Mohon tunggu...
Nur Asih Jayanti
Nur Asih Jayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Freelancer // Belajar menulis // CP : menurasih@gmail.com

Senang menulis tentang Pertanian, pangan, dan lifestyle. Enjoy the moment!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Stunting dan Pencegahan dengan Cerdas Parenting

27 Februari 2023   09:27 Diperbarui: 27 Februari 2023   09:31 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi stunting: Diskominfo - Penajam

Pencegahan stunting dengan melakukan cerdas parenting sangat penting dilakukan calon orang tua agar anak tumbuh dengan baik. 

Istilah "stunting" cukup sering didengar namun mungkin banyak orang yang belum paham tentang arti dari stunting ini. Masalah stunting juga menjadi masalah kesehatan yang mendapat perhatian dari Kemenkes. 

Kemenkes telah melakukan gebrakan yang bertajuk "melawan stunting" mengingat penyakit kronis yang mempengaruhi pertumbuhan anak. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan stunting di Indonesia mengalami penurunan dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022. Namun, angka tersebut masih tergolong tinggi sehingga penting dilakukannya upaya pencegahan stunting sejak dini. 

Mengenal stunting

Stunting adalah gangguan pertumbuhan pada anak karena kurangnya nutrisi gizi dalam jangka yang lama dengan ditandai tinggi badan anak yang rendah (pendek) dari usia seharusnya.

Ciri anak yang terkena penyakit stunting mudah dikenali yaitu anak akan tumbuh lebih pendek dibandingkan teman seusianya. 

Namun hal tersebut kurang mendapat perhatian dari orang tua si anak karena menganggap faktor genetik padahal sebenarnya terdapat masalah kesehatan pada anak. 

Stunting juga mengganggu perkembangan otak sehingga akan mempengaruhi kecerdasan dan anak memiliki daya tahan tubuh yang buruk dan jika terus berlanjut stunting akan menurunkan kualitas generasi bangsa. 

Permasalahan stunting perlu ditangani dengan serius. Pencegahan stunting sedini mungkin harus dilakukan sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak tidak mengalami keterlambatan. 

Asupan nutrisi pada anak harus diperhatikan yang dimulai sejak dalam kandungan hingga masa krusial yaitu usia 2 tahun dan dilanjutkan usia pertumbuhan anak sampai remaja. 

Mengingat stunting sebagai masalah kurangnya gizi yang perlu ditangani secepat mungkin dengan cara yang tepat. 

Salah satu cara pencegahan stunting yaitu dengan parenting. 

Parenting memegang peranan penting dalam pencegahan stunting

Stunting merupakan penyakit yang bisa dicegah dan pencegahan stunting paling efektif melalui orang terdekat yaitu parenting. 

Parenting ialah pola asuh orang tua dalam mendidik anak yang dimulai dari pemenuhan kebutuhan gizi, pendidikan anak, hingga cara bersosialisasi. 

Orang tua memiliki tanggung jawab dalam tumbuh kembang anak dan kehidupan anak sejak di dalam kandungan baik terpenuhinya gizinya atau tidak sangat bergantung pada orang tuanya. 

Oleh karena itu, orang tua memiliki peranan utama dalam pemenuhan gizi anak agar tidak terkena stunting. 

Parenting yang baik untuk pencegahan stunting

Orang tua bisa melakukan parenting agar buah hati terhindar dari stunting. Berikut beberapa langkah cerdas parenting :

1. Pelajari parenting sejak dini

Jangan berpikir bahwa parenting dipelajari setelah anak lahir namun pelajarilah parenting sebelum anak lahir. Alangkah lebih baik jika calon orang tua mendapat parenting sebelum merencanakan mempunyai anak sehingga nantinya menjadi orang tua siap dalam segala hal. 

Permasalahan gizi pada anak perlu diketahui calon orang tua sedini mungkin agar anak lahir dan tumbuh sehat.

2. Kesehatan orang tua mempengaruhi anak 

Kesehatan ibu hamil sangat penting untuk membentuk anak yang sehat dengan terpenuhinya asupan gizi yang perlu diperhatikan. 

Peran calon ayah juga dibutuhkan untuk mendukung dan mendampingi ibu dimasa hamil yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak ibu.

Sehingga peran orang tua sangat penting dalam pencegahan stunting. 

3. Merencanakan kehamilan di usia yang tepat

Calon ibu minimal berusia 20 tahun ke atas karena jika usia ibu masih remaja kemungkin risiko stunting menjadi lebih besar. 

Merencanakan kehamilan di usia calon ibu yang tepat, memenuhi asupan gizi yang cukup sehingga sistem reproduksi siap dan sempurna. 

4. Memberikan ASI eksklusif

Makanan terbaik bayi ialah air susu ibu (ASI) pada usia 0-6 bulan pertama. ASI menjadi makanan yang mengandung nutrisi dan membantu bayi tumbuh dan berkembang dengan optimal.

Pemberian ASI eksklusif akan mendorong keberhasilan bayi dalam tumbuh kembang.

Seorang ayah juga harus memberikan semangat dan dukungan kepada ibu dalam proses menyusui agar tidak terbebani dan stres. Sehingga orang tua sehat dan anak juga sehat. 

5. Memberikan Makanan Pendamping ASI dan imunisasi

Makanan pendamping ASI wajib diberikan saat usia bayi sudah 6 bulan. Pemberian MP-ASI ini tidak boleh terlambat sehingga anak tidak mengalami keterlambatan tumbuh. 

Selain itu membawa anak ke posyandu tiap bulan. Pemberian imunisasi kepada anak agar mendapat kekebalan dari penyakit yang berbahaya. 

6. Pola hidup sehat dan lingkungan bersih

Pengaruh kebersihan akan mendorong anak bisa hidup sehat dan tidak terkena stunting. Membiasakan anak untuk cuci tangan pakai sabun agar terhindar dari penyakit dan menjaga kebersihan  sanitasi, air. 

Perlu diingat bahwa anak yang sehat berawal dari orang tua yang sehat.

Pemahaman orang tua akan pola asuh yang dipelajari melalui parenting memberikan pengaruh dalam pencegahan stunting. Melalui edukasi kepada calon orang tua akan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi. 

Sebelum merencanakan program hamil, alangkah baiknya melakukan parenting agar anak terhindar dari stunting. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun