Mohon tunggu...
Nur Awalia Ramadhani Salam
Nur Awalia Ramadhani Salam Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Mahasiswi

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Apakah Pantas menjadi Jiwa yang Teguh dan Teduh di Era-Rantauan??? "kisah seorang anak bangsa generasi emas di Poltekkes BSI Yogyakarta"

1 November 2024   00:06 Diperbarui: 1 November 2024   00:16 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua penyampaian diatas akan sia-sia jika hanya sekedar keteguhan dalam mengasah diri dengan ilmu dan pengalaman dari sudut kacamata sendiri, jikalau dalam diri tidak ada jiwa yang Teduh, tidak layak kita disebut generasi emas jika tidak ada jiwa yang teduh.

Apasihh Jiwa Teduh itu? ialah jiwa yang tidak bergebuh-gebuh dalam bertindak, jiwa yang mengambil langkah dengan kehati-hatian dan memikirkan dari seluruh segi sudut pandang.

  • Istilah puitisnya : "Jadilah jiwa yang teduh, tidak berapi-api, walaupun seisi pikiran berisik dan ribut"

Menjadi jiwa yang teduh dalam perkembangan diri ku bukanlah hal yang mudah, aku hanya perlu menjadi jiwa yang tenang dalam berfikir dan bertindak, hanya dua kata itu tetapi dua kata itulah yang sangat sulit diterapkan dalam kehidupanku, mengapa? karena emosional manusia terlalu memudahkan dirinya untuk membangkitkan amarahnya lah menjadi prioritas, dan itu susah dalam setiap jiwa manusia termasuk penulis artikel ini.

Jiwa teduh tidaklah mudah jika inginpun tidak bisa secara autodidak, ia akan terlukis dengan sempurna dijiwa-jiwa yang dapat mengendalikan amarah dalam diri, tentukan itu terlatih ketika kita diterjang dari masalah ke masalah dalam berkehidupan.

  • Dalam kitab umat Muslim yaitu Al-Qur'an berkata : "Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu” (QS. Al Baqarah: 45)

Aku sebagai mahasiswi yang berkuliah di Poltekkes BSI sangat ingin memegang dua pondasi jiwa itu yaitu Jiwa yang Teguh dan Jiwa yang Teduh, memanglah tidak mudah tetapi selagi aku menjadikan kutipan-kutipan diatas menjadi pondasi kuat ku, maka tidak ada yang tidak mungkin, insyaAllah akan ku pastikan menjadi anak bangsa generasi emas, mungkin bukan detik ini, tetapi detik berikutnya akulah Si teguh dan teduh itu.

Apasih alasan ku ingin menuliskan artikel ini?? yaitu "Akan ku manfaatkan waktu mudaku dengan sebaik-baiknya waktu, sebelum datang masa tuaku yang akan kusesali" - Frasa ini dari motivator ku  (Imam Syafi'i).

`~`~`~`~`~`~`

-Keyword : Lakukanlah suatu karya yang sangat terbaik dari yang terbaik, jika tidak bisa ~ maka karya itulah yang terbaik untukmu

by. AR.bookstory (penulis : Alia Ramadhani)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun