Banyaknya berbagai macam jajanan yang ada di lingkungan sekitar membuat kita tergoda untuk mengonsumsinya. Rasanya yang lezat membuat kita terus-menerus ingin mengonsumsinya tanpa melihat gizi yang ada di makanan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan antara gizi dan kebutuhan tubuh sehingga badan tidak ideal. Pada saat ini kejadian obesitas pada remaja terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa lebih dari 1 miliar orang di dunia kini mengalami obesitas. Pada  kalangan orang dewasa meningkat lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1990, dan meningkat empat kali lipat di kalangan anak-anak dan remaja usia 5 hingga 19 tahun (who 2022). Obesitas menjadi salah satu faktor pemicu Berbagai jenis penyakit berisiko (Shinta dkk, 2021). Penyebab terjadinya obesitas adalah karena pemahaman yang  rendah tentang gizi dan sering mengkonsumsi fast food, karena orang dengan pengetahuan gizi yang baik dapat mengetahui zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dan menghindari makanan yang memberikan dampak buruk bagi dirinya.Â
Upaya pencegahan obesitas dapat diawali dengan melakukan pengukuran BMI, apakah dengan ukuran badan kita sekarang sudah termasuk ideal atau berlebih? Dikatakan tidak ideal ketika nilai BMI tidak mencapai 18,5 atau lebih dari 24,9. Body Mass Index (BMI) atau Indeks massa tubuh (IMT) merupakan parameter yang digunakan untuk mengetahui status berat badan seseorang apakah tergolong normal maupun tidak (underweight atau overweight), data yang diperlukan untuk mengetahui BMI adalah data selisih antara berat badan dan tinggi badan (Arini & Wijana, 2020). Cara mengukur Body Mass Index sebagai berikut:Â
*Pria: berat badan=[tinggi badan - 100] - [tinggi badan-100] 10%
*wanita: berat badan=[tinggi badan - 100] - [tinggi badan-100] 15%
Pengukuran ini berguna untuk mengetahui masalah kesehatan yang berhubungan dengan IMT, seperti obesitas dan kekurangan gizi yang dapat mempengaruhi kesehatan lainnya. Dengan mengidentifikasi pola kesehatan masyarakat berdasarkan hasil BMI, dapat memberikan saran pencegahan risiko penyakit terkait obesitas atau kekurangan gizi. Masyarakat menjadi lebih sadar akan hubungan antara berat badan ideal dan risiko penyakit kronis seperti obesitas dan kekurangan gizi.Â
Referensi:Â
Helosehat, nutrisi obesitas/ apa itu obesitas diambil pada 16 Desember 2024 dari https://hellosehat.com/nutrisi/obesitas/apa-itu-obesitas/Â
Mulyani, N. S., Arnisam, A., Fitri, S. H., & Ardiansyah, A. (2020). Faktor Penyebab Obesitas Pada Remaja Putri Di Aceh Besar. Jurnal Riset Gizi, 8(1), 44-47.
Shinta, A. P., Jannah, N., & Rohmansyah, R. (2021). Pendampingan Remaja di Kota Yogyakarta dalam Upaya Pencegahan Konsumsi Tinggi Sugar Sweetened Beverages, Obesitas, dan Penyakit Berisiko. Jurnal Abdidas, 2(6), 1263-1268.
World Health Organization, One In  Eight People Are Now Living With Obesity diambil pada 16 Desember 2024 dari https://www.who.int/news/item/01-03-2024-one-in-eight-people-are-now-living-with-obesityÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H