Mohon tunggu...
SORA
SORA Mohon Tunggu... Akuntan - Nama pena

anak ke 2 dari 5 saudara perempuan puisi tercipta ketika senang dan sedih yang mendalam tergambar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berakhir

25 Maret 2021   13:32 Diperbarui: 25 Maret 2021   13:43 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu semua terasa hampa
Angin malam menerpa
Membawa semilir kerinduan
Tapi apa
Aku hanya duduk terdiam
Tanpa kata

Mengingat-ingat semua kenangan
Yang dibangun bersama
Aku yang mempercayainya
Kini semua hilang tak tersisa
Hanya tinggal sebuah cerita

Biarlah
Sesalmu pasti ada
Namun belum terasa
Sempat terbesit untuk menyerah
Karna terlalu lelah

Tetapi mentari mulai menyinari
Akhirnya aku meyakini diri
Untuk dapat berdiri sendiri

Jika mengira aku menangis
Sunggu kiramu terlalu bengis
Lihat lah... akan ku pastikan
Aku semakin manis

Tapi kau harus yakini bahwa
Yang hilang akan sulit diraih
Yang hilang hanyalah kenangan
Yang hilang akan dirindukan
Yang hilang mungkin saja kembali
Tetapi yang hilang dan datang kembali
Tak akan pernah sama

Jakarta 25 Maret 2021

Baca juga puisi: Ku Titip Rindu dan Berpisah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun