Dalam pelaksanaannya, PjBL bertitik tolak dari masalah sebagai langkah awal sebelum mengumpulkan data dan informasi dengan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan sebagai wahana pembelajaran dalam memahami permasalahan yang komplek dan melatih serta mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan melakukan kajian untuk menemukan solusi permasalahan.
Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang dalam rangka: (1) Mendorong dan membiasakan siswa untuk menemukan sendiri (inquiry), melakukan penelitian/pengkajian, menerapkan keterampilan dalam merencanakan (planning skills), berpikir kritis (critical thinking), dan penyelesaian masalah (problem-solving skills) dalam menuntaskan suatu kegiatan/proyek. (2) Mendorong siswa untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu ke dalam berbagai konteks (a variety of contexts) dalam menuntaskan kegiatan/proyek yang dikerjakan. (3) Memberikan peluang kepada siswa untuk belajar menerapkan interpersonal skills dan berkolaborasi dalam suatu tim sebagaimana orang bekerjasama dalam sebuah tim dalam lingkungan kerja atau kehidupan nyata. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Pembelajaran Berbasis Proyek memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik. (Dikutip dari Modul Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2015 Kelas VI)
Penelitian ini berfokus pada keterampilan berbicara. Keterampilan merupakan kesanggupan, kebolehan atau kecakapan untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu. Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia tertulis bahwa berbicara adalah berkata, bercakap, berbahasa atau melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan, dan sebagainya) atau berunding. Keterampilan berbicara adalah salah satu skill yang di harapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris di sekolah. Lebih lanjut, keterampilan berbicara merupakan tujuan utama yang hendak dicapai dalam belajar bahasa Inggris. (Helena dkk, 2004 : 24 ).
Atas dasar itulah penulis ingin mengkaji lebih mendalam terhadap masalah ini sehingga ditetapkan judul penelitian tindakan kelas ini “ Penggunaan Model Project Based Learning untuk meningkatkan motovasi ketrampilan speaking pada materi describe people pada kelas VIID Semester II SMPN 1 Peterongan”. Diharapkan hasil penelitan ini berdampak positif bagi pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas.
Dari pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah melalui penggunaan model Project Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris pada keterampilan Speaking materi Describe People secara lisan sederhana yang berterima siswa kelas VII.D SMPN 1 Peterongan semester II tahun pelajaran 2023/2024.
Berdasarkan permasalahan di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini untuk mengetahui melalui penggunaan model Project Based Learning dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Inggris pada keterampilan Speaking materi Describe People seara lisan sederhana yang berterima siswa kelas VIID SMPN 1 Peterongan semester II tahun pelajaran 2023/2024.
Hasil
Dari hasil penelitian tersebut mendapat dukungan dari penelitian Febriawati (2012), yang menyimpulkan bahwa terjadi perubahan yang signifikan dalam keterampilan berbicara (speaking skill) peserta didik ketika menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning). Perubahan ini mencakup aspek-aspek khusus seperti perluasan kosakata, peningkatan ketepatan, dan kelancaran berbicara. Penggunaan metode PJBL juga mendorong peningkatan rasa percaya diri peserta didik dalam berkomunikasi, serta memberikan motivasi tambahan dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hasil penelitian tersebut juga diperkuat oleh temuan Tamin & Grant (2013), yang menyatakan bahwa PJBL mendukung, memfasilitasi, dan meningkatkan proses pembelajaran.
Dengan menggunakan model pembelajaran PjBL melalui diskusi dan kerja kelompok dalam proyek E-Catalogue of Biography My Idol, peserta didik bertransformasi menjadi pembelajar yang aktif. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, memberikan peluang bagi peserta didik untuk mengelola sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian proyek, sehingga membantu melatih kemandirian mereka. Model ini juga memberikan kesempatan untuk memperoleh pemahaman konsep atau pengetahuan secara lebih mendalam bagi peserta didik.
Berdasarkan penilaian sikap peserta didik SMPN 1 Peterongan kelas VII D diketahui sebanyak 18 peserta didik dalm tahap sangat berkembang, terdapat 6 peserta didik pada tahap berkembang sesuai harapan, dan hanya 2 peserta didik yang masih dalam tahap perlu pendampingan. Motivasi peserta didik menjadi bagian penting dalam proses belajar mengajar (Lestari’ 2019). Hal tersebut memberikan pengaruh yang besar pada peserta didik untuk mendorong dirinya dalam belajar untuk memenuhi kebutuhan, tujuan, dan minatnya. Proses belajar mengajar juga dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk mendorong dan mendukung mereka dalam belajar.