Mohon tunggu...
Nur Azmi Aprilla
Nur Azmi Aprilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello Friends! Nama saya Nur Azmi Aprilla, Mahasiswa aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya. Melalui kompasiana saya ingin belajar menulis artikel yang baik dan berbagi artikel yang saya buat. Semoga bermanfaat yaa.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Evaluasi Program Rp200 Juta per RW di DKI Jakarta: Antara Harapan dan Realitas Pembangunan Lokal

9 Oktober 2024   16:45 Diperbarui: 9 Oktober 2024   17:38 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tantangan lainnya adalah kapasitas sumber daya manusia (SDM) di tingkat RW. Tidak semua RW memiliki pengurus yang memiliki kemampuan manajerial atau pengetahuan yang cukup dalam mengelola anggaran sebesar itu. Dalam hal ini, pelatihan dan pendampingan sangat penting agar program dapat berjalan efektif dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Kebutuhan Akan Program Prioritas: Menjawab Masalah-Masalah Mendesak

Di tengah berbagai permasalahan yang dihadapi Jakarta, pertanyaan yang muncul adalah apakah program Rp200 juta per RW merupakan prioritas yang paling mendesak? Nailul Huda, Direktur Ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (Celios), mempertanyakan relevansi program ini, mengingat Jakarta masih berhadapan dengan masalah-masalah besar seperti kemacetan, banjir, dan ketimpangan ekonomi.

Menurut Nailul, masalah kemacetan, misalnya, adalah isu yang lebih mendesak dan mempengaruhi hampir seluruh warga Jakarta. Jika dana sebesar itu dialokasikan untuk mencari solusi atas kemacetan, manfaatnya akan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Sebaliknya, program Rp200 juta per RW, meskipun penting untuk pembangunan lokal, mungkin hanya akan memberikan dampak terbatas bagi sejumlah kecil warga.

Selain itu, Nailul juga khawatir bahwa tanpa pengelolaan yang baik, program ini berpotensi menjadi kontraproduktif. Jika pengelolaan dana tidak transparan dan akuntabel, program ini bisa saja menjadi bancakan bagi oknum-oknum di tingkat RW dan akhirnya tidak memberikan manfaat yang diharapkan.

Apakah Program Ini Efektif untuk Mendorong Pembangunan Jakarta?

Melihat dari sudut pandang ekonomi, program Rp200 juta per RW memang memiliki potensi untuk mendorong pembangunan lokal dan memberdayakan masyarakat. Namun, program ini juga datang dengan berbagai tantangan, terutama dalam hal pengawasan dan prioritas pembangunan.

Fleksibilitas yang diberikan kepada RW dalam mengelola dana adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, RW dapat lebih kreatif dan inovatif dalam merancang program yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Namun, di sisi lain, tanpa pengawasan yang baik, dana tersebut bisa disalahgunakan atau tidak dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, keberhasilan program ini sangat tergantung pada seberapa baik pemerintah daerah dapat menyediakan panduan, pelatihan, serta sistem pengawasan yang ketat.

Lebih jauh lagi, pemerintah daerah juga perlu mempertimbangkan apakah alokasi dana sebesar ini adalah solusi terbaik untuk masalah-masalah yang dihadapi Jakarta. Mungkin ada program-program lain yang lebih prioritas dan memberikan dampak yang lebih luas bagi warga Jakarta, seperti peningkatan transportasi publik untuk mengatasi kemacetan atau program penanganan banjir yang lebih komprehensif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun