Mohon tunggu...
Nuraziz Widayanto
Nuraziz Widayanto Mohon Tunggu... lainnya -

belajar menulis apa saja sambil minum kopi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Merasa Tua

2 Juli 2010   03:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:09 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

melihat keriput sudah seperti serabut
ada rasa percaya yang tercerabut
perlahan melihat putihnya rambut
baru sadar ada waktu yang harus disambut

selebihnya bingung
terlalu banyak langkah yang sambung menyambung
langkah-langkah yang coba dihitung
rugi untung rugi untung rugi untung

seterusnya ingin dikenang
ingin tidak hilang, ingin mati dengan tenang, mati dengan senang
apa kabar rasa senang jika raga dalam tanah berkalang
tak percaya bahwa dunia akan hilang dan benar akan hilang

"Kakek aku rindu", begitu kabar dari sang cucu
kembali bimbang berselimut haru
tak kuasa melambaikan tangan pamit pada langit biru
seperti tidak mau bertemu dunia baru

menjadi tua dan sudah
tinggalkan dunia dan sudah
tinggal menerima dan sudah
tinggal yakin dan sudah

*bapak-bapak yang sudah tua, sudahlah, biarkan yang muda bekerja, jangan ajari yang muda mencari dunia, juga jangan terus menerus ingin berkuasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun