Aku kaget. Cerita kesebalan ini berlanjut? seperti ini? Surya tersenyum. Duh dua tahun tak bertemu kangen juga. Ah, apa sih? Enggak pokoknya enggak. Aku sebal padanya. Sebentar … dari semalam datang aku tidak memperhatikan hiasan besar memenuhi tembok ruang tamu ini. Rasanya seperti nyata seperti sedang melihat jendela. Aku menengok lagi di sebelah barat juga ada. Foto sunrise dan sunset yang besar. Aku ingin menjerit kala ada foto siluet yang aku tahu itu aku.
“Kenapa nduk? Oh iya, bapak lupa, itu foto sudah lama. Bapak pengen ngabarin tapi kepikiran bikin kejutan tapi kamu 8 bulan tidak pulang. Eee malah lupa. Itu karyanya Surya.”
Ah. Sebel. Senyum Surya yang makin manis ini terlihat semakin menyebalkan. aku ingin bilang pada dia, “Surya!! Ini bagus banget tauuuu. Di dinding sebelah timur ada fajar dan aku, di barat juga”.
“Katamu, kamu ingin ada fajar dan sunset di tembok ini”
Surya bicara dengan kalem dan Aku masih sebel tapi sudah lumayan berkurang
“mmm .. saya bikin teh dulu pak.”
Bapak hanya mengangguk. Surya juga. Aku ingin menyajikan teh terbaik untuk pagi ini.
*buat bulek Deasy, ni cerpen lama aku posting lagi disini semoga tak menangis lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H