Bonjol, siapa yang tidak kenal dengan Bonjol. Bonjol adalah tanah kelahiran dari Pahlawan Nasional kita Tuanku Imam Bonjol. Bonjol adalah salah daerah yang dilalui oleh Garis Khatulistiwa. SMA Negeri 1 Bonjol yang berlokasi di Jorong Tabiang Nagari Koto Kaciak Kecamatan Bonjol Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat saat ini menerapkan dua kurikulum. Pertama kurikulum K 13 dikelas XII dan Kurikulum Merdeka untuk siswa kelas X fase E dan XI fase F. Artinya Penulis baru dua tahun menggunakan kurikulum merdeka. Walaupun dua tahun namun Penulis dan warga sekolah berupaya mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan baik dan sungguh-sungguh. Demi mewujudkan Tujuan Kurikulum Merdeka yang termuat dalam Permendikbudristek No. 12 Tahun 2024 tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah yaitu Kurikulum Merdeka memiliki tujuan untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna dan efektif dalam meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia serta menumbuhkembangkan cipta, rasa, dan karsa Peserta Didik sebagai pelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila.
Selaras dengan hal ini Penulis dan rekan guru disekolah mengikuti berbagai kegiatan seperti Program Guru Penggerak. Saat ini SMA Negeri 1 Bonjol memiliki tiga orang guru Penggerak dan salah satunya adalah penulis. Tahun 2024 ini ada tiga orang lagi guru yang sedang menjalani Kegiatan Program Guru Penggerak Angkatan 11. Penulis menerapkan kurikulum merdeka untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa di dalam kelas.
Penulis sebagai Guru Penggerak bertanggung jawab dan berupaya untuk menyesuaikan strategi pembelajaran dengan kebutuhan belajar peserta didik. Siswa SMA Negeri 1 Bonjol saat ini berjumlah 978 orang dengan guru sebanyak 54 orang. Situasi saat ini walaupun kita sekolahnya SMA namun belum semua lulusannya melanjutkan ke perguruan tinggi. Hal ini dilatar belakangi oleh faktor ekonomi orang tua siswa yang sebahagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan buruh. Hal ini berdampak pada proses pembelajaran yang kurang diminati oleh siswa. Di sisi lain siswa sudah rata-rata memiliki HP sejak pandemi 2019. Situasi inilah yang membuat Penulis tidak patah arang untuk menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan didalam kelas serta memancing kretifitas siswa. Maka hadirlah Pembelajaran yang penulis beri nama “SIPRO” yaitu singkatan dari Difrensiasi Produk. Adalah Produk (luaran atau performa yang akan dihasilkan).
Pembelajaran SIPRO Meningkatkan Kreatifitas Siswa SMA Negeri 1 Bonjol Kelas XI Fase F.6. Pembelajaran difrensiasi prodak dimana pada kegiatan inti. Siswa dibagi menjadi 5 Kelompok yang diberi tugas berbeda. Untuk Kelompok 1 membuat mapping, kelompok 2 membuat video, Kelompok 3 membuat komik digital, Kelompok 4 membuat teka-teki silang, dan Kelompok 5 membuat power point. Untuk materi Peluang dan Tantangan Penerapan Pancasila diKehidupan Global. Ini karya saya unutk Ajang Jambore GTK 2024. Mana karya bapak-ibu guru Indosesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H