Mohon tunggu...
Nuraziz Widayanto
Nuraziz Widayanto Mohon Tunggu... lainnya -

belajar menulis apa saja sambil minum kopi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kebat Kebit Hatiku

3 Desember 2010   09:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:03 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ya. hujan deras dan petir sore ini membuatku tak nyaman dengan dudukku. kopiku juga aku biarkan dingin. perasaan gelisah sampai ke perut yang sebentar-sebentar mulas tak jelas. sudah beberapa kali aku pandangi Hp berharap ada kabar darimu. juga sudah berapa kali al-fatihah aku ucapkan gak jelas mau berdoa buatmu atau untuk keresahanku. tapi aku tahu pasti, aku tidak suka dengan semua ketidakjelasan sore ini. dan yang jelas aku tidak nyaman dengan diriku sendiri. kenyamananku bergantung pada kehadiranmu.

"Hai ... apa kabar?"

sebuah sapaan kaku dan sama sekali tidak menggambarkan kegelisahan dan kebat kebit hatiku. dan aku tahu aku tak akan kuasa memelukmu begitu bertemu. itu sudah terjadi berkali-kali. dan aku masih saja berharap pada sebuah pertemuan kaku.

"Setengah jam lagi aku sampai"

membaca smsmu aku sedikit tenang. kebat kebit hatiku sedikit reda. kebat kebit tentang keadaanmu, kesehatanmu, keselamatanmu. eh mungkin tidak, kebat kebit tentang kabar perasaanmu dibentang jarak panjang ini. apakah masih sama? apakah sudah berubah? jika berubah seperti apa? mungkin itu yang terjadi tentang kebat kebit hatiku tentang menunggu ini. atau kebat kebit karena ada perubahan pada rasaku? Bus yang kau tumpangi sudah datang. bus yang selalu lain tapi semoga didalamnya berisi rasa yang sama. rasaku masih sama, ku tenangkan hatiku di hujan yang tinggal gerimis ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun