Mohon tunggu...
Nur Baety Zahra
Nur Baety Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta

Pendidikan IPS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perdagangan Hiu Memicu Kepunahan

21 Desember 2021   09:56 Diperbarui: 21 Desember 2021   11:11 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pasar perdagangan hiu di Indonesia tidak pernah sepi peminat. Hal ini membuat perburuan hiu tetap ada, dan perlindungan terhadap hewan laut sangat lemah. Ratusan hiu diburu hampir setiap hari. Daging dan sirip hiunya, Perburuan sirip hiu merupakan perburuan dengan cara memotong sirip hiu, setelah itu hiu tersebut di lepas kembali ke lautan dengan kondisi tanpa sirip. 

Hiu yang di lepas tanpa sirip ini tentu tidak bisa bergerak secara efektif. Kemudian akan tenggelam dan mati membuat tekanan air laut dalam sangat tinggi. Masyarakat melakukan perdagangan ini untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Menurut FAO, Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang berpartisipasi dalam perdagangan hiu global.

Produksi hiu di Indonesia meningkat dari tahun 1975 hingga 2011, dan puncak penangkapan ikan berlebihan terjadi pada tahun 2000. Pada tahun 1987, produksi hiu mencapai 36.884 ton. Peningkatan sebesar 68.366 ton pada tahun 2000. Banyak orang berpikir bahwa hiu memakan ikan yang lebih kecil dan mengurangi jumlahnya. 

Beberapa jenis hiu adalah predator puncak dalam rantai makanan di ekosistem lautan. Hiu ini membantu mengatur dan menjaga ekosistem lautan Fungsi keberadaan hiu di ekosistem perairan laut dan terumbu karang menjadi vital karena secara ekologis, hiu akan memangsa ikan-ikan lain, tua atau lemah, sehingga populasi ikan dimangsa tetap sehat dan terjaga. 

Jika hiu hilang dari perairan, maka terdapat spesies tertentu di perairan yang menjadi dominan. Dominasi sebuah populasi ikan tertentu akan berdampak pada perubahan komunitas struktur dalam sebuah ekosistem. 

Contoh sederhananya adalah hiu memakan ikan kecil yang sakit, karena orang sakit tentu tidak fleksibel, sehingga mudah ditangkap. Jika hiu punah, tentu saja mereka akan menyebarkan penyakit di antara ikan-ikan itu. Ditambahkannya, jika hiu diwariskan, mereka tidak bisa mengendalikan pertumbuhan ikan besar yang memakan ikan kecil. Oleh karena itu, ikan-ikan kecil akan punah.

Aktivitas ini kemudian menyebabkan penurunan populasi hiu. Jumlah hiu di perairan semakin berkurang, terbukti dari hasil tangkapan nelayan berupa hiu kecil. Peran pemerintah Indonesia dalam melindungi hiu masih terbatas pada implementasi infrastruktur regulasi, dan belum mengambil tindakan maksimal untuk memerangi pelaku perburuan hiu ilegal. 

Oleh karena itu, fakta lokal menunjukkan bahwa meskipun ada peraturan tentang perlindungan hiu, perburuan hiu secara ilegal masih terjadi dari waktu ke waktu. 

Untuk mencegah kepunahan, pemerintah harus mengambil langkah-langkah perlindungan dan pengendalian yang bijaksana, seperti menerapkan kuota penangkapan ikan dan/atau melarang penangkapan ikan, serta merumuskan kebijakan untuk melindungi hiu agar tidak ditangkap oleh nelayan untuk tujuan komersial. 

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah dan menekan, namun nyatanya perusakan ekosistem laut masih terus terjadi, bahkan semakin meningkat sejak pertama kali ditemukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun