Mohon tunggu...
Nuraziz Widayanto
Nuraziz Widayanto Mohon Tunggu... lainnya -

belajar menulis apa saja sambil minum kopi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jika Rasamu Adalah Angin

1 Oktober 2010   08:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:48 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jika rasamu adalah angin, ada kisah dariku untukmu

Angin itu datang dan bersembunyi didedaunan penitian
buah merah penitian bergoyang-goyang
aku melirik sebentar dan tersenyum juga sebentar
bergeleng-geleng kepala juga sebentar

batinku, tak perlu sembunyi pun aku tidak akan melihatmu
tapi batinku juga, dimanapun kau sembunyi aku bisa merasaimu

angin itu berlari menjauh menaiki flamboyan dan menggoyang bunga jingganya
aku melirik sebentar dengan berkerut kening juga sebentar
aku mendongak juga sebentar

batinku, tak perlu kau berlari, berjalan pun kau masih seperti berlari
tapi batinku juga, secepat apapun kau berlari kau tak jauh dariku

dan selanjutnya angin itu meloncat ke pucuk melati dan menerbangkan harum
aku hela nafas sebentar dengan membaui harum yang juga sebentar
menganggukkan kepala juga sebentar

batinku,tak perlu kau menjadi penebar melati, karena jika didekat jamban, baumu akan berubah pula
tapi batinku juga, dimanapun dirimu aku tahu kau sedang dimana dan bersama apa

jika rasamu adalah angin, kisahku tak pernah bohong

*puisi lawas lagi ..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun