Bismillah... "Hai Sobat Reader, salam kenal" aku Alia Ramadhani salah satu mahasiswi aktif di Instalasi yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta loh, yaitu Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia, semoga dari artikel ini para Sobat Reader dapat mengetahui apakah pantas kita menjadi jiwa yang teguh dan teduh di masa-masa perantauan. Oh iya sekedar informasi asal daerah aku dari Makassar-Sulawesi Selatan.
Jauhkan??? aku merakit masa depan ><
Sedikit menarik dari perjalanan perkembangan kepribadianku yang darinya hanya anak manja yang dipenuhi seluruh kebutuhan berpendidikannya hingga akhirnya hanya menjadikan kedua kaki ini sebagai tumpuhan untuk meraih masa depan salah satunya menjadi mahasiswi di Poltekkes BSI hingga tahun 2025 nanti.
Pernahkah kalian kuliah sambil part time? jika pernah kita samaan!! Kalian sangat keren!!! ada kalanya waktu kita 24 jam hanya dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian pertama kuliah dan belajar, bagian kedua kerja, dan bagian ketiga atau akhir yaitu ISHOMA (Istirahat, Sholat, Makan). Perlu kita ketahui bersama hidup diperantauan bukanlah hal yang mudah kita jalani dan bukan pula hal yang sulit seperti kita bayangkan, ada kalanya kita merasa letih dan hanya ingin berkata "STOP sudahilah semua ini, aku lelah!".Â
- Tetapi ingat perlu kita underline kalimat :
"Jika kalian tidak sanggup menahan lelahnya belajar maka harus sanggup menahan perihnya sebuah kebodohan -Imam Syafi'i".
Pertanyaanya, apakah kita sudah menjadi jiwa yang teguh? yaa, tentu saja Tidak, jika kita tidak mampu menghadapi kondisi yang kita jalani sekarang. Aku tidak pernah mengatakan diriku bisa, tetapi aku mengatakan diriku ingin berusaha, kepribadian yang ini tentunya ada atau berkembang sejak saat aku keluar dari zona nyaman ku yaitu merantau dan kuliah di Poltekkes BSI Yogyakarta.Â
- Dari penelitian psikologi mengatakan :Â
"Otak manusia tidak akan merepon pergerakkan ditubuh jika dalam jiwanya tidak menginginkan itu (Perkembangan)".
Dari kedua kutipan diatas menjadikan pondasi kuat dalam diriku dan sekaligus pertanyaanya untuk alam bawah sadarku, apakah harus seperti ini terus? mengapa ingin finish? jika start saja aku belum menginginkannya!~
Penyampaian dalam diriku ini dan untuk diri sendiri, hanyalah sebuah kata motivasi yang menjadi pasang surut dalam menjalaninya, adakalanya aku sangat bersungguh-sungguh menjalani semua rintian dan rintangan yang ada didepan dengan pondasi kuat kedua kaki ku ini, tetapi apa? adakalanya aku mundur atau hanya menetap di titik kedua kaki ku itu bertumpuh, tidak bisa aku pungkiri aku sering berada disituai ingin menyerah tetapi tidak ingin gagal, perkembangan kepribadian ku begitu diasah dengan keras diperantuan ini, diasah bukan untuk melukai tetapi menjadikan suatu yang tumpul menjadi tajam agar dapat mengiris dengan mudah dan gesit masa depan ku yang akan segera datang, mengapa segera datang? waktu dalam kehidupan itu sangatlah cepat berlalu, jika aku tidak bisa memanfaatkan hari ini, maka esok hari adalah sebuah misterius.
- Dari peribahasa berkata :Â
"Waktu laksana pedang, jika kamu tidak dapat menebas waktu, maka waktu yang akan menebasmu".
Semua penyampaian ini hanya sebagai salah satu jalan menjadikan kita turut serta dalam generasi Emas yaitu pastinya dimulai dari anak bangsa negara tersebut inilah kita Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menjadi jiwa yang teguh dalam menghadapi kehidupan tidaklah cukup jika hanya mengandalkan keteguhan diri kita hanya manusia yang secara mutlak punya kekurangan, anak bangsa tidak jauh dari kata pelajar, mahasiswa, orang berpendidikan (pendidikan dari aspek apapun yang positif), perlu aku ingatkan kembali awal mula pembentukkan kepribadian ku berawal sejak 0 usia, berjalan mengenal dan merabah TK, SD, SMP, MAN hingga akhirnya diasah dengan keras saat dibangku perkuliahan di Poltekkes BSI Yogyakarta.Â