Matematika. Tanpa bantuan matematika tidak mungkin perkembangan teknologi bisa seperti sekarang ini, karena matematika merupakan tenaga pendukung yang berjalan beriringan. Ilmu matematika sebagai dasar dan fondasi dari pengembangan kemajuan teknologi, hampir semua teknologi yang ada menggunakan ilmu matematika.
Seiring dengan kemajuan zaman saat ini, tentunya pengetahuan sekarang semakin berkembang, dan teknologi semakin maju. Dengan kemajuan teknologi, diperlukan pemahaman yang lebih terhadap ilmu pengetahuan, salah satunya yang utama adalah IlmuLalu apa itu Matematika? Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dari struktur, perubahan, dan ruang. Maka secara informal dapat juga di sebut sebagai ilmu bilangan, hitungan, dan rumus. Matematika merupakan pola pikir manusia yang sistematis, yang digunakan untuk mencari jawaban atas semua masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari.
Bisa dikatakan bahwa matematika memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam berbagai bidang profesi diantaranya: bidang Ekonomi seperti menghitung laba rugi, bidang Pertanian seperti alat pertanian (mesin), bidang Kesehatan seperti alat medis menghitung statistik, bidang sains, dan bidang Teknologi seperti aplikasi dan program komputer.
Maka tercetuslah matematika sebagai pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah baik di tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Untuk membekali kemampuan berpikir logis, kreatif, sistematis, dan objektif. Maka harus sejak dini matematika telah diajarkan, karena saat usia itu motorik anak sedang berkembang pesat.
Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah, namun tidak bisa dipungkiri sebagian besar siswa tidak menyukainya. Banyak siswa menganggap matematika sulit pahami karena banyaknya angka dan rumus serta menganggap bahwa matematika tidak ada manfaatnya. Kemampuan siswa Indonesia terutama dalam bidang matematika harus diperhatikan dengan serius oleh siapapun yang terlibat di dunia pendidikan.
Pada jenjang pendidikan SMA/MA/SMK tepatnya pada kelas X siswa akan mempelajari tentang matematika dengan berbagai materi, seperti salah satunya yaitu barisan dan deret aritmetika. Barisan aritmetika adalah barisan dengan pola yang tetap atau ketika diselisihkan antara dua suku yang berurutan akan selalu sama. Sedangkan deret aritmetika adalah jumlah suku-suku pada barisan aritmetika. Ketika menjumlahkan tidak selalu menjumlahkan setiap suku-suku pada barisan aritmetika, tetapi hanya menjumlahkan pada suku-suku barisan aritmetika yang diperintahkan. Tentunya barisan dan deret aritmetika sangat berkaitan erat antar keduanya, ketika ada barisan pasti terdapat deret.
Namun sebagian besar siswa tidak mengetahui bahwa barisan dan deret aritmetika terdapat di dalam Al-Qur'an. Sebagian berpendapat bahwa matematika hanya membahas tentang bilangan dan rumus tanpa ada sama sekali kaitannya dengan unsur keislaman. Padahal yang sebenarnya terjadi Al-Qur'an adalah sumber ilmu pengetahuan, seperti yang disebutkan dalam Q.S Yunus ayat 5
Artinya: "Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan oleh-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui."
Beberapa juga mengatakan bahwa matematika datang dari dunia barat sehingga tidak ada kaitannya dengan unsur keislaman. Namun yang sebenarnya adalah sebelum dicetuskan teori ini oleh ilmuwan Barat, teori barisan dan deret aritmatika sudah terlebih dulu ada didalam Al-Qur'an. Sebagaimana yang dijelaskan Al-Qur'an tentang barisan dan deret aritmatika ini, pada Q.S Al-Kahfi ayat 22
Artinya: "Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya", sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang kedelapan adalah anjingnya." Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit." Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka."
Seperti pada ayat tersebut, dibayangkan ada seseorang yang sedang menerka-nerka jumlah dari Ashabul Kahfi ( para pemuda dan anjing mereka) yang tidak diketahui jumlah sebenarnya. Tetapi terdapat jumlah yang diketahui pasti yaitu 1 ekor anjing, sementara jumlah para pemuda tidak diketahui.
Dari sini dapat dihubungkan dengan materi barisan dan deret aritmetika, maka notasi yang terbentuk yaitu: Un = n + 1 (n sebagai jumlah para pemuda yang belum diketahui berapa jumlahnya, sedangkan 1 sebagai jumlah anjing), U3 = 3 + 1 = 4 (seperti pada ayat diatas, jika para pemuda ada 3 yang ke 4 yaitu anjing ), U5 = 5 + 1 = 6 (seperti pada ayat diatas, jika para pemuda ada 5 yang ke 6 yaitu anjing ), U6 = 7 + 1 = 6 (seperti pada ayat diatas, jika para pemuda ada 6 yang ke 7 yaitu anjing ).
Sesungguhnya sumber dari ilmu pengetahuan adalah Al-Qur'an. Al-Qur'an bukan sebuah buku yang berisi tentang Sains. Al-Qur'an adalah kitab suci yang berisikan kebenaran dan petunjuk bagi umat manusia. Bukan hanya untuk akhirat tapi juga untuk kehidupan dunia. Untuk mengatur hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan makhluk hidup lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H