22:51
Tentang rasa
bak seputik madu yang dihisap rama-rama.
manis sempurna.
itukah cinta?
tentang syahdu
serupa awal pagi dengan angkasa membiru.
Halimun pun tak jadi beku.
inikah rindu?
lalu bias.
saat burung terkepak bebas.
dan bayu merasuk perlahan bersama tarikan nafas.
bisakah ikhlas?
23:01
dan pertanyaan-pertanyaan menggantung tanpa jawaban. matahari pulang ke peraduan. mendung cermin bulan. malam larut menimbun kesunyian. ketika cakrawala melambai membujuk cahaya datang, hanya ada hitam demi hitam berharap dikenang. andai adalah kata yang memenuhi angkasa tanpa bintang. kesunyian yang riuh pertanyaan tanpa jawaban, hanya hitam sebagai kenangan.
23:14
Sebuah pesan terkirim padamu.
kabarkan kisah penantian.
tentang sejuta rindu.
memenuhi penjuru pikiran.
ingatkah pada masa yang terlewati?
dara gelisah dan merasa pedih
lantas pendar purnama mengiringi
beri kesejukan dara yang bersedih
purnama apakah melupa?
hembus kasihnya tertinggal di jiwa
dara terlena, hanyut dalam cinta
namun pagi bilang, itu hanya hati yang buta
purnama bolehkah aku gemakan teriak?
saat hati tak juga melunak
hanya pendarmu dalam benak
23:22
Sendiri adalah jawaban. seringkali terbaca sebagai pilihan. sedang hati sudah rela dalam pelukan. penantian adalah jawaban. seringkali terbaca sebagai siksaan. sedang hati sudah meniadakan kepergian. pertanyaan-pertanyaan adalah ketidakberdayaan dalam kesendirian dan penantian. sedang kesendirian dan penantian adalah kekuatan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan, bukan bias-bias hiburan atas kehampaan.
Puisi Kolaborasi Susulan, entah nomor berapa dengan salah seorang peserta yang tidak mau disebutkan namanya.
untuk melihat karya kolaborasi lainnya silahkan mengunjungi : Festivalfiksikompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H