Mohon tunggu...
NUR ANZLINA
NUR ANZLINA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Ahmad Dahlan

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan saya berada diprodi Sastra Indonesia, kesukaan saya menggambar, menulis, dan mendengar musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyadari Kesantunan Berbahasa di Lingkungan Masyarakat

5 Juli 2023   10:41 Diperbarui: 5 Juli 2023   10:44 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa memiliki peran penting yang digunakan untuk berinteraksi dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Baik untuk menyampaikan sebuah informasi, menyampaikan pendapat, menyalurkan perasaan emosional. Ketika seseorang berhasil mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya, seseorang tersebut bisa saja dikatakan memiliki bahasa yang baik, karena seseorang tersebut memiliki kemampuan menjelajahi pilihan kata yang bagus, seseorang tersebut dapat merangkai kalimat yang baik dalam pikirannya, bahkan seseorang tersebut mampu untuk menyalurkan kalimat yang ada dalam pikirannya itu melalui tuturan yang bagus pula.

Dalam kehidupan sosial, kita sangat memerlukan kesantunan dalam berbahasa. Selain untuk mencapai tujuan yang baik dalam komunikasi, kesantunan berbahasa sangat dapat mencerminkan kepribadian seorang penuturnya. Ketika ada seseorang yang dapat bertutur dengan pilihan kata yang bagus dan rangkaian kalimat yang baik, secara tidak langsung lawan bicaranya akan menilai seseorang tersebut memiliki kepribadian yang baik.

Saat ini, sangat sering kita temui kebanyakan masyarakat menggunakan tuturan dengan bahasa yang bebas tanpa memandang adanya nilai moral, bahkan tak jarang juga dikalangan anak kecil dapat dengan mudah menuturkan bahasa yang bebas tidak bermoral tersebut. Berbahasa dengan bebas maksudnya adalah, bahasa yang tidak memperhatikan baik buruknya makna yang dimiliki dalam kata tersebut, bahasa yang mengandung unsur hinaan, bahasa yang mengandung unsur seksual. Tuturan tersebut banyak sekali terdengar dari kalangan remaja. Seringkali beberapa orang mengkritik dengan tuturan bahasa yang tidak sopan, ketika lawan bicaranya adalah seseorang yang mudah mengambil hati, terjadilah sebuah perselisihan yang bahkan bisa terjadi diluar dugaan. Dalam kejadian tersebut tentu saja menjadi cerminan buruk bagi para penduduk dan bangsanya, terlebih lagi Indonesia secara umum dikenal dengan orang-orang yang sopan.

Setiap orang wajib memiliki etika dalam berbahasa, setiap orang wajib menerapkan prinsip kesantunan dalam berbahasa. Kesantunan berbahasa tidak hanya meliputi pilihan kata dan merangkai kalimat dengan baik saja. Tetapi, bagaimana nada atau intonasi kita dalam bertutur termasuk juga dalam kesantunan berbahasa. Karena bagaimanapun juga, kesantunan berbahasa dapat mencerminkan kepribadian seorang penuturnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun