Mohon tunggu...
Nurdin Abd.Gani
Nurdin Abd.Gani Mohon Tunggu... -

Sebagai pengamat sosial

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Malaysia Ingin Klaim Tor-Tor Jadi Miliknya, Masaksih Begitu?

17 Juni 2012   18:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:52 1888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinamika hubungan Indonesia dan Malaysia sangat menarik diperhatikan,karena sejak keduanya meraih kemerdekaan seringkali mengalami pasang surut dalam berbagai hal,baik politik,ekonomi dan juga sosial budaya.

Memang Indonesia lebih dahulu merdeka 17 Agustus 1945 setelah berhasil melepaskan diri dari penjajahan Belanda,sementara Malaysia baru merdeka tanggal 31 Agustus 1957 setealah Kerajaan Inggris mengakui kemerdekaan negara jiran tersebut.

Dalam perjalanannya,kedua negara serumpun itu sering menghadapi berbagai tantangan sebagai ekses dari komplikasi sosial warisan imperiliasi Belanda dan Inggris,yang berbeda dalam menangangi kedua negara jiran tersebut.Indonesia mengalami perjuangan sangat panjang dan pahit,sehingga  kerusakan berbagai aspek sosialnya sangat parah,yang merupakan"bom waktu"yang meledak besar sampai berulang kali sehuingga semakin mmerusak tatanan sosial yang baru bertunas itu.

Sebaliknya Malaysia berhasil meraih kemerdekaannya dari Inggris dengan perjuangan yang singkat relatif lebih mudah sehingga berbagai aspek ssosialnya relatif masih utuh ,yang menyebabkannya mereka lebioh cepat pulih daripada Indonesia.Karena karakteristik pemerintah imperialis kolonial Belanda yang menjajah Indonesia berbeda dengan imperialis Inggris yang menjajah Malaysia ,yang menyebabkan berbeda pula berbagai dampak yang timbul  terhadap aspek sosial kehidupan masyarakat Melayu dikedua negara yang bersangkutan.

Namun demikian dikepulauan Indonesia dan semenanjung Malaysia diami oleh etnis Melayu tuan dan Melayu muda yang relatif sama pula kebudayaannya ,serta terdapat banyak kesamaan dalam berbagai unsur-unsur kebudayaannya.Apalagi sejak lama terjadi hubungan yang sangat baik di antara etnis bangsa yang mendiami kepulauan nusantara,serta beberapa abad pernah menjadi bahasa Melayu sebagai bahasa  resmi bagui kesatuan mereka.

Bahkan dalam sejarah pernah tercatat bahwa Semenanjung Melaysia juga pernah dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya,Majapahit,Aceh Darussalam,sehingga menjadi wilayah integral bagi kerajaan itu. Dan sebagai konsekuwensinya warga masyarakat dari dan ke Sumatra-Malaka senantiasa saling mengunjungi dari satu wilayah ke wilayah lainnya karena memang mereka merupakan warga kerajaan bersangkutan.

Dalam konteks inilah maka antara warga Malaka(Malaysia)  Aceh,Sumatera Utara dan Sumatra barat banyak persamaan daripada perbedaaannyha dalam berbagai hal.Khussunya di wilayah wilayah seperti di Perak, Pahang, Johor dan Selangor erat sekali hubungannya dengan Aceh,Sumatrea Utara dan Sumatra barat. Dan berbagai unsur kebudayan mereka sama ,karena mereka berasal dari etnit keturunan serupa,meskipun di kemudian hari  karena soal-soal geografis hal itu bisa saja berubah.

MIsalnya kebudayaan Tamiang (Aceh),Deli Serdang-Mandailing(Sumatera Utara),Minangkabau (Sumatrea barat)banyak sekali persamaaannya karena memang terkait hubungan kekeluargaan satu sama lain.Mereka berpisah hanya karena ekses dari imperialis kolonial yang berbeda,yang berdampak berbeda pula dalam berbagai aspesk sosial kehidupannya.

Bahkan setelah kedua negara tersebut merdeka banyak warga Indonesia yang menjadi TKI/TKW bekerja disana,baik ilegal maupun legal sesuai aturan yang berlaku dikedua negara jiran itu.Jutaan TKW/TKI dari Indonesia bekerja di Malaysia yang tentunya juga membawa kebudayaan dari daerah asal mereka.Lalu di Malaysia mereka mengembangkan tradisi ataupun kebudayaannya.

Sebagaimana diketahui,banyak artis dan menteri Malaysia berasal dari Indonesia diantaranya Puteh Ramli (Di Malaysia disebut:P.Ramli)Bob Rizal itu berasal dari Aceh,serta tradisi Aceh bnayak dijumpai di negara Malaysia.Gelar bangsawan Malaysia juga sama dengan gelar bangsawan atau ulama Deli dan Aceh serta mirip gelar bangsawan Minang.Kemudian cucu dari Teungku M.Daud Bereeh,Mustafa Juneid salah seorang menteri Malaysia.Karenanya hubungan mereka sangat erat ,bahkan lebih erat daripada hubungan mereka dengan Jawa.

Karena itu sekiranya terdapat tradisi dan kesenian atau kebudayaan  Malaysia serupa dengan yang ada di Indonesia,tidaklah benar jika Malaysia mengklaim menjadi miliknya.Bisa saja Reog Ponogoro dilakoni di    Malaysia oleh orang asal Jawa sendiri di Malaysia,baik masih TKW/TKI ataupun orang-orang asal Jawa yang sudah menjadi warga negara Malaysia.Begitu pula tari Tor Tor dan alat musik Gondang Sambilan di sana di kembangkan di Malaysia oleh orang-orang asal Sumatera Utara,sebagaimana juga tari Saman atau Seudati di lakoni oleh orang Aceh di Malaysia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun