Mohon tunggu...
Nur Anugrah Aji Sasangka
Nur Anugrah Aji Sasangka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa UMS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Counter Hegemoni: Vandalisme untuk Melawan Kebijakan

16 Januari 2022   16:09 Diperbarui: 16 Januari 2022   16:19 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Vandalisme selama ini dianggap sebagai tindakan melanggar hukum yang dilakukan pemuda dari berbagai daerah. Aksi coret-coret yang dilakukan terhadap dinding, fasilitas umum, toko-toko, serta tempat terbuka sebagai ciri dari vandalisme dianggap melanggar aturan oleh masyarakat. 

Hal tersebut disebabkan tulisan, gambar, graffiti serta coretan yang dibuat telah merusak keindahan lingkungan dan ketertiban umum. Banyak juga masyarakat yang tidak mengetahui apa maksud dari coretan tersebut sehingga mereka menolak aksi vandalisme.

Graffiti juga merupakan kegiatan mencoret-coret tembok seperti vandalisme. Tetapi bedanya dengan vandalisme yaitu dalam graffiti pelaku biasanya meminta ijin kepada orang yang bersangkutan dengan tembok yang akan digambar.

Aksi vandalisme sendiri rata-rata dilakukan oleh anak muda dari SMP, SMA sampai Mahasiswa. Mereka biasanya melakukan vandalisme untuk mengeluarkan pendapat mereka tentang apa yang mereka resahkan.

Sebagian pemuda melakukan vandalisme karena lingkungan pergaulan. Mereka ingin dilihat teman-teman mereka sebagai orang yang berani melakukan tindakan yang ekstrem. Ada juga yang melakukan aksi vandalisme untuk bersenang-senang. Mereka melakukan aksi tersebut untuk mengekspresikan diri mereka melalui coretan-coretan yang berada di fasilitas umum.

Persepsi masyarakat tentang vandalisme yang merupakan perilaku menyimpang adalah hal yang wajar karena masyarakat hanya melihat aksi ini dari satu sisi saja. Masyarakat kurang memahami arti dibalik coretan-coretan tersebut dan hanya melihat dipermukaan saja. Padahal dibalik coretan-coretan tersebut juga terdapat arti dan maksud yang ditujukan untuk masyarakat tentang apa yang sedang terjadi.

Namun kebudayaan mainstream yang ditanamkan pemerintah seperti kebersihan, ketertiban, keteraturan yang diyakini oleh masyarakat menjauhkan mereka dari masalah dan ketidakadilan yang sedang terjadi. Kebudayaan mainstream seolah-olah dibuat pemerintah untuk membuat masyarakat menjadi kurang kritis dengan isu disekitar mereka dan menghindari resistensi dalam menjalankan kepentingannya.

Hegemoni pemerintah melalui kebudayaan mainstream tidak membuat semua masyarakat menjadi kurang kritis. Ada juga kelompok kecil yang berani menunjukan resistensi terhadap kebudayaan mainstream yang ditanamkan pemerintah. Tetapi kelompok kecil tersebut malah disebut sebagai kelompok marjinal yang kurang mendapatkan tempat di masyarakat bahkan sampai dimusuhi oleh masyarakat.

Kelompok kecil tersebut terdiri dari pemuda yang ingin menyampaikan emosi, aspirasi, dan kekecewaan mereka terhadap pemerintah mereka melalui aksi vandalisme. Melalui vandalaisme yang berupa coretan, tulisan, gambar, graffiti serta bentuk lainnya digunakan untuk mempelihatkan resistensi mereka terhadap kebudayaan  mainstream yang dipertahankan oleh pemerintah.

Kegiatan vandalisme yang mereka buat melalui coretan pada fasilitas umum bukan merupakan tindakan iseng atau tanpa alasan. Tetapi hal itu merupakan sbuah kreatifitas yang mempunyai makna untuk melakukan resistensi.

Mereka melakukan aksi vandalisme pada fasilitas umum bukan tanpa sebab. Melainkan mereka ingin menunjukan kepada masyarakat bahwa apa yang diyakini masyarakat merupakan keadaan yang baik-baik saja tetapi pada kenyataannya terdapat kepentingan pemerintah yang dihegemonikan melalui kebudayaan mainstream.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun