Mengenal HidroponikÂ
Hidroponik sudah ada sejak jaman dahulu yaitu sekitar 2600 tahun yang lalu. Di masa lampau, manusia purba melakukan pertanian di tepi sungai dalam bedengan pasir (river bed cultivation).Â
Hidroponik mulai berkembang pesat pada abad 16 Masehi. Sistem hidroponik mulai dikembangkan di berbagai negara dengan tujuan komersil tentunya. Contohnya Kanada pada pertengahan tahun 1960 mengembangkan sistem hidroponik, lalu Belanda pada tahun 1980-an, Spanyol pada tahun 1990-an juga tidak mau ketinggalan kemudian Malaysia pada tahun 1997 mulai mengembangkan hidoponik akibat krisis ekonomi.Â
Di Indonesia sendiri, hidroponik masuk pada tahun 1970-an dan dikembangkan pada tahun 1980-an.Â
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, dengan kata "hydro" berarti air dan "ponos" artinya kerja. Hidroponik adalah salah satu cara budidaya tanaman dengan memanfaatkan air sebagai media tanam. Budidaya tanaman secara hidroponik ini dilakukan tanpa tanah (soilless culture).Â
Teknik budidaya hidroponik memang cara menanam yang tidak seperti biasanya. Dalam hidroponik yang paling penting adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan air sebagai sumber nutrisi bagi tanaman.Â
Meskipun hidroponik menggunakan media air sebagai media utamanya, tetapi teknik budidaya ini tidak mensyaratkan adanya pasokan air yang banyak dan justru kebutuhan air dalam hidroponik lebih sedikit dibanding teknik media tanah. Oleh karena itu, hidroponik bisa diterapkan di daerah yang sumber airnya terbatas.Â
Keunggulan Hidroponik
Tanaman yang dibudidayakan dengan hidroponik memiliki kualitas lebih baik dan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Selain itu, sistem hidroponik juga mendukung kita untuk penerapan pola hidup sehat karena selama proses budidaya tidak banyak menggunakan bahan kimia sintesis.Â
Tanaman yang ditanam secara hidroponik juga memiliki ketahanan yang lebih kuat karena terpenuhinya nutrisi dalam larutan air. Serta kita bisa mengkonsumsi hasil produk yang lebih segar dan sehat.Â
Permasalahan pada Pemula Hidroponik