Mohon tunggu...
Nuraziz Widayanto
Nuraziz Widayanto Mohon Tunggu... lainnya -

belajar menulis apa saja sambil minum kopi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Alone-alone Asal Lalakon

6 Juni 2011   09:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:49 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"alone-alone asal lalakon" (biar sendirian asal jadi lakon/cerita) itu adalah plesetan dari bahasa jawa alon-alon asal kelakon (pelan-pelan asal berhasil). sebuah status FB yang membuat tersenyum. sebenarnya arti plesetan itu tidak jauh-jauh amat dengan aslinya. yang membuat saya akhirnya tersenyum adalah bagaimana campur bahasa ini digunakan. seterusnya plesetan becandaan ini membuat saya berfikir rada dalam tentang kesendirian. sendiri adalah keadaan dimana sering menjadi bahan cerita yang tidak habis-habisnya. rambo adalah yang paling seru dari cerita kesendirian. kesendirian yang membuatnya berperang habis-habisan, tanpa cinta, tanpa tujuan hidup lagi dan tanpa-tanpa lainnya. jika anda search di kompasiana, anda akan menemukan 1-10 page yang satu pagenya menampilkan 10 artikel tentang kesendirian. saya tidak akan mengartikan hasil pencarian di atas. sendirian mungkin membahayakan, mungkin menyenangkan. terbetik dalam fikiran saya untuk menjawab pertanyaan "apa yang harus kita lakukan saat sendiri?" namun akhirnya saya urungkan. sendiri adalah hal yang sangat kompleks. saya pernah menulis puisi tentang kesendirian Sendiri, Kesendirian dan Menyendiri pernah suatu ketika sendiri adalah keniscayaan sendiri yang berujung pada penciptaan Dia yang sendiri, yang tak terbayangkan benarkah mencipta untuk seorang teman? dan kesendirian tidak pernah diinginkan namun tiba-tiba ada dan berkelindan adakah kesendirian dimaksudkan? agar kita tahu Dia pernah sendirian? selanjutnya malam-malam memanggil untuk menyendiri meresapi sunyi, menyaring sepi dan siang-siang juga memanggil untuk menyendiri meniup bising keluar dari hati *hanya DIRIMU yang sanggup sendiri. disela-sela adzan siang ini … jika anda klik link puisi saya tersebut, saya mendapatkan sebuah rekor 229 pembaca. untuk sebuah puisi, terutama buat saya yang bukan siapa-siapa, pembaca sedemikian banyak sangat sulit didapatkan. dan entah kebetulan atau tidak puisi itu tentang sendiri. saya sempat berfikir rumit ala karl marx tentang alienasi, kesendirian akibat terjangan peradaban yang menganjurkan kerja kerja dan kerja. namun rasanya saya terlalu rumit berfikir tentang kesendirian, jadilah segera saya tepis rumitnya pikiran saya tersebut. dan sore ini, cerita tentang sendiri membuat senyum. masih banyak pertanyaan tentang kesendirian dan sepertinya tidak harus di jawab, mungkin ada baiknya kita merenung di kesendirian kita, mungkin untuk sebuah cerita, mungkin juga untuk tidak kita ceritakan. jadi mari ngopi, sendiri? sendiri kok ngajak-ngajak .. alone-alone asal lalakon. selamat sore, selamat ngopi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun