Mengenal Hama Penyakit Tanaman Cabai

Kita pasti sering menjumpai tanaman cabai yang tumbuh kurang baik bukan? Seperti terdapat kutu putih yang bergerombol di batang maupun di balik daun.

Tanaman cabai merupakan komoditas pertanian yang mudah kita jumpai dan banyak dibudidayakan oleh masyarakat sekitar. Produktivitas tanaman cabai bergantung pada iklim dan lingkungan. Pada musim kemarau kita akan sering menjumpai hama seperti thrips, tungau, kutu daun. Sedangkan untuk musim penghujan sendiri penyakit akan lebih aktif menyerang tanaman cabai seperti bercak daun. 

Berikut beberapa hama dan penyakit pada tanaman cabai :

1. Kutu daun (Myzus persicae S)

sumber : cybex.pertanian.go.id

Kutu daun banyak ditemukan pada tanaman cabai yang dibudidayakan di dataran rendah dan menyerang pada musim kemarau. Serangan kutu daun ini menghisap getah daun, batang, dan bunga sehingga jika dibiarkan bisa menghancurkan seluruh tanaman. Gejala yang ditimbulkan yaitu daun menjadi keriput dan kerdil. 

2. Thrips (Thrips sp)

Sumber : KangTani.com

Hama ini menyerang daun muda dan putik-putik cabai. Gejala yang terjadi yaitu daun menguning, keriting dan menggulung ke atas. 

3. Bercak daun (Cercospora capsici)

Sumber : plantix

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit terpenting yang menyerang tanaman cabai. Penyakit bercak daun menyebabkan kerusakan mulai dari persemaian sampai tanaman cabai berbuah. Penyakit ini disebabkan oleh kondisi lembab dan suhu relatif tinggi. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu di daun dengan pinggiran coklat.  Apabila serangan penyakit ini terus terjadi daun akan menguning dan gugur. 

Referensi :

Prihatiningrum, C., Nafi’udin, A. F., dan Habibullah, M. 2021. Identifikasi teknik pengendalian hama penyakit tanaman cabai di Desa Kebonlegi Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang. J. Pertanian Cemara. 18 (1) : 19-24.

Tanjung, M. Y., Kristalisasi, E. N., dan Yuniasih, B. 2018. Keanekaragaman hama dan penyakit pada tanaman cabai merah (Capsicum annum L) pada daerah pesisir dan dataran rendah. J. Agromast. 3 (1) : 1-10.