Mohon tunggu...
Nurcholifah Choironi
Nurcholifah Choironi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa di UIN walisongo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menentukan Sikap yang Tepat Saat Ulangan: Antara Integritas dan Tekanan Nilai

28 Juni 2024   11:00 Diperbarui: 28 Juni 2024   12:06 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ujian dan ulangan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan. Melalui ulangan, kemampuan dan pemahaman siswa diuji untuk menentukan seberapa baik mereka menguasai materi pelajaran. Namun, di balik proses evaluasi ini, seringkali terdapat dilema etis bagi siswa. Tekanan untuk mendapatkan nilai bagus kadang mendorong siswa untuk mencari jalan pintas, seperti membawa contekan. Pada saat yang sama, ada siswa yang memilih untuk tidak menyontek, meskipun hal ini bisa berujung pada nilai yang lebih rendah. Disini saya akan membahas bagaimana kita seharusnya memposisikan diri saat ulangan, dengan mempertimbangkan pentingnya integritas dan tantangan dari tekanan untuk meraih nilai yang tinggi.

Dalam banyak sistem pendidikan, nilai menjadi tolok ukur utama kesuksesan akademik siswa. Nilai tinggi sering kali dihubungkan dengan penghargaan, pengakuan, dan peluang pendidikan lanjutan. Tekanan dari orang tua, guru, dan diri sendiri untuk mencapai nilai yang baik dapat menjadi sangat kuat. Kondisi ini terkadang membuat siswa merasa terpaksa untuk menggunakan cara-cara yang tidak jujur, seperti membawa contekan atau mencontek saat ulangan, demi mencapai hasil yang diinginkan.  

Integritas akademik adalah prinsip yang menekankan kejujuran dan kebenaran dalam proses pendidikan. Menyontek, dalam bentuk apa pun, melanggar prinsip ini. Meskipun menyontek mungkin tampak seperti solusi cepat untuk mendapatkan nilai bagus, tindakan ini sebenarnya merugikan siswa itu sendiri. Dengan menyontek, siswa tidak benar-benar memahami materi pelajaran dan kehilangan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Integritas bukan hanya tentang mematuhi aturan, tetapi juga tentang membangun karakter yang jujur dan bertanggung jawab.

Penting bagi siswa untuk memahami bahwa tujuan utama dari pendidikan adalah belajar dan mengembangkan pemahaman, bukan sekadar meraih nilai bagus. Saat menghadapi ulangan, fokus seharusnya pada sejauh mana kita memahami dan dapat menerapkan materi yang telah dipelajari. Ketika nilai dianggap sebagai hasil dari proses belajar yang jujur, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar dengan cara yang benar dan tidak merasa perlu untuk menyontek. Mengelola tekanan untuk mendapatkan nilai bagus adalah kunci untuk menghindari godaan untuk menyontek. Beberapa strategi yang bisa diterapkan antara lain: Siswa harus belajar untuk merencanakan waktu belajar mereka secara efektif, menghindari kebiasaan belajar yang tergesa-gesa menjelang ulangan serta mencari dukungan dari teman, keluarga, atau guru dapat membantu siswa merasa lebih tenang dan percaya diri dalam menghadapi ujian tanpa perlu menyontek.  

Memahami dan menghargai pentingnya kejujuran dalam proses pendidikan adalah esensial. Siswa perlu menyadari bahwa meskipun nilai bagus penting, integritas dan kejujuran adalah hal yang jauh lebih berharga dalam jangka panjang. Kejujuran membentuk karakter yang kuat dan dapat diandalkan, yang akan bermanfaat dalam berbagai aspek kehidupan, tidak hanya dalam dunia akademis. Menyontek tidak hanya merugikan siswa dari segi pembelajaran, tetapi juga dapat membawa konsekuensi negatif lainnya. Sanksi disiplin dari sekolah, kehilangan kepercayaan dari guru dan teman, serta rasa bersalah yang berkepanjangan adalah beberapa risiko yang mungkin dihadapi oleh siswa yang memilih untuk menyontek. Memahami dan menyadari risiko ini dapat membantu siswa untuk berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk menyontek. 


Guru dan orang tua memiliki peran penting dalam mendukung siswa untuk mengutamakan integritas daripada sekadar nilai bagus. Mereka harus menciptakan lingkungan yang mendorong pembelajaran yang jujur dan menghargai usaha serta proses, bukan hanya hasil akhir. Misalnya, guru dapat merancang ulangan yang menekankan pada pemahaman konsep, bukan hafalan semata, dan memberikan pengakuan kepada siswa yang menunjukkan kejujuran dan usaha yang baik. Orang tua dan guru perlu memberikan dukungan dan bimbingan kepada siswa untuk mengatasi tekanan dan tantangan yang mereka hadapi dalam proses belajar. Ini bisa dilakukan dengan memberikan bantuan dalam merencanakan waktu belajar, mendiskusikan teknik-teknik mengatasi stres, dan selalu mendorong siswa untuk mengedepankan kejujuran dan integritas. 

Dalam menghadapi ulangan, siswa sering kali dihadapkan pada dilema antara meraih nilai bagus dan menjaga integritas. Meskipun tekanan untuk mendapatkan nilai tinggi bisa sangat besar, penting bagi siswa untuk memahami bahwa integritas dan kejujuran adalah nilai yang lebih penting dan berharga dalam jangka panjang. Dengan mengutamakan proses belajar, mengelola stres, menghargai kejujuran, dan memahami konsekuensi dari menyontek, siswa dapat memilih jalan yang benar dalam menghadapi ulangan. Guru dan orang tua juga memiliki peran penting dalam mendukung dan membimbing siswa untuk mengutamakan kejujuran dan integritas dalam proses pendidikan mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun