Mohon tunggu...
Icha Ibrahim
Icha Ibrahim Mohon Tunggu... Mahasiswi

don't look for me, I'm not here"

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Asumsi Dasar Terkait Perkembangan Kognitif Menurut Jean Piaget

20 Maret 2021   16:36 Diperbarui: 20 Maret 2021   16:52 1416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

  1. Asumi dasar Teori Piaget

John piaget ialah seorang ahli psikologi perkembangan yang mengkaji tentang perkembangan kognitif. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan hasil interaksi diantara keduanya. Teori piaget ini menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan intelektual pada anak sejak masa bayi, kemudian masa kanak-kanak yang berkembang menjadi seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis.

Perkembangan kognitif yang dikembangkan piaget banyak yang dipengaruhi oleh Pendidikan awal piaget dalam bidang biologi. Dan dari hasil penelitiannya dalama bidang biologi, ia sampai pada suatu keyakinan bahwa suatu organisme hidup dan lahir dengan dua kecenderungan yang fundamental, yaitu kecenderungan untuk beradaptasi dan organisasi ( Tindakan penataan).

  1. Skema, Konsep, Asimilasi, Akomodasi dan Ekulibrasi

Dalam hal ini teori piaget merupakan teori yang berlandaskan perkembangan anak yang bermakna dan membangun struktur kognitifnya yang diistilahkan dengan skema atau konsep yang memahami serta menanggapi pengalaman fisik dalam lingkungan anak tersebut. Pengertian skema atau skemata yang dinyatakan oleh Piaget adalah untuk menjelaskan respon yang dilakukan seseorang terhadap suatu stimulus dan menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan ingatan. Skema memiliki tiga fungsi, yaitu : (a). memberikan kerangka untuk membantu memahami informasi baru; (b).menjadi pemandu dan bertindak untuk aktivitas yang memiliki tujuan dan pecairan lingkungannya; (c). mengirimkan informasi yang didapat dari lingkungan.

Menurut teori Piaget, struktur kognitif anak meningkat sesuai dengan perkembangan usianya, bergerak dari sekedar refleks-refleks awal menuju aktivitas mental yang kompleks.

Adapun beberapa konsep dan prinsip tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak menurut Piaget, yaitu anak adalah pembelajar yang aktif, anak mengorganisasi apa yang mereka pelajari dari pengalamannya, anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan akomodasi, dan proses ekuilibrasi menunjukan adanya peningkatan kearah bentuk-bentuk pemikiran yang lebih komplek.

Menurut piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu :

a. Kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf.

b. Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara organisme dengan dirinya.

c. Interaksi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungan dengan lingkungan sosial, dan

d. Equilibrasi, yaitu adanya kemampuan atau sistem mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mampu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungan.

  1. Tahapan Perkembangan Kognitif Piaget

Piaget berpendapat bahwa tahapan perkembangan kognitif terdiri dari empat tahap, yaitu, tahap sensorimotorik, tahap pra-operasional, tahap operasional konkret dan tahap operasional formal. Anak melewati setiap tahap hanya sekali pada usia bervariasi, setelah melaluinya anak dapat mecapai kecerdasan manusia sepenuhnya.

a. Tahap sensori motorik,(dari lahir sampai 2 tahun).

Tahap sensori motorik anak berkembang dari pengalaman dan sistem panca inderanya. Dalam otaknya anak melihat, mendengar, mencium, merasakan dan menyentuh.  Sejak anak berusia empat bulan, anak mulai sadar akan hal-hal yang ada diluar tubuh mereka sendiri dan seiring dengan bertambahnya usia, mereka belajar melakukan sesuatu dengan sengaja. Mereka mulai menjadi ingin tahu tentang segalanya. Untuk mengeksploirasi lebih lanjut anak mulai bergerak, belajar duduk, merangkak, berdiri, berjalan dan berlari. Hal ini dapat meningkatkan mobilitas fisik yang  berakibat pada perkembangan kognitif, tetapi anak tetap egosentris dalam arti bahwa anak hanya bisa memandang dunia dari sudut pandang mereka sendiri.

b.  Tahap pra-operasional (2- 7 tahun).

 Pada tahap pra-operasional pemikiran anak digolongkan dalam fungsi simbolis dan  intuitif. Pada tahap ini anak belajar berbicara dan memahami bahwa kata-kata, gambar, dan gerakan merupakan simbol bagi sesuatu.

Dan pada usia 4 tahun, anak-anak memiliki rasa keingintahuan dan bertanya terkait apa yang ia ingin ketahui. Anak ingin tahu segalanya, dalam hal ini Piaget menyebutnya zaman intuitif. Saat ini anak memiliki cukup banyak pengetahuan. Pemikiran anak pada tahap ini masih sedikit egosentris. Anak berpikir orang lain melihat suatu hal yang ada disekitarnya seperti apa yang mereka lihat dan anak masih tidak mengerti bahwa mereka melihatnya secara berbeda.

c. Tahap operasional konkret adalah (7-11 tahun).

Pada tahap ini anak akhirnya menemukan logika. Salah satu contohnya yaitu ketika anak  dapat berpikir dan menyimpulkan sesuatu berdasarkan faktanya. Anak dapat memahami ketika mengambil sebuah makanan menggunakan piring yang ukurannya biasa dan piring yang besar jumlahnya tetap sama. Anak pastinya akan memilih piring yang lebih besar dengan berpikir dia akan mendapat lebih banyak.

Dalam hal ini otak mulai belajar mengatur pikiran kita dalam mengelompokkan dan membentuk struktur mental operasional. Anak mulai memahami bahwasanya pikiran dan perasaan mereka adalah sesuatu yang unik yang tidak ada dimiliki orang lain. Hal ini menandakan bahwa  anak belajar memposisikan diri mereka pada posisi orang lain.

d. Tahap operasional formal (11 tahun keatas).

Ketika seorang anak tumbuh menjadi remaja,pada saat itulah anak memasuki tahap perkembangan operasional formal yang dimana memiliki kemampuan dalam berpikir secara rasionalterkait dengan konsep abstrak, serta peristiwa hipotesis. Kemampuan kognitif anak yang canggih memungkinkan anak untuk memahami abstrak. Keterampilan mental baru anak memungkinkan mereka untuk merencenakan kehidupan mereka secara sistematis dan memprioritaskan. Anak dapat berasumsi tentang kejadian yang tidak ada kaitannya dengan kenyataan. Anak sekarang dapat berfilsafat dan berpikir tentang berpikir itu sendiri. Perasaan baru kami untuk identitas kami sekarang juga menciptakan pemikiran egosentris dan beberapa mulai melihat khalayak khayal mengawasi mereka sepanjang waktu. Piaget percaya pada pembelajaran seumur hidup, tetapi bersikeras bahwa tahap operasional formal adalah tahap akhir dari kognitif kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun