Mohon tunggu...
nur amirah yolanda putri
nur amirah yolanda putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Univerisitas Negeri Semarang

Sebagai mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), saya sangat tertarik dengan pendidikan dan pembangunan karakter bangsa. Hobi saya memasak memberikan kebahagiaan dan kreativitas di dapur. Saya juga suka mengikuti kegiatan sosialisasi, berinteraksi dengan banyak orang, dan berpartisipasi dalam berbagai aktivitas masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melestarikan Warisan Budaya Tak Benda: Memahami Nilai dan Makna Tradisi Buka Luwur Sunan Kudus

21 November 2024   15:16 Diperbarui: 21 November 2024   15:48 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembuatan brekat dan pembagian sego jangkrik yang dikenal karena pembungkusnya dari daun jati, memiliki aroma yang khas dan lezat. Untuk menghindari tumpahan, daun jati dibungkus dengan bambu atau anyaman jerami. Makanan ini merupakan favorit Sunan Kudus, yang biasanya dibagikan secara gratis kepada masyarakat pada hari Asyuro atau setiap tanggal 10 Muharam sebagai bagian dari tradisi buka Luwur, yang melibatkan kelambu sebagai penutup makam Sunan Kudus. Ngalap berkah sering dilakukan masyarakat dalam kegiatan ini. Ngalap berkah artinya Aktivitas yang dijalankan oleh seseorang untuk memperoleh keberkahan melalui keyakinan bahwa usaha tersebut dapat mendatangkan berkat yang diminta. Pembagian sego brekat mengandung makna sedekah dan juga ngalap berkah Hal ini dilakukan untuk menghormati Sunan Kudus sebagai leluhur dan membawa banyak keberkahan bagi masyarakat yang turut mengkonsumsinya.

Dalam pembuatan brekat sego jangkrik terdapat filosofi, yaitu ketika proses memasak makanan tersebut apabila yang tersisa adalah daunya maka rakyat kudus pada tahun itu akan diberkahi sandangan namun apabila yang tersisa adalah nasi maka warga kudus pada tahun itu akan diberkahi rezeki berupa makanana. Hal itu intinya merupakan sebuah doa sebagai warga yang yang selalu menerima rezeki dari Tuhan baik berupa makanan ataupun nikmat lainya.

l.Upacara buka luwur
Puncak acara melibatkan pemasangan kain luwur dan pembagian sego jangkrik. Sebelumnya, ada rangkaian kegiatan seperti pembukaan, doa bersama, dan pemasangan kain luwur di makam dua hari sebelumnya. Proses pemasangan diiringi bacaan qiraah Quran, tahlil, dan selawat oleh tim luwur. Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan spiritualitas, memberikan ketenangan, dan keberkahan. Pemasangan kain luwur tidak hanya memiliki nilai simbolis dan spiritual, tetapi juga meningkatkan keterampilan tim, koordinasi, dan kemampuan berkomunikasi. Pemasangan kain luwur memperindah area makam dan lingkungan sekitarnya, menciptakan suasana yang meriah dan terpelihara.
Pelestarian budaya dalam prosesi rangkaian acara Buka luwur selalu diiringi dengan selawat-selawat kepada nabi, pembacaan Quran, dan kegiatan keagamaan lainya. Tak lain adalah untuk mengharapkan keberkahan dari Allah SWT. Nilai-nilai ini juga tercermin dari filosofi masyarakat Kudus, yaitu "Gus Ji Gang" yang berarti masyarakat Kudus sebagai mayoritas beragama muslim bagus dalam mengaji dan berdagang. Bagus dalam budi pekerti dan sikapnya, selalu mempelajari al quran, memiliki keuletan dalam berdagang. Tradisi ini memadukan berbagai tradisi dan budaya Kudus untuk memperkuat identitas warga Kudus. Untuk mempertahankan budaya, semua yang terlibat dalam acara mengenakan pakaian adat Kudus. Pria memakai iket, koko putih, sarung batik atau kain batik laseman, dan selop hitam. Sementara wanita memakai jilbab orange, kebaya putih, jarit batik, dan sepatu pantovel. Pakaian tradisional wanita Kudus memiliki simbolisasi penting, seperti jarik laseman yang menggambarkan kebutuhan air untuk kehidupan, dan selendang tohwatu yang mewakili kesabaran dalam pekerjaan. Pakaian ini juga mencerminkan pengaruh Islam di Kota Kretek. Panitia Buka Luwur tanggung jawab atas pelepasan luwur 1 Muharam, pelatihan teknis, pembuatan dan pemasangan luwur, serta pemasangan ranjam dalam cungkup makam. Mereka juga menyelenggarakan pelatihan untuk anak muda dalam membuat motif kain luwur untuk meneruskan keterampilan tradisional. Pelatihan ini melibatkan pemuda-pemuda di sekitar Menara Kudus dan organisasi punden, bertujuan melestarikan warisan keilmuan untuk generasi berikutnya. Manfaat dari pelatihan ini antara lain mengajarkan ilmu luwur kepada generasi muda agar memahami maknanya dan bisa diaplikasikan dalam prosesi Buka Luwur di daerah masing-masing. Ada berbagai motif luwur seperti wiru yang dipasang sebagai pembatas dinding atau tiang, dengan trik dan aturan tertentu untuk hasil yang rapi. Proses pembuatan kain luwur ini memerlukan ketelitian dan mengutamakan kerapian. Tidak hanya berfokus pada budaya tak benda saja namun dalam pelaksanaan Buka Luwur terdapat tema baru, yaitu pasar kuliner jadul yang tujuan utamanya adalah mengenalkan makanan khas kudusan dan mengembangkan UMKM di Kudus. kegiatan ini dibuka selama 10 hari dan mengusung 4 akulturasi kebudayaan dari empat negeri, yakni Jawa, Tionghoa, Arab, Eropa. Masyarakat sangat antusias dan memberikan dukungan positif dengan adanya kegiatan ini dengan dibuktikan ramainya pendatang. kegiatan ini didukung pemerintah daerah Kudus sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada Sunan Kudus. Kegiatan seperti ini bukan hanya mendukung pelestarian kebudayaan tapi juga ekonomi kreatif dari masyarakat sehingga kegiatan buka luwur ini bermanfaat bagi masyarakat. Warisan budaya dapat menjadi daya tarik pariwisata yang kuat, menciptakan lapangan pekerjaan baru, dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Dengan demikian, pelestarian budaya tidak hanya berdampak pada aspek sosial dan identitas, tetapi juga pada aspek ekonomi yang sangat penting.

PENUTUP: Salah satu tradisi budaya tak benda yang masih dijaga oleh sebagian warga Kudus adalah Buka Luwur Sunan Kudus. Buka luwur merupakan tindakan memperbarui kain luwur pada nisan, cungkup, makam, dan bangunan sekitarnya sebagai penghormatan terhadap Sunan Kudus. Meskipun tradisi ini terkait dengan peringatan haul atau hari kematian, istilah "haul" tidak digunakan karena tanggal wafat Sunan Kudus belum pasti. Acara ini dirayakan setahun sekali, mencapai puncak pada tanggal 10 Suro atau 10 Muharam, sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur. 

Setiap proses kegiatan ini memiliki makna penting, termasuk dalam penjamasan pusaka yang memiliki makna kegiatan spiritual dan menjaga kebersihan menyambut tahun baru Islam. Penjamasan pusaka juga memiliki filosofi membersihkan diri dari dosa dan menjaga warisan sejarah Sunan Kudus. Pelepasan dan pemasangan kain tidak hanya memiliki makna simbolis, tetapi juga memperindah area makam serta lingkungan sekitarnya, menciptakan suasana yang meriah dan terpelihara.

 
Selain itu, kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat keagamaan dan sosial, seperti santunan anak yatim, kataman Quran, doa rasul, pengajian, kirab budaya, terbangan al-barzanji, pembagian bubur asyura, dan pembagian sego jangkrik, juga menjadi bagian dari acara ini. Dukungan dari pemerintah dan masyarakat sangatlah penting untuk menjaga identitas budaya serta mendukung UMKM dan sektor pariwisata. Antusiasme masyarakat dalam mengikuti prosesi tersebut menunjukkan pentingnya kegiatan ini dalam memelihara tradisi dan keharmonisan kehidupan bermasyarakat. Beberapa nilai penting yang dapat diinterpretasikan dalam kegiatan ini termasuk aspek keagamaan, yang mengajarkan pentingnya ketundukan kepada Sang Pencipta, khususnya Allah SWT. Nilai-nilai sosial budaya juga menjadi fokus, seperti semangat gotong royong, saling dukung-mendukung, dan kolaborasi untuk memperkuat rasa persaudaraan. Selain itu, integritas juga menjadi nilai yang ditekankan, mencakup sikap menghormati individu lain.
Masyarakat Jawa, terutama di Kabupaten Kudus, memiliki tradisi atau ritual sebagai manifestasi dari ketaqwaan dan keikhlasan dalam ibadah kepada Allah. Upacara Buka Luwur digambarkan secara simbolis, menyimpan makna yang sangat dalam. Simbol-simbol tersebut mencerminkan penghayatan dan pemahaman terhadap "realitas yang tak tercapai", memungkinkan umat Islam merasa lebih dekat dengan Allah. Simbol-simbol dalam upacara Buka Luwur mencerminkan pemahaman bahwa manusia tidak dapat dipisahkan dari pencipta alam semesta. ( Rizqi, 2023 : 30378 )
Dari pembahasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa setiap makna dari nilai-nilai pada tradisi Buka Luwur menjadi penting bagi warga apabila diterapkan dalam kehidupa sehari-hari karena nilai-nilai tradisi buka luwur mampu membawa pribadi menjadi lebih taat, toleransi, peduli sosial, Hal ini perlu diketahui masyarakat bahwa kegiatan ini perlu dilestarikan sebagai salah satu bentuk rasa kemanusiaan sesama manusia dan takwa kepada Tuhan. Memahami setiap makna-makna tersebut juga sebagai salah satu bentuk upaya untuk melestarikan budaya.

Sumber: 

Davison, G. dan C Mc Conville. 1991. A Heritage Handbook. St. Leonard, NSW: Allen &
Unwin.
Ismaya, & Dkk. (2017). MAKNA DAN NILAI BUKA LUWUR SUNAN KUDUS
(SUMBANGSIH PEMIKIRAN MEWUJUDKAN VISI KAMPUS KEBUDAYAAN).
Koentjaraningrat. (1990) . Pengantar Ilmu Anthropologi, Edisi baru. Jakarta : Rineka cipta.
M.I Nahak, Hildgardis. (2019). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia Di Era Globalisasi. Jurnal
Sosiologi Nusantara. 5 (1). https://doi.org/10.33369/jsn.5.1.65-76 
Nuha. (2016) .RITUAL TRADISI BUKA LUWUR: Sebuah Media nilai-nilai Islam dan Sosial
Masyarakat Kudus
Rizqi, & Dkk. (2023). Makna dan Nilai Kultural Tradisi Buka Luwur Sunan Kudus dalam
Perspektif Interalsionalisme Simbolik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun