Mohon tunggu...
Nur Asih Jayanti
Nur Asih Jayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Freelancer // Belajar menulis // CP : menurasih@gmail.com

Senang menulis tentang Pertanian, pangan, dan lifestyle. Enjoy the moment!

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bungkul: Kue Tradisional Khas Bengkulu dengan Gula Aren dan Wangi Daun Suji

30 Juli 2023   20:19 Diperbarui: 30 Juli 2023   20:28 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kue Bungkul merupakan salah satu kue tradisional Indonesia yang memiliki cita rasa manis khas dan proses pembuatan yang unik. Kue ini terbuat dari campuran santan dan adonan tepung beras yang diletakkan di atas gula aren, kemudian dibungkus dengan menggunakan daun pisang, dan akhirnya dikukus hingga matang. Dengan proses pengolahan yang sederhana namun khas, Kue Bungkul telah menjadi salah satu hidangan yang disukai oleh banyak orang.

Proses Pembuatan Kue Bungkul

Kue Bungkul memiliki cara pembuatan yang unik dan membutuhkan keterampilan dalam melakukannya. Pertama tama, para pengrajin kue akan mencampurkan santan dan tepung beras dalam sebuah wadah. Perbandingan antara santan dan tepung beras harus tepat agar kue dapat memiliki tekstur yang pas dan rasa yang sesuai. Setelah itu, campuran santan dan tepung beras ini kemudian diletakkan di atas gula aren yang sudah dicairkan dan dipanaskan.

Gula aren menjadi bagian penting dalam Kue Bungkul karena memberikan rasa manis alami dan aroma yang khas. Saat campuran santan dan tepung beras ini dituangkan di atas gula aren, proses pengukusan akan membuat kedua bahan tersebut menyatu dan menghasilkan kue dengan rasa manis gula aren yang lezat.

Langkah selanjutnya adalah membungkus adonan tersebut menggunakan daun pisang. Daun pisang digunakan karena memberikan aroma khas dan juga membantu melindungi adonan saat dikukus. Selain itu, penggunaan daun pisang dalam tradisi kuliner Indonesia juga mencerminkan kesan alami dan ramah lingkungan. Kemudian, kue bungkul siap untuk dikukus hingga matang. Pengukusan ini membutuhkan ketelatenan karena adonan harus matang secara merata. Setelah matang, Kue Bungkul pun siap disajikan, dan nikmatnya akan terasa begitu memanjakan lidah.

Rasa dan Makna Tradisional

Kue Bungkul memiliki rasa manis yang khas dengan aroma gula aren yang begitu menggoda. Gigitan pertama akan membuat siapa pun terkesima oleh kenikmatan manisnya. Tekstur kue yang lembut dan sedikit kenyal juga menjadi daya tarik tersendiri.
Selain cita rasa yang lezat, Kue Bungkul juga memiliki makna tradisional yang kaya. Dalam masyarakat Indonesia, kue-kue tradisional sering kali menjadi bagian dari perayaan atau acara adat tertentu, seperti pernikahan, khitanan, atau acara keagamaan. Kue Bungkul seringkali menjadi bagian dari hidangan dalam upacara-upacara tersebut, sehingga mengandung nilai-nilai kebersamaan, keharmonisan, dan keramahtamahan.

Kue Bungkul juga merupakan salah satu warisan kuliner Indonesia yang patut dilestarikan. Dalam era modern ini, banyak kuliner tradisional yang mulai terlupakan, tergantikan oleh makanan instan atau kuliner dari luar negeri. Oleh karena itu, Kue Bungkul menjadi simbol penting dari warisan budaya kuliner Indonesia yang beragam dan unik.

Kesimpulannya, kue bungkul adalah salah satu kue tradisional Indonesia yang memiliki cita rasa manis khas. Proses pembuatannya yang melibatkan santan, tepung beras, gula aren, daun pisang, dan pengukusan memberikan kesan unik pada kue ini. Rasa manis gula aren yang menyatu dengan lembutnya adonan tepung beras dan keharuman daun pisang menciptakan kenikmatan yang tak terlupakan dalam setiap gigitan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun