Sajakku patah
Ketika instrumen
Tak lagi mengalun indah
Seperti biasanya
Sajakku patah
Ketika instrumen
Kini telah hening membatu
Tak gaduh lagi seperti yang lalu
Sajakku patah
Ketika instrumen tak lagi memekakkan telinga
Saat mendapati mataku yang tak sanggup aku manjakan
Dengan instrumen yang merekam segudang ilmu
Sajakku patah
Ketika tak ada lagi protes
Saat jemariku salah dalam memungut aksara menjadi sajak
Saat telingaku tak peka dalam menangkap instrumen
Sajakku patah
Ketika instrumen tak lagi mengiringi setiap tegukan kopi
Ketika tak ada lagi instrumen masuk tak menentu
Yang cukup meramaikan ruangan segi empat itu
Sajakku patah
Ketika tak ada lagi pesan-pesan singkat penawaran kopi seperti biasanya
Kini yang tertinggal hayalah bekas kepulan kopi dan instrumen
Yang bersembunyi di sudut paling bisu..
Lentik jemari :
Nurazizah Ulayo..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H