Mohon tunggu...
Nur AnnisaBaldan
Nur AnnisaBaldan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi Transfer FEB UNS

Alhamdulillah 'ala kulli haal.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

BisKita, Evolusi Transportasi di Kota Bogor

19 Desember 2021   03:07 Diperbarui: 19 Desember 2021   06:31 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah pandemi Covid-19 yang sedang terjadi di Kota Bogor, Pemerintah Kota Bogor bermitra dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) secara resmi meluncurkkan layanan transportasi baru bernama BisKita Trans Pakuan. BisKita merupakan bagian dari program buy the service (BTS). Uji coba dan launching transportasi ini dilakukan di Balai Kota Bogor awal November lalu. Wali Kota Bogor, Bima Arya berharap bahwa adanya layanan baru ini dapat menjadi budaya dan kebiasaan baru warga Bogor agar menggunakan transportasi massal. Hal ini diamini oleh warga Kota Bogor, Sih Indri, yang menyatakan bahwa BisKita akan menjadi bentuk pengefisiensian transportasi di Kota Bogor, dikarenakan jumlah penumpang yang diangkut akan lebih banyak dibandingkan dengan angkot.

BisKita digadang-gadang menjadi moda transportasi pengganti angkutan kota (angkot) di Kota Bogor. Pemkot Bogor telah merencanakan dengan hadirnya 28 unit BisKita, maka operasional angkot akan diberhentikan sebanyak 147 unit. 

"Hadirnya BisKita di tengah pandemi ini dapat menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan yang disebabkan banyaknya jumlah angkot, walaupun belum sepenuhnya warga Bogor yang mengetahui. Semoga kedepannya pelayanan dari angkutan massal ini dapat lebih baik lagi dan lebih merata dalam pemberlakuan jalur transportasi," ujar Nadhifa Amalia, salah seorang warga Kota Bogor. (18/12) 

Ilustrasi BisKita Trans Pakuan Kota Bogor
Ilustrasi BisKita Trans Pakuan Kota Bogor

Adapun rute yang telah disediakan pemkot Bogor sebagai tempat mengaspalnya BisKita dapat dibagi sebagai berikut. 

Koridor 5 dengan rute Terminal Ciparigi -- Stasiun Bogor 

Kordidor 2 dengan rute Terminal Bubulak (via Cidangiang) -- Ciawi 

Koridor 1 dengan rute Terminal Bubulak -- Cidangiang 

Koridor 6 dengan rute Parung Banteng -- Air Mancur Bogor

Dilansir dari SuaraBogor.id, Wali Kota Bogor yang memiliki sapaan akrab Kang Bima ini mengatakan bahwa tarif BisKita akan segera diberlakukan apabila telah selesai masa uji coba hingga akhir tahun 2021. Sehingga bagi warga Kota Bogor yang ingin merasakan euforia keliling Kota Bogor dengan nol rupiah dapat menggunakan fasilitas BisKita yang menyediakan banyak Shelter di beberapa titik di Kota Bogor. "Kemungkinan besaran tarifnya akan diputuskan pada awal tahun 2022. Insya Allah ringan sekali, tidak memberatkan warga," kata Kang Bima. 

Besarnya animo masyarakat yang memanfaatkan fasilitas uji coba moda transportasi baru ini dapat dilihat dari data perhari jumlah penumpang BisKita. Dilansir dari Bisnis.com, selama masa uji coba diberlakukan, BisKita telah mengangkut 10.977 warga Bogor hanya dalam sepekan masa Uji Coba. Berdasarkan data tersebut, dapat dihitung bahwa sekitar 1800 orang perhari menggunakan BisKita dalam bermobilitas. 

Meskipun babak baru dari layanan transportasi massal ini diterima postif banyak masyarakat Kota Bogor, Dita Astari, seorang pekerja di daerah Jalan Raya Bogor, berpendapat bahwa hal ini akan meningkatkan jumlah pengangguran akibat pengurangan dari jumlah angkot. 

Komentar tidak sepakat juga dilayangkan oleh Betha Nov, "BisKita sampai saat ini belum melerai kemacetan, dikarenakan masih banyaknya angkutan kota (angkot) yang masih beroperasi. Untuk rute yang tersedia juga tidak begitu banyak, sehingga tidak semua masyarakat dapat merasakan animo transportasi baru ini." (18/12) 

Meski antusiasme masyarakat Kota Bogor meningkat seiring dengan hadirnya BisKita, hal ini harus dibarengi dengan peningkatan pelayanan publik yang ada. Aspek sarana dan prasarana dari bus itu sendiri misalnya. Masih banyak ditemui kekurangan oleh penumpang termasuk pengalaman pribadi penulis seperti tidak terasanya suhu penfiringsuhu pendingin ruangan atau AC. Pun di beberapa unit tidak ditemukannya hand sanitizer yang seharusnya menjadi barang wajib di kala pandemi ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun