Mohon tunggu...
Nur Atika
Nur Atika Mohon Tunggu... Lainnya - https://www.kompasiana.com/nuratikapipa

" Mahasiswa Prodi Pendidikan IPA, Universitas Pancasakti Tegal"😇

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Benarkah Ketercukupan Kalsium dan Magnesium dalam Tubuh Berpengaruh terhadap Tingkat Nyeri Haid?

10 Juli 2023   00:35 Diperbarui: 10 Juli 2023   02:05 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: https://www.alodokter.com/penyebab-nyeri-haid-yang-tidak-tertahankan)

PENDAHULUAN

Bagi perempuan, masa menstruasi adalah masa yang sangat membuat tidak nyaman dan menyakitkan terlebih di hari awal-awal mengalami menstruasi. Hal tersebut dikarenakan nyeri yang muncul ketika sedang haid atau yang biasa disebut dismenorea. Dimana nyeri tersebut biasanya dirasakan terutama di bagian perut bagian bawah yang dapat menyebar sampai ke punggung bagian bawah, pinggang, panggul, paha atas hingga betis. Tak dapat dipungkiri, nyeri tersebut juga disertai kram perut yang menyakitkan akibat kontraksi otot pada rahim yang terjadi secara terus menerus pada saat proses pengeluaran darah menstruasi dari dalam rahim. Adanya aktivitas kontraksi otot yang terjadi di dalam rahim tersebut menjadikan otot-otot menegang sehingga timbulah rasa sakit atau nyeri. (Anggaraeni, Kencana and ..., 2022)

Para ahli mengkategorikan disminorea mejadi dua yakni disminorea primer dan sekunder. Disminorea primer sendiri merupakan nyeri haid yang biasanya terjadi selama 12 bulan atau lebih, yang dirasakan tanpa adanya kelainan pada organ reproduksi. Jenis disminorea ini dimulai sejak haid yang pertama.  Namun terdapat juga sebagian perempuan yang selalu merasakan nyeri setiap kali haid datang. Menempelkan sesuatu yang hangat pada bagian perut yang terasa nyeri merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri. Faktor penyebab terjadinya dismenorea primer  dapat berupa kondisi psikolog, kotitusi, endokrin atau hormonal, dan alergi. Adapun disminorea sekunder merupakan nyeri haid yang terjadi karena adanya penyakit atau kelainan pada organ reproduksi. Nyeri pada dismenorea ini dapat dirasakan baik  sebelum, selama, maupun sesudah haid. Faktor penyebab terjadinya disminorea sekunder dapat berupa infeksi pada saluran penghubung rahim dengan kandung telur yang telah terjadi sejak lama atau yang biasa disebut salpingitis kronis. Kondisi  demikian sering ditemukan pada wanita berumur 30-35 tahun. Dalam upaya penanganan jenis disminorea ini , sangat diperlukan untuk melakukan konsultasi ke dokter dengan antibiotik dan antiradang (Laila, 2011) dalam (Katharina, Pebrianti and ..., 2022).

Kasus dismenorea yang terjadi di Indonesia menunjukkan angka yang cukup tinggi khususnya dismenorea kategori primer. Dimana dari angka 64,3% kasus dismenorea yang terjadi di Indonesia,  54,89% diantaranya adalah dismenorea primer sedangkan sisanya yakni 9,36% adalah dismenorea sekunder (Sophia, 2013). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mulastin (2011) di SMA Islam Al-Hikmah Jepara didapatkan prevalensi gejala dismenore primer yang lebih tinggi lagi yakni sebesar 96,3%. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan di SMPN 7 Kota Sukabumi didapatkan prevalensi kasus dismenore sebesar 81,2% (Ayu, 2011).

Oleh karena banyaknya kasus dismenore primer yang terjadi di Indonesia, maka kita perlu mengetahui berbagai faktor resiko serta faktor yang dapat mengatasi terjadinya dismenore primer tersebut. Faktor yang dapat mengatasi terjadinya dismenore primer tersebut salah satunya adalah asupan zat gizi berupa makro mineral yaitu  kalsium dan magnesium. Dua jenis makro mineral tersebut memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur kontraksi dan relaksasi otot uterus (Yanuarti and Sos, 2016). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis membuat artikel ini dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh  ketercukupan kalsium dan magnesium dalam tubuh terhadap tingkat nyeri haid yang dirasakan oleh perempuan, khususnya kategori dismenore primer.

PEMBAHASAN

Pada tubuh manusia, terdapat zat analgesik, dimana pada ambang tertentu bisa untuk mengatasi rasa nyeri. Namun karena adanya faktor risiko yang berbeda-beda pada setiap individu, sehingga menyebabkan  perbedaan intensitas dismenore primer. Adapun faktor risiko tersebut meliputi siklus menstruasi, lamanya menstruasi, usia menarche, riwayat keluarga, kebiasaan olahraga dan asupan gizi (Nahra, Husnah and Andalas, 2019). Asupan gizi sebagai faktor risiko dismenore primer dapat dikontrol dengan upaya menjaga asupan makanan yang mengandung vitamin dan mineral. Kalsium dan magnesium merupakan mineral yang  dapat mengurangi nyeri dismenoreprimer dengan mempengaruhi kontraksi dan relaksasi otot polos  uterus sehingga memperbaiki aliran darah pada uterus yang telah mengalami hipoksia. Secara detail, manfaat dari masing-masing makro mineral tersebut (kalsium dan magnesium) adalah sebagai berikut.

Manfaat Kalsium dalam Mengatasi Dismenore Primer

Tingkatan rasa nyeri ketika menstruasi dapat dikurangi dengan asupan kalsium yang cukup (Wati, 2022). Lapisan tengah dari uterus atau yang biasa disebut miometrium terdiri atas otot polos yang kontraksinya sebagian besar dipengaruhi oleh ion kalsium. Kram dapat terjadi karena otot tidak dapat melakukan relaksasi setelah kontraksi, yang disebabkan oleh kurangnya konsentrasi ion kalsium dalam darah (Octalia, dkk, 2020). Menurut Hidayati (2016) dalam Yuriati (2009) menyatakan bahwa kalsium merupakan zat yang sangat diperlukan untuk kontraksi otot. Pada saat otot berkontraksi,  kalsium berinteraksi dengan protein aktin dan myosin di dalam otot. Dimana ion kalsium tersebut memberikan kekuatan menarik antara filamen aktin dan myosin tersebut, sehingga menimbulkan gerak bersama-sama dan terjadilah kontraksi.  Setelah kurang dari satu detik,  kalsium dipompakan kembali kedalam reticulum sarkoplasma yakni tempat dimana ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru datang lagi. Menurut  penelitian Utami (2018) dalam Syaifuddin (2012),   pengeluaran ion kalsium dan myofibril akan menyebabkan terhentinya kontraksi otot. Apabila seseorang kekurangan kalsium, maka dapat  menyebabkan otot tidak dapat mengendur setelah kontraksi, sehingga berakibat otot menjadi kram (Katharina, Pebrianti and ..., 2022). Mengingat pentingnya kalsium dalam mengatasi dismenore primer, oleh karen itu tubuh harus selalu tercukupi asupan kalsiumnya. Berdasarkan Widyakarya nasional Pangan dan Gizi (2004), angka kecukupan kalsium sehari yang dianjurkan pada remaja yakni 800 mg/hari (Maryam, 2016).

Manfaat Magnesium dalam Mengatasi Dismenore Primer

Selain kalsium, sumber zat gizi mikro yang dapat mengatasi dismenore primer adalah magnesium. Magnesium  dapat mengurangi rasa nyeri dengan mempengaruhi kontraksi dan relaksasi pada otot polos uterus, sehingga aliran darah pada uterus yang sudah hipoksia dapat diperbaiki (Nahra et al., 2019). Peranan magnesium dalam mengatasi dismenore primer juga diperkuat (Tih, 2015) yang menyebutkan bahwa magnesium berperan dalam membuka calcium channel dan menghambat sekresi katekolamin yang berimplikasi pada berkurangnya kekuatan kontraksi uterus dan perbaikan suplai darah sehingga menurunkan sensasi nyeri. Selain itu, dalam (Nahra, Husnah and Andalas, 2019) menjelaskan peranan magnesium terhadap otot yakni sebagai relaksan  dengan menurunkan kadar prostaglandin dengan menghentikan sintesis prostaglandin. Sumber magnesium dapat diperoleh dari sayuran hijau, serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, protein nabati seperti tahu dan tempe, protein hewani seperti daging ayam dan buah-buahan yang bermagnesium tinggi.  Selain itu, sumber magnesium yang baik lainnya yaitu cokelat, susu, dan produk olahan (Almatsier, 2002).

Dalam penelitian Nurhuda dan Fathurrahman (2019) menghasilkan ada  hubungan  antara  asupan  magnesium dengan dismenore pada  siswi  SMK  Negeri  1  Martapura dengan nilai p-value 0,001. Nahra et al. (2019) menambahkan bahwa sebanyak 76,3% responden memiliki asupan sumber magnesium kurang,  dengan  p-value 0,008, yang artinya semakin kurang asupan sumber magnesium semakin berat derajat dismenore primer. Hal ini disebabkan magnesium merupakan mineral penting dalam mempertahankan otot. Seorang wanita dengan kekurangan magnesium dapat menghasilkan otot yang terlalu aktif, sehingga menyebabkan nyeri haid dan gejala yang hebat. Hasil studi pendahuluan pada tahun 2021 terhadap 131 siswi SMA dan SMK Batik Surakarta didapatkan sebanyak 80,15% siswi mengalami dismenore primer dan 19,85% tidak mengalami dismenore primer.

KESIMPULAN

Dismenorea menimbulkan sakit atau nyeri yang mendalam terutama di bagian perut bagian bawah yang dapat menyebar sampai ke punggung bagian bawah, pinggang, panggul, paha atas hingga betis. Bahkan sampai disertai kram perut. Sedangkan di Indonesia sendiri kasus dismenorea menunjukkan angka yang cukup tinggi khususnya dismenorea kategori primer. Dalam hasil beberapa penelitian ada yang menyebutkan bahwa kejadian dismenorea primer di Indonesia sebesar 54,89% (Sophia, 2013). Ada juga yang menyebutkan sebesar 96,3% yakni berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulastin (2011). Sementara  pada penelitian yang dilakukan di SMPN 7 Kota Sukabumi didapatkan prevalensi kasus dismenore sebesar 81,2% (Ayu, 2011). Oleh karena itu, upaya dalam mengatasi dismenorea primer sangat diperlukan, salah satunya yaitu dengan mencukupi asupan gizi makro mineral berupa kalsium dan magnesium. Kalsium berperan untuk menghentikan kontraksi otot Sedangkan magnesium berperan dalam membuka calcium channel dan menghambat sekresi katekolamin yang berimplikasi pada berkurangnya kekuatan kontraksi uterus dan perbaikan suplai darah sehingga menurunkan sensasi nyeri

DAFTAR PUSTAKA

Anggaraeni, N., Kencana, I.K. and ... (2022) ‘PERBEDAAN ASUPAN MAKRO MINERAL DAN STATUS GIZI BERDASARKAN KEJADIAN NYERI HAID PADA REMAJA PUTRI’, Jurnal Ilmu Gizi … [Preprint]. Available at: https://www.ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id/index.php/JIG/article/view/1213.

Hapsari, Z.A. and Widiyaningsih, E.N. (2023) ‘HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMA DAN SMK BATIK …’, Jurnal Gizi dan Pangan … [Preprint]. Available at: http://jos.unsoed.ac.id/index.php/jgps/article/view/8169.

Katharina, T., Pebrianti, D. and ... (2022) ‘HUBUNGAN PEMBERIAN TABLET FE DAN KALSIUM DENGAN PENURUNAN NYERI DISMINORE PADA MAHASISWI AKADEMI KEBIDANAN PANCA BHAKTI …’, … [Preprint]. Available at: http://jurnal.akpb-pontianak.ac.id/index.php/123akpb/article/view/181.

Nahra, S.J., Husnah, H. and Andalas, M. (2019) ‘Hubungan Asupan Sumber Kalsium Dan Magnesium Dengan Derajat Dismenore Primer Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2017’, AVERROUS: Jurnal Kedokteran … [Preprint]. Available at: https://ojs.unimal.ac.id/averrous/article/view/1624.

Rosvita, N.C., Widajanti, L. and ... (2018) ‘Hubungan tingkat konsumsi kalsium, magnesium, status gizi (IMT/U), dan aktivitas fisik dengan kram perut saat menstruasi primer pada remaja putri (studi di Sekolah …’, Jurnal Kesehatan … [Preprint]. Available at: https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/19955.

Wati, A.I.I. (2022) ‘Relationship Between Intake of Fat, Calcium, Magnesium and Nutritional Status with Dismenore Primer Incident to Student of SMAN 9 Surabaya’, GIZI UNESA [Preprint]. Available at: https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/GIZIUNESA/article/view/50200.

Yanuarti, R. and Sos, S. (2016) ‘HUBUNGAN ASUPAN KALSIUM, MAGNESIUM DAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA SISWI MAN 1 KOTA BANDUNG’. Poltekkes Kemenkes Bandung ….

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun