Mohon tunggu...
Nurcahyo AJ
Nurcahyo AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembaca setia kompas

Things Left Unsaid

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Anak Ingusan yang Akan Mengubah Dunia

27 September 2016   21:54 Diperbarui: 29 September 2016   12:13 41376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan menurut INB, Mayor adalah merupakan “pangkat rendahan”. Saya sekali lagi tidak begitu paham kenapa kalimat seperti ini keluar dari INB, terlihat sekali sangat emosional, sampai INB melupakan beberapa fakta. Karena sepanjang pengetahuan saya, Pangkat Mayor sendiri merupakan golongan Pamen, yang mana jika melewati dua tingkat lagi maka sudah menjadi Pati. Manakah yang bermakna “pangkat rendahan”, Pamen-nya atau Mayor-nya?

Kemudian INB katakan lagi, “di Amerika tidak ada masih berpangkat rendah maju jadi pemimpin”.

Bagaimana mungkin Peneliti Senior kembali melewatkan beberapa fakta lagi?! Karena tentunya, sebagian dari kita langsung ingat dengan Presiden AS / President of the United States (selanjutnya disebut POTUS) yang sangat kita kenal karena kepandaian, kepiawaian dan karismanya dalam dunia perpolitikan AS, karena menjadi pahlawan perang dan orang tersebut masuk dunia politik dengan meninggalkan dinas Ketentaraan pada pangkat Letnan saja. Ya betul.. anda semua langsung ingat bukan?! JFK - John Fitzgerald Kennedy (POTUS ke 35).

Yang mungkin anda tidak tahu adalah selain JFK ada lagi POTUS yang keluar dari militer dan berpangkat “rendah”. Dari golongan Pamen berpangkat KOLONEL; Thomas Jefferson (POTUS ke 3), James Madison (POTUS ke 4), James Monroe (POTUS ke 5), James K. Polk (POTUS ke 11), Theodore Roosevelt (POTUS ke 26), Harry S Truman (POTUS ke 33).

Dari golongan Pamen berpangkat LETNAN KOLONEL; Lyndon B. Johnson (POTUS ke 36), Richard Nixon (POTUS ke 37). Dari golongan Pamen berpangkat MAYOR (pangkat yang sama dengan AHY); William McKinley (POTUS ke 25), Gerald Ford (POTUS ke 38), Milliard Fillmore (POTUS ke 13).

Dari golongan Pama berpangkat KAPTEN; John Tyler (POTUS ke 10), Abraham Lincoln (POTUS ke 16), Ronald Reagan (POTUS ke 40), Jimmy Carter (POTUS ke 39), JFK masuk kategori ini, karena sebutan Letnan di Angkatan Laut AS setara dengan sebutan Kapten di Angkatan Darat AS.

Dari golongan Pama berpangkat LETNAN SATU; George Bush, senior (POTUS ke 41) dan putranya George Bush, junior (POTUS ke 43). Yang terakhir dalam list saya ini, mungkin satu-satunya yang sesuai dengan definisi pangkat rendahan, Presiden dalam sejarah Amerika yang tidak pernah mencapai golongan Perwira dan pangkat tertingginya hanyalah seorang PRAJURIT ! James Buchanan (POTUS ke 15).

Pak INB, sampai hatikah anda mengubur dalam impian-impian kami, pemuda yang ingin golongannya maju ke depan? Saya yakin jawabannya tidak. Maka bergabunglah bersama dalam barisan kami, wahai senior..

Dan rasanya, setelah menulis tiga pemikiran sederhana ini cukup membuat saya sadar, kalimat pak INB menjadi tidak akurat. Namun saya tetap tidak yakin sama sekali kalau berita yang dikutip keluar dari pemikiran/lisan/tulisan INB. Sekali lagi- Kalaupun iya, saya mafhum bahwa kita sebagai manusia pastilah mempunyai banyak kesalahan, tidak ada masalah juga. Pak INB bisa salah, yang mengutip bisa salah, sayapun bisa salah.

Yang saya ingin katakan begini, bukan hanya buat pak INB, tapi buat saya dan yang membaca juga. Saya tidak pernah sama sekali bermasalah dengan Calon Gubernur - Calon Wakil Gubernur lainnya, saya menaruh hormat kepada Pak Ahok dan Pak Djarot. Bahkan sebelum Pak AHY ditetapkan sebagai pasangan Kepala Daerah dengan Bu Sylvi. Sudah lebih dulu saya berikan hati saya kepada pak Ahok. Saya pun memberi kekaguman yang kurang lebih sama kepada Pak Anis Baswedan dan Pak Sandiaga Uno. Saya ikuti betul proses pencalonan Gubernur-Wakil Gubernur oleh Partai Politik. Dan saya akui, Jakarta tempat saya tinggal ini, disuguhi pilihan yang luar biasa membingungkan sekaligus menggembirakan.

NAMUN, pencalonan AHY “merusak” segala apa yang ada di hati dan kepala saya. Dalam pikiran saya sebelumnya- AHY akan menjadi seseorang entah apa 15-20 tahun yang akan datang. Kehadiran AHY mau tidak mau, memaksa saya membongkar ulang dan menimbang kembali, kepada siapa saya jatuhkan pilihan, kepada siapa saya sandarkan nasib ibukota tercinta ini. Tidaklah menjadi malu saya berubah haluan kepada AHY.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun