Mohon tunggu...
Nuraziz Widayanto
Nuraziz Widayanto Mohon Tunggu... lainnya -

belajar menulis apa saja sambil minum kopi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perteduhan

1 Desember 2010   08:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:08 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Angin senja kali ini menyeru pada hujan untuk berhenti. dan benar hujan ini berhenti. untuk hal-hal yang tak ku mengerti, angin senja kali ini bisa aku mengerti. tampaknya aku harus segera berangkat dari perteduhan tanpa arti. aku harus memecah butiran-butiran sepi dan sendiri. sudah lama butiran-butiran ini menjadi tablet rasa pening kepala tak berisi. angin senja kali ini sudah menyeruku untuk menjemputmu dan menari. sayangnya, aku sudah terlanjur lelah. lelah yang sudah membanjiri bumi dengan gelisah. maafkan aku angin senja, aku memilih menunggu dalam keraguan bersimbah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun