Roti maryam memiliki sejarah dan asal usul yang panjang. Bahkan nama roti maryam sendiri di setiap negara berbeda-beda. Diketahui roti ini berasal dari India yang biasa disebut dengan roti cane karena berasal dari kata Chennai yang berarti adonan yang digulung, di Malaysia dan Singapur disebut prata, dan di Eropa disebut fliying bread (roti terbang) karena bentuknya yang pipih dan bulat tipis. Roti ini masuk ke Indonesia melalui arus migrasi muslim India ke Kesultanan Aceh di Bagian Utara Sumatra pada abad ke-17 dan kemudian menyebar ke seluruh Indonesia pada awal abad ke-19.
Nama roti maryam sebenarnya hanyalah sebutan untuk di Indonesia, di Indonesia penjual yang terkenal menjual roti ini bernama Ibu Maryam, dari situlah banyak pembeli yang menyebut roti ini dengan nama Roti Maryam.
Karakteristik unik yang terdapat pada roti maryam yaitu lapisan-lapisan tepungnya yang tidak menyatu satu sama lain, dan memiliki rasa tawar namun gurih. Roti ini berbahan dasar utama tepung, mentega, dan telor. Yang terpenting dalam proses pembuatan roti maryam adalah kesabaran dan keuletan, karena proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu harus digoreng satu persatu terlebih dahulu.
Pada dasarnya cara menikmati roti maryam ini ialah dengan kari daging kambing serta teh tarik, namun sekarang masyarakat serta cafe-cafe dan rumah makan khas Timur Tengah yang menyajikannya menggunakan variasi aneka topping yang beragam. Ada yang diberi topping madu, ice cream, atau selai cokelat serta keju.
Peminat roti maryam saat ini juga cukup tinggi, bahkan terdapat stand khusus yang menjual roti maryam dengan aneka rasa di setiap stasiun KRL. Banyak juga yang menjualnya dalam bentuk frozen atau setengah matang. Harganya yang bervariasi dan terjangkau membuat masyarakat banyak yang tertarik dan menikmati roti maryam ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H