujuan pengasuhan, terapkan, dan taati.
4. Komunikasi yang baik, benar dan menyenangkan di dalam rumah tangga.
5. Yang bertugas menerapkan nilai-nilai agama dalam keluarga adalah orang tua.
6. Menyiapkan masa baligh, yang merupakan proses panjang dimulai sejak anak umur 7 tahun.
7. Bijak dalam memanfaatkan teknologi.
Ketujuh pilar tersebut harus dibangun bersama-sama oleh suami-istri dengan cara terus mendidik diri untuk saling cenderung satu sama lain, semakin saling mengenal (lita'arafu), dan saling belajar.
Kajian Ust. Ridho mengingatkan kita bahwa membangun keluarga yang sehat mental membutuhkan peran aktif dari kedua orang tua, terutama ayah. Dengan memahami peran dan tanggung jawab masing-masing, kita dapat menciptakan hubungan keluarga yang harmonis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H