Tanpa disadari, setiap hari kita melakukan interaksi dengan teknologi, salah satunya handphone. Di mulai ketika kita membuka handphone, mencari informasi melalui internet, memanfaatkan aplikasi Google Maps ketika ingin menuju suatu tempat yang tidak diketahui rutenya, atau bahkan melakukan transaksi secara online melalui handphone.Â
Sekarang ini, kita telah memasuki babak baru dalam kehidupan digital, di mana semua yang berbentuk digital dipenuhi dengan inovasi. Ada salah satu inovasi digital yang cukup masyhur saat ini di kalangan manusia, yakni kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).Â
Di era digital yang semakin maju, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah menjadi salah satu inovasi yang mengubah cara kita hidup dan bekerja. Penggunaan AI ini hampir difungsikan dalam beberapa sektor, contohnya bidang ekonomi yakni banyaknya kemunculan e-commerce untuk saling melakukan transaksi, bidang pendidikan contohnya banyaknya platform untuk pembelajaran secara daring, atau penggunaan AI seperti ChatGPT yang saat ini paling banyak digunakan, dan bidang kesehatan yang bisa membantu mendiagnosa penyakit melalui platform digital, bahkan di bidang transportasi yang membantu kita melakukan check-in online jika ingin memesan atau bepergian ke suatu tempat.Â
Hadirnya AI pada era digital ini dilengkapi kemampuan untuk memberikan jawaban dengan cepat dan otomatis, serta mengolah data dengan sangat cepat, dengan begitu hadirnya AI di era digital ini dapat meningkatkan efisien terhadap suatu kerja.
Meskipun AI telah menawarkan banyak fitur yang dapat dimanfaatkan, faktanya banyak di antara kita yang masih merasa cemas atau bahkan takut terhadap peranannya.Â
Salah satu ketakutan yang sering didengar adalah takut bahwa pekerjaan akan digantikan oleh mesin, atau bahwa keputusan yang diambil oleh sistem berbasis AI tidak dapat mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan.Â
Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa atau tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja berdampingan dengan teknologi tersebut. Padahal, kita sudah berada dalam dunia yang sangat bergantung pada teknologi, dan menolak untuk beradaptasi hanya akan membuat kita semakin tertinggal.Â
Kita sering kali mendengar cerita tentang bagaimana seseorang yang awalnya skeptis terhadap teknologi akhirnya merasakan manfaatnya setelah membuka diri untuk belajar. Seperti halnya ketika handphone pertama kali muncul, banyak yang ragu dengan fungsinya. Namun kini, handphone telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi sebagai jendela untuk berbagai peluang dan informasi.Â
Begitupun dengan menerima dan beradaptasi dengan AI, berarti membuka pintu untuk kesempatan baru. Ini bukan hanya soal mempertahankan pekerjaan, tetapi juga tentang menciptakan pekerjaan baru yang sebelumnya tidak pernah ada. Dalam dunia yang semakin terhubung ini, adaptasi dengan AI juga berarti bertransformasi menjadi individu yang lebih cerdas, lebih cepat, dan lebih efisien.Â
Memahami bagaimana AI bekerja, serta bagaimana kita dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari, adalah langkah awal yang akan membawa kita menuju masa depan yang lebih baik.
Tentu, proses adaptasi ini tidak mudah. Diperlukan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan yang cukup agar kita dapat berjalan secara bersamaan teknologi tersebut, bukan hanya sebagai penonton, tetapi sebagai pemain aktif pada revolusi digital ini.Â