Kata-kata sang Ibu sangat menusuk bagai jarum-jarum kecil yang dilepaskan dari busur melenting di udaran dan menancap satu demi satu di sanubari Boabdil, matanya lebih baik buta daripada menyaksikan Alhambra berikut umatnya direbut Ratu Isabella dan Raja Fedinand.
Boabdil memejamkan mata, kemudian memalingkan pandangan tulisan di perisai milik punggawanya menumbuknya.
Rabbaka Fa Kabbir La Ghalib IllallahÂ
Agungkan Tuhanmu Tiada Kemenangan selain dari Allah
"Jika kamu masih memiliki harkat, satu-satunya cara membalas penghinaan ini adalah kita bantu Wangsa Almohad mewujudkna nubuat" sambung Ibu.
Boabdil terhenyak, seolah kata-kata Ibunya membangunkannya dari kematian. Desas-desus yang telah lama bergerilya dari mulut ke mulut para muslim di Gharnata menjadi secercah harapan.
Nubuat seorang wazir Almohad Ishbiliya
Akan datang seorang anak muda penghafal Qur'an yang akan menyelamatkan muslim di Andalusia
Lalu, siapakah pemuda itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H