Mohon tunggu...
Nur Chariroh
Nur Chariroh Mohon Tunggu... -

try to give my best insyaAlloh

Selanjutnya

Tutup

Nature

Geothermal Energy

18 September 2012   17:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:16 1239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan Konsumsi Listrik di Indonesia

Menurut laporan Asian Development Bank (ADB) tentang investigasi di tahun 2010 mengindikasikan kapasitas listrik di Indonesia, dirasa cukup mengkhawatirkan dan perlu mendapatkan perhatian yang serius ke depan. Dari kapasitas maksimum listrik 18.000 MW yang harus dibagi oleh 300 juta penduduk di Indonesia dan praktis, masing-masing individu hanya mendapat 60 Watt saja, yang setara dengan 1 buah lampu pijar, tentunya ini kondisi yang sangat memprihatinkan.

Indonesia merupakan negara dengan konsumsi listrik terendah di ASEAN setelah Kamboja dan Laos. Apabila rata-rata konsumsi listrik masih 2.3-2.5% maka bukan tidak mungkin pada tahun 2030 nanti konsumsinya mencapai 16.000 TWh. Tentunya diperlukan peningkatan investasi di bidang pembangkit listrik dengan tingkat energi primer berskala besar seperti minyak bumi, batu-bara, gheotermal, nuklir ataupun gas alam.

Banyak yang berpikir bahwa system energi yang disuplai oleh islanded microgrid, merupakan investasi sumber energi terbarukan yang menjajikan dikarenakan letak geografisnya namun perlu diingat listrik dengan kapasitas besar diperlukan untuk mensuplai daerah industri dan area perkotaan tentunya membutuhkan kapasitas yang sangat besar hingga ratusan MegaWatt.

Berdasarkan data International Energy Agency di tahun 2010, Indonesia dengan pendapatan USD 3.500 per kapita, konsumsi listrik Indonesia baru 591 KWh per kapita. Menurut data PLN di tahun 2011, konsumsi listrik rumah tangga menyerap energi paling besar hingga 15.300 GWh, konsumsi listrik di Industri sebesar 13.000 GWh, pelanggan bisnis 6.700 GWh, dan sisanya sebesar 2.400 GWh diserap oleh kelompok lain.

Penerapan Potensi Energi Panas Bumi di Indonesia

Pemerintah sangat tidak mungkin untuk mengandalkan teknologi pembangkit listrik tenaga Minyak dan Gas, hal ini dirasa bukan lagi alternative energi primer yang menjajikan kedepannya. Pemerintah menyadari bahwa saat ini perlu adanya pengurangan energi jenis ini dengan pembatasan konsumsi energi tersebut serta pengalihan ke energi primer lainnyayang lebih menjanjikan lagi seperti batu-bara, gas bumi, dan panas bumi.

Perlu diketahui bahwa cadangan energi panas bumi menurut PT.Pertamina Gheotermal Energy, Indonesia menyimpan 40 % energi panas bumi dunia. Cadangan ini dapat menghasilkan listrik hingga 27.000 MW, sementara yang termanfaatkan baru 1.12 MW saja. Tentunya bukan tidak mungkin apabila energi ini terus dikembangkan dan diteliti lebih lanjut, maka Indonesia akan menjadi kiblat bagi pengembangan energi panas bumi seluruh dunia. Pemenuhan ini harus segera dilaksanakan, ini merupakan kebutuhan yang mendesak, yang apabila tidak dipenuhi, tentunya akan terjadi krisis energi yang berkepanjangan, dan apabila Indonesia ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sector industri, maka pemenuhan listrik ini harus dipenuhi dengan baik.

Teknologi Pembangkit Listrik tenaga panas bumi merupakan energi kekinian yang dipakai untuk menjamin kestabilan suplai listrik di masa yang akan datang. Untuk membangun suatu pembangkit listrik tenaga panas bumi ini diperlukan 3.000 operator terlatih dan 1.000 orang tenaga ahli. Perusahaan di bidang panas bumi, Asosiasi Panas Bumi (API) mengatakan mereka membutuhkan tenaga yang siap diterjunkan dan diberi pelatihan hingga jangka 5 tahun ke depan. Energi Panas Bumi tersebar di 276 titik, dengan total potensi 29.000 MW. Hingga saat ini yang sudah termanfaatkan baru sekitar 4 %.Hambatan dalam terlaksananya pembangkit listrik panas bumi ini adalah biaya investasi awalnya yang cukup besar untuk membangun PLTP ini.

Energi panas bumi memiliki nilai panas yang sangat besar, untuk setiap 100 m penurunan terjadi peningkatan suhu sebesar 30Celcius. Panas ini terdapat pada inti bumi, di Indonesia 20% adalah kawasan ring of fire, apabila panas ini dikonversi setara dengan minyak bumi yaitu 20 ribu MW dengan 8 Milyard Barrel minyak bumi. Pembangkit listrik tenaga panas bumi ini tidak membutuhkan bahan bakar untuk menghasilkan listrik. Panas uap ini membebaskan H2S dalam atmosfer dan membebaskan kurang dari 97% hujan asam-penyusun sulfur daripada minyak bumi. Setelah air ini digunakan dalam gheotermal, air diinjeksikan kembali dalam tanah.

Untuk 1 kali pengeboran dibutuhkan dana sekitar 70 milyar, hingga mendapatkan reservoir yang cocok. Dan apabila dilakukan pengeboran 1 kali, bukan berarti sumur tersebut dapat langsung memenuhi kebutuhan seluruhnya, dibutuhkan debit panas bumi yang cukup besar sehingga, butuh beberapa kali pengeboran untuk beberapa sumur, hal inilah yang membuat pengembalian modal yang cukup lama. Sehingga yang berani untuk mengaplikasikan teknologi ini hanyalah, perusahaan yang mempunyai pendapat yang cukup besar, butuh dukungan yang besar dari pemerintah apabila ingin mengembangkan teknologi ini.

Dampak Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi terhadap Lingkungan

Tentunya, setiap pembangkit listrik dengan tenaga memiliki dampak bagi ekosistem lingkungan sekitarnya. Seperti pada pembangkit gheotermal ini, akan merusak keberadaan hutan lindung, amblesan tanah, pengurangan air, penggundulan hutan dan erosi. Dan tentunya ini menimbulkan dampak negative social terhadap masyarakat seperti, resahnya masyarakat apabila sewaktu-waktu amblas, hancur, kekeringan, kebakaran, dan ketidakpastian hingga akhir.

Dampak terhadap lingkungan yang lainnya berupa, akuisisi lahan, penggangguan flora dan fauna, emisi udara , kebisingan, thermal effluents, chemical discharge, limbah padat, penggunaan air, dampak social-ekonomi. Lakukan pemantauan-pemantauan terhadap dampak yang ditimbulkan, maka ini akan dapat mengontrol apabila terdapat dampak berkelanjutan yang tidak diinginkan.

Pembangunan pembangkit listrik tenaga ini tentunya dalam beberapa decade tidak akan bertahan lama, area akan mengalami pendinginan, karena pembangunan yang terlalu luas, namun energinya yang tersedia hanya sedikit.

Reference taken from www.google.com with file name :


  1. Dampak lingkungan hidup dan pemanfaatan
  2. Perkembangan panas bumi
  3. Energi panas bumi dunia ada di Indonesia
  4. Ayo membangun pembangkit listrik di Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun