Indonesia merupakan negara yang kaya akan ragam kuliner tradisional yang menggugah selera. Salah satu dari sekian banyaknya adalah kue jongkong, makanan khas dari daerah Bangka Belitung yang memiliki kemiripan dengan bubur sumsum dalam hal tekstur dan cita rasa. Kue ini bukan hanya sekadar makanan lezat, tetapi juga mewakili sejarah dan budaya dari wilayah tersebut.Â
Asal Usul dan Kandungan GiziÂ
Kue jongkong memiliki akar sejarah yang dalam di Bangka Belitung. Di zaman dahulu, kue ini dihidangkan pada acara-acara istimewa seperti pernikahan, khitanan, dan upacara adat lainnya. Kue jongkong dibuat dari bahan utama seperti beras ketan, gula kelapa, santan, dan sedikit garam. Proses pembuatannya melibatkan pencampuran bahan-bahan tersebut yang kemudian dikukus hingga matang. Hasilnya adalah kue yang lembut dengan tekstur mirip bubur sumsum.
Kandungan gizi dalam kue jongkong juga layak diperhatikan. Beras ketan sebagai bahan dasarnya mengandung karbohidrat yang memberikan energi instan. Gula kelapa memberikan rasa manis alami dan juga mengandung beragam mineral seperti kalium dan zat besi. Santan memiliki kandungan lemak sehat yang memberikan cita rasa khas dan aroma yang lezat. Dalam jumlah yang tepat, kue jongkong dapat menjadi makanan yang menyehatkan dan bergizi.
Cita Rasa yang Menggoda
Salah satu daya tarik utama dari kue jongkong adalah cita rasanya yang lezat dan menggoda. Ketika pertama kali disantap, kue ini terasa lembut di mulut dan melepaskan aroma santan yang khas. Gula kelapa memberikan rasa manis yang pas, tidak terlalu dominan, sehingga kue ini cocok untuk dinikmati dalam berbagai kesempatan. Teksturnya yang mirip dengan bubur sumsum menambah kenikmatan dalam setiap gigitan.
Peran Budaya dan Tradisi
Kue jongkong tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga memiliki peran penting dalam budaya dan tradisi masyarakat Bangka Belitung. Di samping menjadi hidangan istimewa dalam perayaan-perayaan, kue ini juga menjadi simbol persatuan dan kebersamaan. Masyarakat setempat seringkali berkumpul untuk membuat kue jongkong bersama-sama, yang menciptakan momen-momen berharga yang melekat dalam ingatan.
Pelestarian dan Keberlanjutan
Seperti banyak kuliner tradisional lainnya, kue jongkong juga perlu mendapatkan perhatian dalam hal pelestarian. Dalam era modern ini, makanan-makanan tradisional sering kali tergeser oleh makanan instan dan cepat saji. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk mempelajari dan melestarikan resep-resep tradisional seperti kue jongkong agar warisan budaya ini tetap hidup dan berkembang.
Dalam kesimpulannya, kue jongkong adalah salah satu kuliner tradisional yang kaya akan sejarah, cita rasa, dan makna budaya. Kelezatannya yang mirip dengan bubur sumsum serta perannya dalam upacara adat menjadikannya lebih dari sekadar makanan biasa. Semoga kue jongkong terus dikenal dan dijaga keberlangsungannya agar generasi mendatang dapat tetap menikmati kelezatan dan makna budaya yang terkandung di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H