Dan terakhir, di segala riuh sindiran, dialog dan khotbah, ALNI penuh visual cantik yang berbicara banyak tentang kemiskinan kota. Riuh modernitas dengan semangat rasionalitas kembali berbenturan dengan segala tingkah yang sangat tidak rasional. Semua visual di pasar, ramal, obat dan copet adalah sebuah potret modernitas di Indonesia yang sangat miris. Segala hormat pada Mas Musfar Yasin, Pak Deddy Mizwar dan Mas Yudi Datau yang merencanakan semua visual cantik nan satire ini.
Sebagai penutup tulisan ini, satu adegan yang sangat saya ingat adalah bapak tua penjual kopi yang selalu bilang, “jangan lupa baca bismillah” saat menyuguhkan kopi pada pembelinya. Mungkin saja kopinya tidak dari air yang sehat hingga sangat ber-resiko jika meminumnya atau mungkin saja dengan membaca Bismillah semua yang haram menjadi halal kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H