Mohon tunggu...
Nur Aulia Saskia
Nur Aulia Saskia Mohon Tunggu... Mahasiswa Prodi S1 Geografi FISIP ULM

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengenalan Jenis-Jenis Citra Penginderaan Jauh dan Perbandingan Karakteristiknya

24 Oktober 2024   00:24 Diperbarui: 24 Oktober 2024   11:04 3394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Citra Landsat 5 Komposit 457. Sumber: www.guntara.com

Pernahkah kalian bertanya-tanya bagaimana citra satelit mampu menangkap detail yang tak terlihat oleh mata manusia? Atau bagaimana kita bisa memetakan perubahan lahan dengan presisi tinggi dari ketinggian yang tak terjangkau? Citra penginderaan jauh memegang kunci dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, tetapi seberapa banyak kita tahu tentang jenis-jenis citra dan perbedaannya?

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi saat ini, penggunaan citra penginderaan jauh, baik dari satelit maupun foto udara, telah menjadi alat penting di berbagai sektor. Citra ini berperan dalam pemetaan, pengelolaan sumber daya alam, hingga pemantauan perubahan lingkungan. Memahami jenis-jenis citra dan perbandingan karakteristiknya bukan hanya penting bagi ilmuwan, tetapi juga bagi perencana wilayah dan pengambil keputusan yang menggunakan data spasial untuk keperluan analisis dan perencanaan.

Setiap jenis citra, baik satelit maupun foto udara, memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi kualitas dan jenis informasi yang dapat diperoleh. Memahami perbedaan tersebut memungkinkan kita untuk memilih citra yang tepat sesuai dengan tujuan analisis, apakah itu untuk mendeteksi perubahan lingkungan, memetakan lahan, atau memantau kondisi geografis tertentu. Kesalahan dalam pemilihan atau interpretasi citra bisa berdampak besar, terutama dalam konteks perencanaan pembangunan atau mitigasi bencana.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis mendalam mengenai jenis-jenis citra dan karakteristik masing-masing citra tersebut. Saya, Nur Aulia Saskia, NIM 2410416120012, dari Kelas A angkatan 2024 Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, dalam mata kuliah Penginderaan Jauh yang dibimbing oleh Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si., M.Si., melakukan analisis tentang "Pengenalan Jenis-Jenis Citra Penginderaan Jauh dan Perbandingan Karakteristiknya "

Penugasan ini bertujuan untuk memperkenalkan berbagai jenis citra penginderaan jauh serta membandingkan karakteristiknya, seperti resolusi spasial, spektral, dan temporal. Dengan memahami kelebihan dan kekurangan setiap jenis citra, kami diharapkan dapat mengidentifikasi jenis citra yang paling tepat untuk berbagai kebutuhan, seperti pemetaan, pengelolaan lahan, hingga pemantauan lingkungan. Pemahaman ini diharapkan dapat mendukung pengambilan keputusan berbasis data spasial yang lebih akurat, termasuk dalam konteks perencanaan wilayah dan konservasi di berbagai daerah di Indonesia.

1. Informasi Tepi yang Dapat Diperoleh dari Foto Udara dan Citra Satelit

Informasi tepi dalam konteks penginderaan jauh mengacu pada batas atau perbedaan yang jelas antara dua objek atau area yang berbeda dalam citra, baik itu foto udara maupun citra satelit. Tepi ini biasanya berupa kontras antara objek-objek yang memiliki karakteristik pantulan cahaya, warna, atau tekstur yang berbeda. Batas visual ini memisahkan dua objek atau wilayah yang berbeda, sehingga memudahkan interpretasi citra.

  • Foto Udara

Foto udara merupakan salah satu hasil dari bidang geografi yang digunakan untuk mengambil objek, area, atau fenomena di permukaan bumi. Proses ini dilakukan dengan menggunakan kamera, di mana gambar direkam secara fotografis dengan bantuan alat pendeteksi seperti film. Film yang diperoleh dari proses perekaman kemudian dicetak secara kimiawi dalam ruang gelap untuk menghasilkan gambar yang berkualitas tinggi.

Citra foto ini dihasilkan melalui pemotretan menggunakan wahana, yang biasanya berupa balon udara, pesawat terbang, gantole, pesawat ultra-ringan, atau pesawat tanpa awak. Pemotretan dilakukan dengan menetapkan tujuan pemotretan yang sesuai dengan tujuan pemetaan, menentukan jalur penerbangan, serta arah penerbangan. Dengan dukungan kamera udara dan pesawat terbang, proses pemotretan udara dapat terlaksana dengan efektif.

Jenis Foto Udara: Foto Udara Pankromatik  

Gambar 1. Foto udara pankromatik. Sumber: quickbirdonline.wordpress.com
Gambar 1. Foto udara pankromatik. Sumber: quickbirdonline.wordpress.com

Informasi Tepi yang Dapat Diperoleh dari Foto Udara: Foto Udara Pankromatik

Foto udara pankromatik menyajikan informasi tepi yang lebih jelas karena resolusi spasial yang tinggi. Dengan resolusi yang tinggi tersebut, tepi-tepi objek menjadi lebih tajam dan mudah dikenali. Detail-detail kecil seperti batas jalan, aliran sungai, bangunan, dan vegetasi dapat terlihat dengan jelas. Keunggulan ini memungkinkan analisis yang lebih akurat terhadap fitur-fitur geospasial di permukaan bumi.

 

  • Citra Satelit

Citra merupakan representasi visual atau foto yang menggambarkan kondisi permukaan bumi, yang dihasilkan melalui proses penginderaan dari spektrum elektromagnetik. Citra ini dapat ditampilkan pada layar komputer atau bahkan dicetak untuk analisis lebih lanjut.

Sementara itu, citra satelit adalah hasil pengamatan yang diperoleh dari alat sensor yang terpasang pada satelit yang mengorbit di luar angkasa. Alat sensor ini menangkap informasi yang diperlukan untuk menghasilkan citra, yang kemudian dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pemantauan lingkungan, perencanaan tata ruang, serta penelitian geografi dan ilmu kebumian. Citra satelit memberikan pandangan yang luas dan detail dari area yang sulit diakses, memungkinkan analisis yang lebih mendalam terhadap fenomena di permukaan bumi.

Jenis Citra: Citra Quickbird

Gambar 2. Citra quickbird. Sumber: wordpress.com
Gambar 2. Citra quickbird. Sumber: wordpress.com

Informasi Tepi yang Dapat Diperoleh dari Citra: Citra Quickbird

Pada citra satelit multispektral, seperti yang dihasilkan oleh Quickbird, meskipun resolusi spasialnya lebih rendah dibandingkan citra pankromatik, perbedaan dalam spektrum warna yang tersedia memungkinkan identifikasi tepi antara berbagai material. Misalnya, citra ini dapat membantu membedakan berbagai jenis vegetasi, membedakan antara area vegetasi dan badan air, serta memisahkan jalan dari permukiman. Selain itu, citra multispektral juga efektif untuk membedakan antara sungai dan vegetasi di sekitarnya, serta untuk mengidentifikasi berbagai jenis bangunan satu sama lain. Dengan memanfaatkan informasi dari spektrum warna, analisis ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang pola dan distribusi di permukaan bumi, sehingga berguna dalam perencanaan tata ruang, pemantauan lingkungan, dan penelitian sumber daya alam.

2. Perbandingan Obyek yang Sama pada Foto Udara Pankromatik dan Citra Quickbird

  • Foto udara pankromatik Berdasarkan Gambar 1

Tabel 1: Interpretasi citra oleh Nur Aulia Saskia
Tabel 1: Interpretasi citra oleh Nur Aulia Saskia
  • Citra Quickbird Berdasarkan gambar 2

Tabel 2: Interpretasi citra oleh Nur Aulia Saskia
Tabel 2: Interpretasi citra oleh Nur Aulia Saskia

3. Tiga Hal yang Membedakan Foto Udara dari Citra Satelit 

Berikut merupakan 3 hal utama yang membedakan foto udara (foto  udara pankromatik) dari citra satelit (citra quickbird):

     1. Spektrum Elektromagnetik

  • Foto Udara Pankromatik: Mengambil gambar dalam spektrum cahaya tampak dengan cara menggabungkan semua panjang gelombang (merah, hijau, dan biru) menjadi satu gambar hitam putih (grayscale). Ini hanya menunjukkan variasi intensitas cahaya, tidak memberikan informasi spektral detail.
  • Citra QuickBird: QuickBird adalah satelit penginderaan jauh yang dapat menghasilkan citra multispektral dan pankromatik. Citra multispektralnya mencakup beberapa pita spektrum elektromagnetik, termasuk inframerah dekat, yang memungkinkan analisis yang lebih dalam tentang jenis objek (misalnya, kesehatan vegetasi) berdasarkan karakteristik spektralnya.

     2. Resolusi Spasial

  • Foto Udara Pankromatik: Biasanya diambil dari pesawat terbang dengan kamera resolusi tinggi, sehingga dapat memiliki resolusi spasial yang sangat tinggi, tergantung pada ketinggian terbangnya. Ini dapat memberikan detail objek yang lebih baik jika diambil dari ketinggian rendah.
  • Citra QuickBird: QuickBird memiliki resolusi spasial sangat tinggi, hingga 0,61 meter pada mode pankromatik. Meskipun resolusi QuickBird sangat baik untuk citra satelit, namun tidak selalu setinggi foto udara yang diambil dari pesawat.

     3. Cakupan Area

  • Foto Udara Pankromatik: Biasanya mencakup area yang relatif kecil karena terbatas pada jalur penerbangan pesawat. Untuk mencakup area yang lebih luas, dibutuhkan banyak foto udara yang kemudian harus digabungkan.
  • Citra QuickBird: Citra QuickBird dapat mencakup area yang jauh lebih luas dalam satu kali pengambilan citra, karena citra diambil dari luar angkasa. Ini membuat citra QuickBird lebih efisien untuk pemetaan dan analisis wilayah yang luas secara cepat.

Secara keseluruhan, foto udara pankromatik lebih fokus pada detail spasial dalam skala kecil dengan resolusi tinggi, sedangkan citra QuickBird menawarkan kombinasi antara cakupan area luas, resolusi tinggi, dan kemampuan multispektral.

4. Perbedaan Kenampakan pada Citra Multispektral (Tubuh Air, Daratan, dan Awan)

Jenis Citra Multispektral: Citra Quickbird (Berdasarkan gambar 2)

Berikut adalah perbedaan kenampakan tubuh air, daratan, dan awan pada citra QuickBird berdasarkan karakteristik spektral dan visual yang terlihat pada citra satelit:

     1. Tubuh Air (Sungai)

  • Rona: Pada citra QuickBird, tubuh air umumnya tampak gelap karena air menyerap sebagian besar cahaya tampak, terutama di pita merah dan inframerah. Air yang lebih dalam atau jernih akan tampak lebih gelap dibandingkan air yang dangkal atau keruh.
  • Warna: Jika citra berwarna, air tampak dalam warna biru tua hingga hitam, bergantung pada kedalaman, kekeruhan, atau adanya sedimen.
  • Bentuk: Tubuh air biasanya tampak tidak beraturan atau berkelok (untuk sungai), dengan pola aliran yang jelas terlihat pada resolusi tinggi QuickBird.
  • Tekstur: Air memiliki tekstur yang halus dan seragam karena permukaannya yang rata.
  • Asosiasi: Tubuh air sering terletak di dataran rendah, dekat dengan vegetasi atau lahan pertanian.

     2. Daratan

  • Rona: Rona daratan pada citra QuickBird sangat bervariasi, tergantung pada jenis penutup lahan. Cerah pada daerah yang tertutup oleh permukaan reflektif (misalnya, bangunan, tanah kering) dan lebih gelap di area vegetasi lebat.
  • Warna: Pada citra berwarna, daratan bisa tampak dalam berbagai warna hijau untuk vegetasi, cokelat atau kuning untuk tanah kosong atau lahan pertanian, dan abu-abu untuk area terbangun.
  • Bentuk: Bentuk daratan umumnya beragam kotak untuk area terbangun, persegi panjang untuk lahan pertanian, dan acak untuk hutan atau vegetasi alami.
  • Tekstur: Daratan memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan air, terutama pada vegetasi atau permukiman.
  • Asosiasi: Daratan cenderung berdekatan dengan permukiman, jalan, dan area pertanian.

     3. Awan

Cuaca saat pengambilan citra kemungkinan sedang cerah atau bebas awan. Ini adalah kondisi ideal untuk penginderaan jauh, karena citra satelit dapat menangkap permukaan bumi dengan lebih jelas tanpa terhalang oleh awan.

5. Informasi Waktu Perekaman Berdasarkan Posisi Matahari  

  • Informasi Waktu Perekaman Foto Udara Pankromatik

Pada foto udara pankromatik (gambar 1), arah bayangan yang condong ke barat menunjukkan bahwa perekaman kemungkinan dilakukan pada sore hari. Ini karena matahari berada di posisi timur, sehingga bayangan objek mengarah ke barat.

  • Informasi Waktu Perekaman Citra Quickbird

Demikian pula, pada citra Quickbird (gambar 2), bayangan yang condong ke barat juga menunjukkan bahwa perekaman dilakukan pada sore hari. Posisi matahari yang berada di timur laut menyebabkan bayangan objek mengarah ke barat.

 

6. Perbedaan Kenampakan Citra Landsat MSS, Landsat TM, dan SPOT

  • Citra Landsat MSS: Citra Landsat 5 Komposit 457

Citra Landsat dengan komposit 457 sangat sesuai untuk analisis visual bentuklahan, bentanglahan, dan unit-unit bentuklahan. Berikut ini adalah analisis terhadap beberapa satuan bentuk lahan yang diinterpretasi dari citra landsat 5 komposit 457 di bawah ini.

Gambar 3. Citra Landsat 5 Komposit 457. Sumber: www.guntara.com
Gambar 3. Citra Landsat 5 Komposit 457. Sumber: www.guntara.com

1. Delta: Terletak di pesisir, dengan vegetasi padat (kemungkinan mangrove) berwarna merah gelap pada citra. Proses geomorfologi fluvial dengan batuan aluvium hasil sedimentasi sungai.

2. Dataran Aluvial: Dataran dengan drainase berkelok, tanah aluvium, vegetasi kurang padat (warna hijau pada citra). Penggunaan lahan tidak ditanami.

3. Dataran Kaki Vulkanik: Relief bergelombang, drainase dendritik, batuan tuff. Penggunaan lahan bervariasi (hutan, lahan kering, kolam) ditunjukkan oleh warna jingga dan hijau.

4. Vulkanik Lereng Bawah: Perbukitan dengan aliran dendritik dan batuan kasar (breksi). Didominasi vegetasi sedang (warna jingga), menunjukkan erosi tinggi.

5. Vulkanik Lereng Tengah: Perbukitan curam dengan pola aliran paralel. Batuan kasar (breksi), variasi kepadatan vegetasi dengan dominasi hutan atau kebun.

6. Vulkanik Lereng Atas: Berelief curam dengan pola aliran radial sentrifugal. Batuan andesit dan vegetasi rendah (warna hijau muda), kemungkinan kebun.

 

  • Citra Landsat TM: Citra Landsat 4 (TM)

Landsat 4 diluncurkan dengan dilengkapi Multispectral Scanner (MSS) dan sensor pencitraan baru yang lebih canggih, yaitu Thematic Mapper (TM), yang memungkinkan pengamatan bencana alam dari luar angkasa dengan lebih jelas. Satelit ini diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg, California, pada 16 Juli 1982, menggunakan roket Delta 3920. Sensor yang ada pada satelit tersebut mengumpulkan data hingga akhir tahun 1993, dan satelit dinonaktifkan pada 15 Juni 2001. Landsat 4 dibangun dan diluncurkan oleh NASA, dengan NOAA awalnya bertanggung jawab atas pengoperasiannya. Namun, pada tahun 1984, pengoperasiannya dialihkan kepada Earth Observation Satellite Company (EOSAT). Berikut ini adalah analisis terhadap beberapa satuan bentuk lahan yang diinterpretasi dari citra landsat 4 (TM) di bawah ini.

Gambar 4. Citra Landsat 4 (TM). Sumber: www.meteory.eu
Gambar 4. Citra Landsat 4 (TM). Sumber: www.meteory.eu

1. Hutan Tropis: Tampak sebagai area hijau pekat yang luas, menunjukkan vegetasi padat. Area deforestasi bisa dikenali sebagai bagian yang lebih terang atau coklat.

2. Badan Air Besar: Laut tampak sebagai area biru gelap dengan tepi yang jelas.

3. Pertanian: Pola persegi panjang besar menunjukkan lahan pertanian dengan variasi warna dari hijau (tanaman) hingga coklat (tanah kosong).

4. Perbukitan atau Pegunungan: Terlihat dengan bayangan yang menunjukkan relief curam dan perbedaan elevasi. Vegetasi lebat di area ini tampak berwarna hijau tua.

5. Permukiman dan Industri: Area abu-abu terang yang terfragmentasi, mengindikasikan zona bangunan, sering kali dengan kontras tinggi terhadap vegetasi sekitarnya.

6. Jalan: Tampak jelas dengan warna abu abu tua, dengan pola linear, dan berasosiasi dengan permukiman dan lahan.

  • Citra SPOT: Citra SPOT 7

Citra Satelit SPOT 7 adalah citra permukaan bumi yang dihasilkan oleh satelit observasi komersial SPOT 7, yang dioperasikan oleh Airbus Defence & Space dari Prancis. Citra ini memiliki dua jenis moda, yaitu moda pankromatik dengan 1 band dan resolusi spasial 1,5 meter, serta moda multispektral yang terdiri dari 4 band pada spektrum cahaya tampak dan inframerah dekat, dengan resolusi spasial 6 meter. Berikut ini adalah analisis terhadap beberapa satuan bentuk lahan yang diinterpretasi dari citra SPOT 7 di bawah ini.

Gambar 5. Citra SPOT 7. Sumber: mapvisionindo.com
Gambar 5. Citra SPOT 7. Sumber: mapvisionindo.com

1. Kawasan Perkebunan: Pola grid yang menunjukkan batas lahan perkebunan dengan variasi warna yang menunjukkan jenis tanaman atau tanah kosong.

2. Sungai Berkelok: Terlihat sebagai jalur berwarna biru atau hitam yang memotong lahan pertanian dan vegetasi, sering kali diapit oleh zona hijau lebat.

3. Kawasan Industri: Pola geometris yang mencakup bangunan persegi besar dengan warna abu-abu atau putih, dikelilingi oleh lahan kosong atau vegetasi.

4. Permukiman: Berwarna cokelat muda dengan bentuk kotak dan mempunyai pola teratur mengelompok. Yang berdekatan dengan jalan, sungai dan lahan perkebunan.

5. Jalan: Tampak berwarna putih dan berasosiasi dengan permukiman penduduk, kawasan industri dan juga lahan lainnya.

7. Mengapa Vegetasi Tampak Merah pada Citra Komposit Warna Standar Multispektral?

Gambar 6. Citra landsat band 5,4,3-inframerah. Sumber: www.indonesia-geospasial.com
Gambar 6. Citra landsat band 5,4,3-inframerah. Sumber: www.indonesia-geospasial.com

Vegetasi tampak merah pada citra komposit warna standar multispektral karena panjang gelombang inframerah dekat (NIR), yang dipantulkan kuat oleh daun hijau, dialokasikan untuk tampilan warna merah pada komposit tersebut. Pada vegetasi sehat, pantulan NIR sangat tinggi karena daun dengan kandungan klorofil yang optimal menyerap cahaya tampak (terutama biru dan merah) untuk fotosintesis, sementara mereka memantulkan sebagian besar sinar inframerah untuk mencegah kerusakan panas. Oleh karena itu, semakin sehat vegetasi, semakin banyak NIR yang dipantulkan, sehingga vegetasi tersebut akan terlihat lebih terang atau lebih merah dalam citra komposit ini. Sebaliknya, vegetasi yang kurang sehat atau kering akan memantulkan NIR lebih sedikit, sehingga tampak lebih gelap.

 

8. Perbedaan Antara Citra Radar dan Citra Lainnya

  • Citra radar: citra sentinel 1

Sentinel adalah satelit milik Badan Antariksa Eropa (ESA) yang dirancang untuk menyediakan banyak data dan gambar bagi program Copernicus di Eropa. Sentinel-1 dilengkapi dengan dua satelit yang mengorbit di kutub dan dirancang untuk memberikan data terkait lingkungan, keamanan, serta mendukung pertumbuhan ekonomi dan bisnis global.

Satelit ini dapat beroperasi siang dan malam dengan menggunakan radar apertur sintetis, memungkinkan pengambilan gambar dalam segala kondisi cuaca. Sentinel-1 beroperasi dengan mode yang telah diprogram sebelumnya untuk menjaga layanan yang andal dan memastikan data yang konsisten untuk aplikasi jangka panjang.

Gambar 7. Citra sentinel 1. Sumber. Sumber: ppiig.ulm.ac.id
Gambar 7. Citra sentinel 1. Sumber. Sumber: ppiig.ulm.ac.id

1. Permukaan Air: Tampak gelap karena sifat air yang tidak memantulkan sinyal radar. Biasanya terlihat di area perairan seperti sungai dan danau.

2. Bangunan: Terlihat lebih terang karena pantulan sinyal radar yang kuat. Ini termasuk struktur seperti perujmahan, gedung, jembatan, dan menara.

3. Vegetasi Padat: Vegetasi seperti hutan atau perkebunan kelapa sawit cenderung muncul sebagai area kasar dengan tekstur bintik-bintik yang mengindikasikan hamburan sinyal yang kuat.

4. Area Pertanian: Lahan pertanian dapat diidentifikasi sebagai area dengan tekstur lebih halus, menunjukkan permukaan yang lebih rata.

  • Foto udara: Foto udara pankromatik

Foto pankromatik adalah foto udara yang diambil dengan memanfaatkan seluruh spektrum cahaya yang bisa dilihat oleh mata, mulai dari merah hingga ungu. Foto ini sering digunakan dalam penelitian pertanian, sumber daya air, perencanaan kota, evaluasi lingkungan, dan lainnya. Foto pankromatik memiliki tingkat kepekaan cahaya yang mirip dengan mata manusia. Biasanya, film digunakan sebagai negatif dan kertas sebagai positifnya, dengan tampilan mirip foto namun transparan. Ada dua jenis foto pankromatik, yaitu pankromatik hitam putih dan foto infra merah. Berikut adalah contoh jenis foto pankromatik hitam putih.

Gambar 8. Foto udara pankromatik. Sumber: quickbirdonline.wordpress.com
Gambar 8. Foto udara pankromatik. Sumber: quickbirdonline.wordpress.com

1. Area Permukiman: Pola grid atau acak yang menunjukkan rumah dan bangunan dengan atap jelas. Tampak dalam warna cerah dengan kontras terhadap jalan raya.

2. Jalan Raya: Tampak sebagai garis lurus yang memisahkan area permukiman atau vegetasi, sering kali lebih gelap.

3. Vegetasi: Tipe vegetasi bisa dibedakan berdasarkan tekstur, warna, dan pola. Vegetasi padat tampak lebih kasar dan gelap, sedangkan vegetasi kurang padat tampak lebih halus.

4. Lahan Pertanian: Area terbuka dengan pola persegi atau persegi panjang yang menunjukkan pengolahan lahan atau sawah.

5. Lapangan olahraga: Tampak dengan rona cerah, dan warna abu-abu muda. Serta jelas bentuknya terlihat adalah persegi panjang.

6. Sungai: berwarna abu-abu gelap dengan rona gelap dan tekstur yang halus. Juga dapat diamati bahwa alirannya berkelok.

  

  • Citra satelit: Citra quickbird

QuickBird adalah satelit observasi bumi komersial milik Maxar Technologies (sebelumnya bernama DigitalGlobe). Satelit ini menghasilkan gambar dalam dua mode: mode pankromatik dengan resolusi spasial 0,61 meter (dari posisi nadir) yang menggunakan 1 kanal, dan mode multispektral dengan resolusi spasial 2,4 meter (dari posisi nadir) yang memiliki 4 kanal, mencakup spektrum cahaya tampak dan inframerah dekat.

Gambar 9. Citra quickbird. Sumber: wordpress.com
Gambar 9. Citra quickbird. Sumber: wordpress.com

1. Bangunan Perkotaan: Sangat jelas dengan bentuk persegi atau persegi panjang. Atap bangunan beragam warna tergantung material, sering kali berwarna abu-abu terang.

2. Jalan: Jalan aspal atau beton tampak sebagai garis lurus berwarna gelap yang memotong kawasan vegetasi atau permukiman.

3. Vegetasi Perkotaan: Terlihat sebagai area hijau dengan pola organik atau kluster, sering kali di sekitar taman kota atau tepi jalan.

4. Lapangan Olahraga atau Fasilitas Terbuka: Terlihat sebagai area segi empat besar yang kosong atau sedikit vegetasi, biasanya diwarnai hijau muda atau abu-abu terang.

5. Sungai: Berwarna biru tua dan memiliki tekstur yang halus, serta berasosiasi dengan permukiman dan juga vegetasi.

Baik foto udara maupun citra satelit memiliki peran penting dalam penginderaan jauh, masing-masing dengan kelebihan yang membuatnya memiliki ciri khas dalam memberikan informasi geospasial. Dalam aplikasi nyata, pemilihan antara keduanya sering kali bergantung pada kebutuhan spesifik seperti resolusi spasial, cakupan area, atau spektrum yang diinginkan. Dengan memahami perbedaan dan keunggulan masing-masing, kita dapat lebih efektif dalam memanfaatkan teknologi penginderaan jauh untuk berbagai keperluan, mulai dari pemetaan lingkungan hingga perencanaan tata ruang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun