banyak orang menyayangkan, saya justru membatasi diri dengan menulis puisi dengan rima. ekspresinya jadi tidak mengalir. iya saya akui, rima seperti membatasi, tapi sejujurnya, mencari rima seperti berjalan menuju cakrawala, manakala kaki kita melangkah maju, cakrawala akan mundur dengan sendirinya dan menyajikan pemandangan yang berbeda. rima seterusnya bagi saya adalah pencarian tentang akhir, terlalu banyak kebetulan dalam rima yang menyeret saya pada persoalan akhir, bukan lagi soal irama. akhir yang terkadang misterius, yang kadang terang benderang.
dan sekarang, sepertinya saya masih akan menyukai rima dan semua kejutan-kejutannya. bukan persoalan asyiknya olah kata dan iramanya, bagi saya, rima adalah penemuan batas demi batas dalam mengarungi imajinasi yang sangat luas. ijinkan saya mengajak anda, yuk membuat puisi dengan rima ;)
selamat siang dan mari ngopi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H