Mohon tunggu...
nuraulia
nuraulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Setiap langkah kecil membawa kita lebih dekat ke tujuan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Moderasi Beragama dalam Upaya Internalisasi Nilai Toleransi pada Generasi Z

6 Januari 2025   23:27 Diperbarui: 7 Januari 2025   07:40 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG


Di tengah kemajuan teknologi dan arus informasi yang cepat, moderasi beragama menjadi isu yang sangat relevan, terutama bagi Generasi Z yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Generasi ini tumbuh dalam lingkungan yang multikultural dan terpapar pada berbagai pengaruh dari media sosial serta budaya pop, yang sering kali membawa pesan-pesan ekstrem. Pertanyaannya adalah, bagaimana Generasi Z dapat menginternalisasi nilai-nilai toleransi dalam beragama di tengah arus informasi yang begitu deras? Apa peran mereka dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan saling menghormati? Tesis ini bertujuan untuk mengeksplorasi pentingnya moderasi beragama sebagai upaya internalisasi nilai toleransi pada Generasi Z di Indonesia, dengan harapan bahwa generasi muda ini dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam mempromosikan sikap toleran.

Dalam konteks Indonesia yang terkenal dengan keragaman suku, agama, dan budayanya, moderasi beragama menjadi faktor penting dalam menjaga kerukunan antar umat beragama. Generasi Z menghadapi tantangan saat menyaring informasi yang mereka terima dari beragam sumber. Mereka sering kali dihadapkan pada berbagai sudut pandang dan penafsiran agama, mulai dari yang moderat hingga ekstrem. Oleh karena itu, pendidikan tentang moderasi beragama untuk Generasi Z sangat krusial dalam membentuk perilaku beragama mereka. Diharapkan dengan pemahaman yang mendalam mengenai moderasi beragama, generasi muda ini dapat menghindari sikap ekstrem dan menciptakan interaksi yang lebih inklusif dengan orang lain.

Memahami moderasi beragama adalah langkah awal bagi generasi Z untuk menghayati ajaran agama secara seimbang. Moderasi beragama dimaknai sebagai sikap yang mengutamakan akal budi, kesederhanaan, pengendalian diri, dan keseimbangan dalam praktik ajaran agama. Dalam situasi sosial yang semakin kompleks saat ini, Generasi Z diharapkan dapat berperan sebagai pemimpin dengan menyebarkan pesan toleransi dan saling menghormati antar kelompok agama yang berbeda. Sebagai contoh, seorang remaja Muslim dapat berbagi pengalaman positif mengenai interaksinya dengan teman-teman yang memiliki latar belakang agama yang berbeda, menunjukkan bahwa perbedaan tidak menghalangi terjalinnya persahabatan. Dengan cara ini, mereka tidak hanya menunjukkan sikap toleran, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang serupa.


Selain itu, sosial juga memiliki peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi di antara Generasi Z. Berkat kemampuan mereka untuk mengakses dan membagikan informasi dengan cepat, generasi ini dapat menggunakan platform digital untuk memperkuat pesan-pesan moderat. Contoh spesifik yang dapat diambil adalah seorang remaja Kristen bernama Ruth Gabriella yang menekankan pentingnya menghargai perbedaan agama ketika berinteraksi dengan teman-temannya. Menurut pendapatnya, setiap individu berhak mewakili agama yang dianutnya dan persatuan dalam interaksi antaragama harus tetap dijaga. Pende Made Yonata, seorang pemuda Hindu berusia 16 tahun, juga menekankan pentingnya toleransi beragama, mengatakan bahwa setiap orang harus diberikan kebebasan untuk menjalankan agamanya tanpa merasa terancam oleh perbedaan agama. Hal ini mengindikasikan bahwa Generasi Z sangat menyadari pentingnya moderasi dalam beragama untuk menciptakan kedamaian antar umat beragama.


Namun menjadi masalah ketika informasi negatif atau provokatif mudah menyebar di media sosial. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran kritis saat menyaring konten agar tidak terjebak dalam narasi ekstrem. Pendidikan dan literasi digital menjadi elemen penting dalam mempersiapkan Generasi Z dengan kemampuan berpikir kritis terhadap informasi keagamaan yang mereka terima. Dengan pelatihan moderasi beragama yang sesuai, mereka dapat dilatih untuk menganalisis konten secara kritis dan memahami konteks keragaman agama di Indonesia. Misalnya melalui program pendidikan formal atau pelatihan masyarakat mengenai moderasi beragama, mereka dapat belajar untuk menghargai perbedaan dan mengembangkan sikap inklusif. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan agar lingkungan pendidikan dapat mendorong timbulnya sikap moderat di kalangan generasi muda.


Moderasi beragama adalah elemen kunci dalam internalisasi nilai toleransi pada Generasi Z. Melalui pemanfaatan media sosial sebagai alat penyebaran informasi positif dan peningkatan literasi digital, generasi ini dapat menjadi agen perubahan dalam membangun masyarakat yang harmonis. Pendidikan serta dukungan dari berbagai pihak sangat penting untuk menciptakan lingkungan kondusif bagi pengembangan sikap moderat di kalangan generasi muda. Dengan demikian, upaya moderasi beragama bukan hanya tanggung jawab individu tetapi juga kolektif dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik bagi semua. Mari kita bersama-sama mendukung inisiatif-inisiatif yang mempromosikan toleransi dan saling menghormati agar Generasi Z dapat tumbuh sebagai generasi yang lebih baik dan lebih inklusif.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun