Aku mengangguk. anak tengil ini sudah bukan orang lain buat orang-orang di kantorku walaupun sering sekali berulah. aku pergi keluar. sedikit menggerakan badan setelah duduk terus seharian. Aku jalan ke minimart ujung jalan. langkahku terhenti di depan rumah novi. ada bunyi yang sangat ribut. Prangg!!! setelah itu ayah novi keluar dengan wajah marah. Dia tak peduli denganku walau aku sudah berusaha memasang senyum. tak lama kemudian, ibu novi tampak keluar. aku lihat matanya sembab, begitu melihatku dia langsung menutup pintu. ah, aku baru sadar perkataan novi, "Di sini tenang om, dia lebih suka di sini". Aku meneruskan langkah. aku memang membutuhkan rokok