Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Cerita Petani Tanaman Hias dan Kampung Tukang Taman

1 April 2017   13:47 Diperbarui: 1 April 2017   22:00 2212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

          Sabtu, 1 April 2017. Bagi beberapa orang merawat tanaman hias adalah hobi untuk melepas lelah atau hanya sekadar mengisi waktu luang, selain itu memelihara tanaman hias bisa untuk mempercantik halaman rumah bahkan beberapa tanaman hias memiliki manfaat sendiri. Hal itu berbeda dengan yang masyarakat Desa Sasak Panjang , Kec. Tajur Halang, Kab. Bogor lakukan, hampir semua orang di desa tersebut merawat tanaman hias, namun bukan hanya sekadar hobi tetapi untuk dijadikan tumpuan ekonomi.

         Herman (35) seorang petani tanaman hias yang telah sepuluh tahun bergelut di bidang “taman” menceritakan berbagai pengalamannya. Herman menceritakan bahwa masyarakat Desa Sasak Panjang sudah dari orang tuanya mewariskan keahlian di bidang taman atau tanaman hias, “disini sih sudah dari dulunya turun-temurun dari orang tua.” Bermodal keahlian tersebut Herman dan keluarganya berbisnis jual beli tanaman hias, omzetnya bisa mencapai 5jt atau lebih, tergantung banyaknya orderan dari luar kota dan ketersediaan tanaman yang diminta, “modal baru seadanya jadi omzetnya masih terhitung kecil, rencananya mau nambah modal,” ujar Herman saat ditanya mengenai omzet dan rencana kedepan, selain itu Herman juga menyayangkan karena dirinya tidak memiliki cukup lahan untuk membibit sehingga masih harus bergantung kepada teman sesama petani yang memiliki lahan.

         Berbeda cerita dengan Herman, Salim pria kelahiran tahun 1968 justru masih seorang pemula di bidang tanaman hias, dia baru belajar bertani tanaman hias sekitar dua tahun setelah pensiun dari pekerjaan lamanya yang merupakan seorang staff desa. Dua tahun belajar dengan cara sharing pengalaman dengan petani lain, kini Salim telah memiliki lahan hasil sewa untuk bertani tanaman hias dan bisa membibit tanaman hias jenis tertentu sendiri, “saya masih pemain (petani) baru, dua tahun belajar awalnya stock tanaman satu jenis tapi tidak laku, sekarang sudah enam bulan bisa sewa lahan,” ujar Salim saat diwawancara disela kesibukannya di lahan. Setiap bulan Salim bisa mengantongi omzet 30jt atau lebih dengan luas lahan sewaan 4000 m2 dan delapan orang pegawai yang membantu mengurus lahan. setup harinya mulai dari pukul 07.00 sampai pukul 16.00 lahan beroperasi dari kegiatan penanaman, pembibitan sampai transaksi jual beli.

Pegawai lahan Pak Salim sedang melakukan penanaman | Dok pri
Pegawai lahan Pak Salim sedang melakukan penanaman | Dok pri
         Selain menjadi tumpuan ekonomi setiap masyarakat Desa Sasak Panjang ternyata bagi yang tidak memiliki modal sekalipun mendapat bagiannya, seperti Ocon (17) dan Kiki (20) yang merupakan pegawai di lahan Salim bersama enam orang lainnya. Menurut Ocon upah yang diberikan bosnya itu cukup layak dan bisa membantunya memenuhi kebutuhan sehari-hari.

         Herman dan Salim sebagai petani tanaman hias juga memberikan sedikit tips untuk merawat tanaman hias, “cukup mudah, hanya dengan menyiram dengan volume air secukupnya sesuai jenis tanaman, ada yang memerlukan banyak kadar air dan ada juga yang hanya butuh sedikit,” ujar Herman. Menurut Salim jika belum memahami cara perawatan atau belum tahu jenis tanaman apa saja dan bagaimana såja cara perawatannya lebih baik sering bertanya pada ahli (tukang taman), “kuncinya sederhana, malu bertanya sesat dijalan, jangan sungkan untuk bertanya pada ahlinya atau cari teman yang se-hobi supaya bisa berbagi pengalaman.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun