Mohon tunggu...
Nurazizah Hakimah
Nurazizah Hakimah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi saya memasak, treveling dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Efikasi Diri Terhadap Minat Berwirausaha

19 Oktober 2024   08:54 Diperbarui: 19 Oktober 2024   08:56 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era digital yang penuh dengan ketidakpastian dan perubahan yang sangat cepat, kemampuan berwirausaha menjadi salah satu keterampilan esensial yang harus dimiliki generasi muda. Di tengah dinamika perekonomian yang semakin kompleks, Indonesia membutuhkan lebih banyak wirausahawan muda yang tangguh dan inovatif. Namun, masih banyak generasi muda yang ragu untuk terjun ke dunia wirausaha karena berbagai faktor, terutama kurangnya kepercayaan diri atau efikasi diri. Padahal, efikasi diri memiliki peran krusial dalam menumbuhkan dan mempertahankan minat berwirausaha.

Efikasi diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan, menjadi fondasi penting bagi calon wirausahawan. Ketika seseorang memiliki efikasi diri yang tinggi, mereka cenderung lebih berani mengambil risiko, lebih gigih menghadapi tantangan, dan lebih optimis dalam melihat peluang usaha. Efikasi diri berperan penting dalam membentuk minat berwirausaha. Efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks berwirausaha, individu dengan tingkat efikasi diri yang tinggi cenderung lebih yakin pada kemampuan mereka untuk menghadapi tantangan dalam memulai dan mengelola usaha.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa dengan tingkat efikasi diri yang tinggi memiliki minat berwirausaha yang lebih besar dibandingkan rekan-rekan mereka yang kurang percaya diri. Mereka tidak hanya sekadar bermimpi memulai usaha, tetapi juga aktif mencari pengetahuan, mengembangkan keterampilan, dan memanfaatkan berbagai kesempatan untuk belajar tentang dunia bisnis. Penelitian juga menunjukkan bahwa individu dengan tingkat efikasi diri yang tinggi cenderung memiliki karakteristik yang sejalan dengan jiwa kewirausahaan yang dimana berani mengambil risiko, tidak mudah menyerah, dan mampu melihat peluang di tengah tantangan. Mereka tidak hanya bermimpi untuk memiliki usaha sendiri, tetapi juga memiliki keyakinan kuat untuk mewujudkann

Naamun sistem pendidikan kita belum sepenuhnya mendukung pengembangan efikasi diri di kalangan pelajar dan mahasiswa. Pembelajaran masih terlalu teoretis dan kurang memberikan pengalaman praktis yang dapat membangun kepercayaan diri dalam berwirausaha. Akibatnya, banyak lulusan yang lebih memilih menjadi pencari kerja daripada pencipta lapangan kerja.

Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif dalam pendidikan kewirausahaan. Para pendidik perlu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pengembangan efikasi diri, misalnya melalui:

1. Program magang di perusahaan startup
2. Simulasi pendirian dan pengelolaan bisnis
3. Mentoring dari pengusaha sukses
4. Kompetisi business plan
5. Proyek kolaboratif dengan pelaku usaha

Peran perguruan tinggi dan lembaga pendidikan juga perlu diperkuat dalam membangun ekosistem yang mendukung tumbuhnya wirausahawan muda. Inkubator bisnis, akses ke modal, dan jaringan mentor dapat membantu mahasiswa mengembangkan efikasi diri mereka secara bertahap namun pasti.

Pemerintah juga perlu terus mendorong program-program yang memfasilitasi pengembangan efikasi diri calon wirausahawan, seperti pelatihan kewirausahaan, pendampingan usaha, dan akses ke pembiayaan. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha menjadi kunci dalam menciptakan generasi wirausaha yang tangguh.

Ketika efikasi diri tumbuh, minat berwirausaha akan menguat dengan sendirinya. Para generasi muda tidak lagi melihat kewirausahaan sebagai pilihan terakhir ketika tidak mendapatkan pekerjaan, melainkan sebagai panggilan hidup yang menarik dan menantang. Mereka akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan dalam membangun dan mengembangkan usaha.

berwirausaha/freepik
berwirausaha/freepik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun