NAMA: Nur azel rizki syahbani
NPM: 23010400204Â
Matkul : psikologi komunikasi
Generasi Z, sebuah istilah yang kian sering mengemuka dalam wacana sosial saat ini. Mereka adalah kelompok individu yang lahir antara pertengahan 1997 hingga awal 2010-an. Generasi ini seringkali diidentifikasi dengan sifat-sifat yang unik, terutama dalam konteks teknologi dan budaya digital. Namun, ada sebutan baru-baru ini yang kerap dilemparkan pada mereka, generasi strawberry.
Mengapa sebutan ini disandang oleh generasi yang bahkan dinilai sebagai generasi yang terampil dalam teknologi, berpikir kreatif, dan terbiasa dengan perubahan?
Sebutan generasi strawberry sebenarnya mengambil dimensi lain dari karakteristik ini. Mereka adalah segmen dari Generasi Z yang lebih cenderung memiliki ketebalan kulit yang rapuh, mirip dengan buah strawberry yang memiliki kulit tipis namun memiliki rasa yang kuat di dalamnya.
Lalu darimana sebutan ini muncul?
Pada mulanya sebutan ini berkembang di Asia Timur dan muncul kali pertama di Taiwan. Sedangkan istilah strawberry sendiri diciptakan pertama kali oleh sosiolog Australia, Paul Hirst, di tahun 1978 dalam bukunya yang berjudul The Graying Of The Greens: Demographic Change And Political Realignment In Australia (1978). Hirst berpendapat ada tiga generasi utama yang hadir dalam masyarakat Australia; baby boomer, Generasi X dan apa yang ia sebut sebagai "Generasi Strawberry".
Sebutan ditujukan bagi generasi muda yang diibaratkan seperti buah strawberi yang eksotis namun, mudah hancur apabila sedikit ditekan. Para generasi lama menyebut generasi strawberry ini lunak dan kurang tahan banting. Mereka juga dinilai tidak kuat dalam menghadapi kompetisi dan mudah menyerah pada ketidakpastian.
Mengenal lebih dekat generasi strawberry, berikut adalah karakteristik generasi ini:
Sensitif: Generasi strawberry dikenal karena kepekaan emosional yang tinggi. Mereka merespons dengan kuat terhadap lingkungan sekitar dan memiliki kepekaan terhadap isu-isu sosial, lingkungan, dan kesejahteraan mental.
Keterhubungan Digital: Seperti Generasi Z pada umumnya, Generasi strawberry juga sangat terhubung secara digital. Mereka tumbuh dengan teknologi sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari mereka, tetapi sering kali mengalami tekanan dan ancaman di dunia maya yang dapat memengaruhi kesejahteraan mereka.
Kreatifitas yang Mendalam: Di balik ketebalan kulit yang rapuh, tersembunyi kreatifitas yang dalam. Generasi strawberry sering kali memiliki pandangan yang unik dan cara berpikir yang kreatif, tetapi mereka juga rentan terhadap tekanan dan kritik yang dapat membatasi ekspresi kreatif mereka.
Kesadaran Sosial yang Tinggi: Mereka memiliki kesadaran sosial yang tinggi dan cenderung aktif dalam isu-isu sosial. Mereka tidak hanya berbicara tentang perubahan, tetapi juga berusaha untuk bertindak secara nyata untuk menciptakan perubahan yang mereka inginkan.
Tantangan bagi Generasi strawberry