Mohon tunggu...
Nurani Soyomukti
Nurani Soyomukti Mohon Tunggu... -

Penulis Lepas, Pekerja Sosial dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Saya Tidak Takut/Malu Dituduh Sombong Hanya Karena Memilih Berbeda!

27 Agustus 2011   11:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:26 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita itu hanya untuk menunjukkan bahwa seringkali kita dianggap sombong bukan karena kita melakukan kegiatan aktif untuk memamerkan siapa diri kita di hadapan orang lain, tetapi hanya karena berbeda pilihan, seperti pilihan tidak ikut melakukan kegiatan. Dari contoh tersebut, kita tahu bahwa yang tidak normal itu seringkali bukan masalah benar atau tidaknya, juga bukan masalah bermakna atau tidak sesuatu yang dianggap normal atau tidak itu. Tetapi hanya karena memilih berbeda.

Saya selalu teringat dengan seorang guru besar yang sangat berwibawa tentang makna kegilaan. Beliau berkata: ”Vonis atas ketidaknormalan dan kegilaan itu lebih banyak ditentukan oleh kesepakatan massa. Jadi jangan kawatir, kalau kamu berbeda dengan orang banyak, bukan berarti kamu tidak normal. Malah, bisa jadi ada orang yang memandang bahwa kamu berpikir unik. Unik itu berbeda dan tidak sama dengan yang lain, kan?”

Ucapan guru besar itu memberikan keyakinan pada kita, jangan takut berbeda. Hidup tak harus ikut arus, tak harus pula ikut-ikutan trend. Itu juga motivasi besar bagi kita agar kita menemukan makna yang dalam dalam hidup kita. Alhamdulillah, saya menemukan kutipan kata yang bagus dari Nietzsche lewat Zarathustra:

“Engkau belum lagi mencari dirimu sendiri tatkala engkau temukan aku. Begitu pula semua orang yang percaya; maka seluruh kepercayaan kecil artinya. Kini biarlah engkau kehilangan aku dan menemukan dirimu sendiri, dan hanya ketika engkau telah menyangkal aku maka aku akan kembali padamu….”

Memandang  wajah pemuda yang tegang semacam itu kadang membuat hati kita kecut…

Ada cerita aneh juga, ada anak muda yang kadang sms saya dan bertemu langsung menanyakan lowongan pekerjaan pada saya… Aduh, saya dikira agen tenaga kerja! Ada lagi yang minta sumbangan dan ada juga yang pinjam uang. Saya harus jujur bahwa hidup saya tidak terlalu berkecukupan. Masalahnya, ada orang yang menganggap bahwa saya adalah orang yang sukses, beberapa memuji. Tetapi yang paling celaka lagi adalah bahwa saya adalah orang yang sukses secara ekonomi. Mungkin lebih celaka lagi kalau cara pandang mereka mengenai saya dalam kaitannya dengan ekonomi disamakan dengan orang lain. Siapa yang tidak ingin kaya? Tetapi apakah kaya itu hanyalah masalah banyak uang, barang, dan materi?

Saya kawatir, Anda tak akan mewariskan kekayaan pengetahuan dan prinsip kemanusiaan pada anak-cucu Anda, hanya mewariskan materi kekayaan yang membuat anak-cucu Anda menganggap bahwa materi adalah segalanya, dan mereka tetap menjadi makhluk individualis-egois yang sayangnya materi kehidupan tidak dimaknai dengan pendalaman berpikir dan merasa tetapi hanya ikut-ikutan.

Pada para remaja dan pemuda yang dekat dengan saya, saya katakan begini: Teman-teman, kita diserang terus  oleh pemahaman bahwa tubuh cantik, seksi, ganteng, dan macho itu adalah keutamaan yang bisa dipamerkan. Saya katakan: “Tetapi jangan lupa bahwa, organ tubuh yang paling seksi itu bukanlah bibir, pantat, payudara, bentuk tubuh, atau kaki”.

“Lalu apa?”, Tanya mereka.

“Kok bisa?”

”Sebab otak itu tidak bisa dimanipulasi jika ia berfungsi dengan baik. Sementara kalau orang lain tertarik padamu hanya melihat tubuhmu, biasanya ia akan melupakan bahwa kamu adalah manusia yang punya otak. Dan bisa jadi untuk mendapatkan tubuhmu, mereka akan membuat otakmu bodoh”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun