Mohon tunggu...
Nur Azizaturrohmah
Nur Azizaturrohmah Mohon Tunggu... Administrasi - UIN SUSKA RIAU

hobi sayaa travelling~

Selanjutnya

Tutup

Trip

Ombak Bono: Fenomena Geografi Pariwisata di Riau yang Mendunia

11 November 2024   08:07 Diperbarui: 11 November 2024   08:24 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Ombak Bono merupakan fenomena ombak sungai unik yang terjadi di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Prov Riau. Keberadaan Ombak Bono ini sangat menarik perhatian wisatawan baik itu lokal maupun internasional karena keunikanya yang langka, ombak besar nya terjadi di sungai, bukan di lautan. Ombak Bono dikenal sebagai salah satu ombak sungai terbaik di Dunia untuk olahraga selancar (surfing). Ombak Bono menjadi destinasi pariwisata Riau yang ikonik, yang menarik pada peselancar yang ingin merasakan tantangan berbeda dari biasanya.

Ombak Bono tercipta akibat pertemuan arus pasang laut dari Selat Malaka dengan aliran Sungai Kampar. Ketika pasang purnama tiba, arus laut yang kuat memasuki muara sungai dan menciptakan gelombang besar yang bergerak melawan arus sungai. Ombak Bono bisa mencapai ketinggian 4 hingga 6 meter dan terus bergulung sejauh beberapa kilometer ke hulu sungai, menciptakan fenomena ombak yang berurutan dan stabil.

Fenomena Bono biasanya terjadi pada musim tertentu, terutama ketika pasang purnama. Tingginya gelombang pada waktu-waktu ini menjadikan Ombak Bono begitu menakjubkan dan menarik bagi para peselancar yang mencari pengalaman selancar di sungai. Fenomena alam ini mengundang kekaguman dunia dan menjadi daya tarik luar biasa yang memperkenalkan keindahan alam Riau ke panggung internasional.

Keunikan Ombak Bono menghadirkan banyak potensi pariwisata, terutama bagi para peselancar dan fotografer yang ingin mengabadikan keindahan alam yang langka, selain itu para wisatawan dapat mendalami budaya lokal, belajar tentang hubungan masyarakat dengan fenomena alam ini, dan memahami kearifan lokal yang menjaga kelestarian Sungai Kampar.

Meski memiliki potensi besar, pengembangan wisata Ombak Bono masih menghadapi tantangan diantaranya fasilitas dan akses menuju lokasi Ombak Bono masih perlu dikembangkan. Akses jalan, penginapan, dan fasilitas bagi wisatawan, terutama peselancar, masih terbatas sehingga menyulitkan perjalanan wisatawan yang ingin menikmati fenomena ini dengan nyaman. Walau Ombak Bono sudah dikenal dalam komunitas selancar internasional, promosi yang lebih luas untuk menarik wisatawan umum masih minim. Banyak orang, baik dari Indonesia maupun mancanegara, belum mengetahui keunikan fenomena ini. 

Pengembangan pariwisata yang terencana dan berkelanjutan akan mampu mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, sekaligus menjaga kelestarian fenomena alam yang langka ini, strategi pengembangan yang dapat dilakukan berupa pembangunan infrastruktur, promosi wisata gencar, melakukan edukasi lingkungan dan konservasi kepada masyarakat lokal, serta pemberdayaan masyarakat lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun