Mohon tunggu...
Nur asiyah
Nur asiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - nur asiyah siregar

15-04-2000

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatnya Pemasaran Air Kelapa Muda di Masa Pandemi

27 Desember 2021   23:46 Diperbarui: 29 Desember 2021   16:15 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi covid-19 yang melanda hampir di seluruh penjuru dunia sejak tahun 2019 membuat berbagai gejolak dan perubahan yang sangat signifikan di berbagai lini kehidupan. Tak hanya mengganggu kenormalan dalam ranah perekonomian namun juga ranah pendidikan dan lainnya juga ikut terganggu. Covid-19 yang merupakan sebuah virus yang dianggap sebagai virus yang sulit diidentifikasi gejalanya dan di anulir dapat memberikan dampak yang serius bagi kesehatan membuat masyarakat menjadi panik dan ketakutan akan virus tersebut. 

Negara Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak terhadap penyebaran virus Covid-19 ini, berbagai upaya dilakukan pemerintah Indonesia demi menanggulangi penyebaran Covid-19. Mulai dari pembatasan kegiatan masyarakat, pelaksanaan sekolah secara daring, sosialisasi di media akan perlunya menjaga imunitas tubuh dan lain sebagainya. Salah satu yang menjadi upaya pemerintah dalam mewujudkan ketenteraman kepada masyarakat agar dapat meningkatkan kekebalan tubuh terhadap terdampak covid-19 yaitu dengan pemberian vaksinasi. Berdasarkan peraturan yang dibuat pemerintah terkait dengan pemberlakuan vaksinasi yang bertujuan agar mengurangi persentase tertular dan menjadikan kekebalan tubuh semakin tinggi terhadap virus tersebut.

Vaksinasi adalah sebuah proses penginjeksian sebuah cairan yang berupa virus baik yang dapat memberikan kekebalan tubuh terhadap virus Covid-19, akan tetapi berdasarkan pada beberapa kasus, dampak dari vaksinasi seringkali membuat seseorang menjadi lemas diakibatkan oleh adaptasi tubuh terhadap cairan vaksin yang disuntikkan. Hal ini kemudian menjadi isu yang banyak diperbincangkan sehingga membuat huru hara yang disebabkan atas kekhawatiran yang berlebihan. Namun, tak lama setelah pemberlakuan vaksinasi secara massal tersebut. Terdapat sebuah berita bahwasanya susu Bear brand dan juga air kelapa dapat mengurangi dampak negatif pasca vaksinasi, setelah menyebarnya berita tersebut maka tak ayal lagi membuat harga barang tersebut melonjak naik dan kebutuhan pasar pun menjadi semakin tinggi.

dokpri
dokpri
Pada waktu awal tersebarnya berita tentang manfaat kedua barang tersebut masyarakat mulai mencari dan banyak pula pedagang yang mengambil kesempatan untuk mencari keuntungan dari keadaan itu. Kebutuhan yang berlebih membuat barang tersebut semakin langka sehingga harganya pun ikut naik, Susu Bear brand yang awalnya dibandrol dengan Rp 6.000 kini menjadi Rp 10.000- Rp 15.000 dan air kelapa muda yang awalnya dibandrol dengan harga Rp 7.000-Rp 8.000 kini naik menjadi Rp 15.000-Rp 18.000. Sebuah kenaikan harga yang sangat signifikan, akan tetapi disebabkan oleh kebutuhan pasar yang semakin tinggi membuat barang-barang tersebut tetap menjadi incaran masyarakat yang hendak melakukan vaksinasi agar dapat mengurangi efek setelah vaksinasi.

Setelah beberapa waktu terjadi panic buying terhadap 2 barang itu, kelangkaan terhadap salah satu barang yaitu susu bear band semakin meningkat sehingga pilihan keduanya yaitu air kelapa muda. Meskipun pada kebanyakan penjual air kelapa muda menaikkan harga yang sangat drastis demi memanfaatkan situasi untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya namun ada juga beberapa penjual yang tidak menaikkan harga dari air kelapa muda secara berlebihan walaupun hampir rata-rata demikian. Bahkan aplikasi online pun mulai memasukkan kelapa muda sebagai barang yang diperjualbelikan dengan rata-rata harga mulai dari Rp 18.000-Rp 23.000.

Pak selamet, salah seorang penjual es kelapa muda yang telah berjualan sejak beberapa tahun silam. Beliau merupakan salah satu dari segelintir orang yang tidak ikut-ikutan menaikkan harga dagangan secara drastis, dimana kebanyakan penjual lainnya menaikkan harga yang tinggi agar dapat meraup keuntungan yang besar disebabkan kebutuhan pasar yang sangat tinggi sehingga harga yang tinggi pun kadang tidak menghalangi kebutuhan pembelian. Pak selamet hanya menaikkan harga yang awalnya Rp 8.000 menjadi Rp 10.000, salah satu penyebab beliau tidak menaikkan harga yang tinggi adalah karna beliau mendapatkan kelapa muda dari ladang sendiri dan keluarganya sehingga harganya meskipun naik tidak terlalu tinggi. beliau juga tidak ingin mengejar keserakahan yang berlebihan, karna beliau tetap ingin mempertahankan pelanggannya sebab kedepannya saat harga kembali normal maka para pelanggannya tidak lari karena harga yang masih terbilang normal sebab beliau memang menjadikan berjualan air kelapa muda sebagai mata pencaharian nya. Pak selamet menyampaikan  bahwa Sebelum pandemi, permintaan degan dalam sehari paling tidak hanya sekitar 200 sampai 300 buah saja. Dan dalam beberapa bulan terakhir, terutama setelah lebaran, peningkatan permintaan itu semakin terasa. Permintaan kelapa muda terbanyak menurutnya datang dari orang-orang yang akan melakukan vaksinasi, hal ini dikarenakan anggapan bahwa air kelapa muda dapat menghilangkan efek pasca vaksinasi.

Air kelapa juga memiliki kandungan beberapa nutrisi penting, termasuk mineral yang seringkali tidak cukup dikonsumsi kebanyakan orang, khasiat utama air kelapa adalah mengatasi dehidrasi atau kekurangan cairan di dalam tubuh.

penulis : Nur Asiyah Siregar (Mahasiswa/i Institut Agama Islam Negeri Langsa, Fakultas Syariah, Prodi Hukum Pidana Islam)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun