Mohon tunggu...
Nur Ayu Alfiana
Nur Ayu Alfiana Mohon Tunggu... -

"HEDON"~kuliner lover's~YOLO

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Hai, Sakit Hati"

28 Juni 2015   21:09 Diperbarui: 28 Juni 2015   21:11 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada satu hal di dunia ini yang diciptakan dengan sia-sia. Rasa sakit hatipun, itu juga diciptakan untuk suatu tujuan. Pernahkah terbersit dalam hatimu bahwa rasa sakit yang adapun bila kita hadapi dengan sikap yang tepat, akan membuahkan suatu manfaat bagi kita sendiri. Rasa sakit ada memang diciptakan untuk dirasakan, bukan untuk diratapi, disesali, bahkan menjadi sutau hal yang menggantung kehidupan kita.

Segala sesuatu yang ada didunia ini selalu datang dalam satu paket. Seperti itulah juga sakit hati, yang datang satu paket dengan kebahagiaan. Layaknya adanya kematian karena ada kehidupan semua memiliki sisinya masing-masing. Tinggal bagaimana cara kita menghadapinya.

Sakit hati itu ada untuk mengajarkan dan memperkuat diri kita. Sakit hati bukanlah suatu belenggu yang menjerat nadi kehidupan kita. Ambil hikmah dari setiap rasa sakit itu. Karena  sebenarnya bila kita bisa menerima rasa sakit tersebut dan dapat mengambil hikmahnya, maka disaat itulah kebahagiaan akan mengahmpiri kita. Seperti hujan dan mendung yang datang juga mengahasilkan pelangi pada akhirnya. Andaikata pelangi tersebut tak muncul, maka setidaknya langit cerah tetap akan menyambut kita, kebahagiaan tetap menyambut kita.

Terkadang sakit hati yang amat sangat adalah suatu pelajaran terbaik dalam hidup kita. Memang hal yang mengacaukan itu sering terjadi dan mebuat kita merasakan jatuh dan sakit berkali-kali, namun terkadang hal itulah yang akan meyelamatkan kita suatu saat nanti.

Menangislah jika kau ingin menangis. Tak apa jika sebagian dirimu menikmati kesedihan akan rasa sakit itu. Tak apa pula berandai-andai jika dimasa lalu kau melakukan hal yang berbeda, maka tidak akan sesakit ini jadinya. Tetapi, ingatlah. Jangan pernah salahkan dirimu sendiri ketika suatu hal terjadi diluar apa yang telah kau rencanakan matang-matang. Jangan pernah berpikir bahwa dirimu tak dapat melakukan hal dengan baik atau sampai hati berpikir, bahwa rasa sakit itu akan menjadi akhir dari jalanmu. Takdir memiliki waktu dan tempatnya sendiri untuk masing-masing kita dan tidak ada yang dapat kita katakan ataupun lakukan untuk bisa mengubahnya. Sungguh, tak apa bila rasa sakit itu membuatmu merasakan apa itu jatuh. Tapi selalu ulang dalam hati dan pikiranmu, bahwa sesuatu tidak akan berputar balik menjadi lebih baik bila kau tetap dalam posisi jatuh.

Seorang teman bercerita kepada saya. Suatu ketika, seorang pria bijak masuk ke dalam café dan menceritakan sebuah lelucon, semua orang tertawa. Lalu pria itu mengulangi leluconnya, kali ini beberapa orang saja yang tertawa, lima menit kemudian pria itu menceritakan lagi leluconnya dan tak ada yang tertawa.

Sambil tersenuym lelaki bijak itu berkata bahwa kalau dirimu tidak bisa tertawa berulang-ulang pada lelucon yang sama, mengapa kamu mau menangis pada masalah yang sama?. Sama seperti sakit hati. Kita akan merasakannya berulang kali, bahkan seringkali rasa sakit itu timbul karena masalah yang sama. Tapi janganlah terbelenggu dalam kesedihan yang sama untuk berulang-kali. Buatlah dirmu sekuat yang kau bisa. Sampai pada titik dimana bila dirimu mengalami rasa sakit yang sama, rasa sakit itu tak akan bisa melukaimu sekeras pertama kali ia datang.

Jangan meminta Tuhan untuk mengurangi beban akan rasa sakit yang kau rasakan, tapi mintalah kekuatan tambahan pada Tuhan untuk bisa menghadapi rasa sakit yang sama tanpa melukai sedikitpun darimu. Tuhan pasti tahu kekuatan akan setiap makhluk-Nya. Ia tak akan memberikan beban sakit yang tak dapat ditanggung oleh makhluk-Nya.

Tahukah kau bahwa sebatang panah hanya bisa dilontarkan kedepan dengan cara menariknya kebelakang. Begitupula dengan kehidupan kita saat ini.  Ketika hidup menghadiahimu sakit hati dan kesedihan,  hal tersebut akan meluncurkanmu pada suatu kebahagiaan yang lain, jadi tetaplah focus pada tujuanmu yaitu kebahagiaan.

Memang terkadang hati kita butuh waktu untuk bisa menerima apa yang telah logika kita ketahui. Sama seperti sakit hati. Hati kita juga butuh waktu untuk bisa menerima apa yang telah logika kita teriakkan akan suatu bahaya rasa sakit itu sendiri yang telah diketahui logika jauh sebelumnya.

Namun itulah rasa sakit, dibalik segala kepedihan, kesedihan, rasa kelam, dan aura gelap di dalamnya, ia menyembunyikan segudang kebahagiaan, bisa dikatakan sebagai segudang pelangi yang akan menyambut kita bila kita bersabar dan mengambil hikmah dari rasa sakit itu.

Suatu hari nanti, saya berjanji bahwa dirimu akan benar-benar menemukan kebahagiaan. Aku tak dapat memastikan hal tersebut akan terjadi besok, ataupun bulan depan, tapi kebahagiaan pasti akan kau temukan. Rasa sakit maupun kesedihan tidak akan bertahan selamanya. Aku tahu betapa lelahnya dirimu mendengarkan hal ini, namun segalanya tetap tak berjalan dengan baik, tetapi kamu harus memberinya waktu. Sama ketika kakimu patah, kakimu tidak akan sembuh secara langsung. Kamu harus menunggunya sampai kakimu benar-benar telah pulih. Tidak ada satu halpun didunia ini yang tidak dapat kamu tangani, setidaknya sampai kamu mengatakan pada dirimu sendiri bahwa dirimu tak bisa melakukannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun