(Kumpulan Puisi Ko Hyeong Ryeol)
Pengarang     : Ko Hyeong-Ryeol
Penerjemah    : Kim Young Soo
                 Nenden Lilis Aisyah
Penerbit        : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Tahun Terbit   : Mei, 2023
Tebal           : xxiii + 259 Halaman
Ko Hyeong Ryeol, seorang penyair berbakat dengan kepekaan yang luar biasa terhadap kehidupan dan keindahan bahasa, telah menorehkan namanya dalam dunia sastra dengan karya-karya yang memikat hati pembaca. Lahir pada tahun 1954, Ko Hyeong Ryeol memulai debutnya dengan sebuah puisi yang diterbitkan pada tahun 1979 di majalah sastra Hyundaemoonhak yang berjudul "Chuangtzu ". Keahliannya dalam menulis sebagai seorang penyair telah diakui dan dihargai dengan berbagai penghargaan, salah satunya adalah Republic of Korea Culture and Arts Award pada tahun 2006.
Ia dikenal sebagai pengarang yang mampu menggambarkan konflik batin dan mempersembahkan keindahan prosa yang memukau, Ko Hyeong Ryeol menjelajahi lanskap emosi manusia dengan kepiawaian yang mengesankan. Setiap tulisannya menghadirkan sebuah perjalanan melalui gelapnya kehidupan, yang kemudian berpadu dengan cahaya yang memancar dari dalam diri kita. Melalui kata-katanya yang indah dan penuh makna, ia mengajak pembaca untuk merenung, memahami, dan merasakan kehidupan dengan kedalaman yang jarang terlihat. Karya-karya Ko Hyeong Ryeol menjadi sorotan dalam dunia sastra, menyentuh dan menginspirasi banyak orang dengan keahliannya dalam menggambarkan dinamika manusia dan kekuatan kata-kata yang menakjubkan.
"Ikan adalah Nestapa" merupakan salah satu karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Berisi tentang sebuah perjalanan epik yang memukau melalui lautan kehidupan yang penuh dengan gelombang emosi. Dalam karya ini, Ko Hyeong Ryeol membebaskan diri dari konvensi dan menghadirkan pengalaman yang menggugah dan menggetarkan jiwa. Dengan kepiawaiannya dalam merangkai kata-kata, penulis mampu menyentuh sisi paling dalam dari perjalanan manusia yang dipenuhi dengan cobaan dan harapan.
Dalam buku antologi yang menggetarkan jiwa ini, Ko Hyeong Ryeol mengajak pembaca untuk ikut ke dalam perjalanan yang menggugah hati, menemukan cahaya di tengah gelapnya kehidupan. Melalui karakter utama yang penuh dengan keraguan dan kehampaan, buku ini menawarkan cerita yang jujur dan puitis tentang pencarian makna hidup dalam keadaan yang penuh keputusasaan. Ko Hyeong Ryeol dengan lihai menggambarkan konflik batin yang dalam dan melibatkan pembaca secara emosional. Kita merasakan getirnya keputusasaan, namun juga merasakan harapan yang muncul ketika karakter-karakter menghadapi tantangan hidup.
Selain itu, keindahan prosa dan gambaran alam yang dihadirkan oleh penulis menjadi salah satu daya tarik utama buku ini. Ko Hyeong Ryeol menggambarkan alam dengan begitu detail dan menghidupkannya sehingga kita seolah-olah berada di dalamnya. Alam menjadi metafora yang kuat dalam cerita ini, mencerminkan perjalanan batin karakter-karakternya dan menghadirkan suasana yang magis. Lihat saja pada kutipan berikut. Â Â Â Â Â
"Matahari pun terbit di puncak gunung
untuk melahap embun yang jatuh saat disentuh
Tempat semayam matahari itu adalah laut di langir negeri puisi
bersama ombak, awan putih, dan fajar
Yang senantiasa datang meski tak dinanti" (Ryeol, 2023, p.64)
Bagaimana seorang penulis dengan lihai memainkan diksi yang membuat pembacanya terbawa hanyut. Hal ini turut menjadikan "Ikan adalah Pertapa" sebagai buku yang tak hanya menghibur, tetapi juga menggugah jiwa dan merangsang pemikiran.
Melalui cerita yang begitu memikat, Ko Hyeong Ryeol mengajak pembaca untuk berkontemplasi tentang hidup, arti keberadaan, dan bagaimana kita dapat menemukan cahaya di tengah kegelapan. Buku ini akan membawa pembaca pada perjalanan spiritual yang mendalam dan mencerahkan, meninggalkan jejak yang tak terlupakan dalam hati dan pikiran. Tentu pembaca dengan cerita yang kuat dan menghadirkan pesan universal tentang pentingnya menemukan cahaya di tengah gelapnya kehidupan. Tak hanya isinya yang begitu menginspirasi, judul dan sampul buku dirasa sudah sangat menarik dan menyegarkan mata. Kekurangannya sedikit terlihat dari diksi-diksi yang terlalu asing ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Akhir kata, "Ikan adalah Pertapa" adalah buku yang tak terlupakan. Karya Ko Hyeong Ryeol ini bukan hanya sekadar novel, tetapi juga sebuah pengalaman emosional yang menantang dan memikat. Ia mempertanyakan, merenung, dan mencerahkan pikiran kita tentang makna hidup. Buku ini akan membawa pembaca pada perjalanan spiritual yang mendalam dan memberikan cahaya dalam kehidupan yang gelap. (Nur Cipta Mustikasari)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H