Mohon tunggu...
Muhammad Nur Amien
Muhammad Nur Amien Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Bebas Bersahaja

Hobi menulis dan membaca semua bidang ilmu dan pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Puisi) Menuju Jalan Keabadian

15 Desember 2024   10:58 Diperbarui: 15 Desember 2024   10:58 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menuju Jalan Keabadian (Sumber:freepik.com/pikaso/adjust)

(Puisi) Menuju Jalan Keabadian

Di ujung cakrawala, cahaya mulai redup,

Langkah kaki kerap terhenti, napas mulai sesak,

Namun senyum tetap mengembang di bibir,

Hati tenang, jiwa damai, tak ada sesal.

Dalam sunyi, ia bermunajat pada Ilahi,

Menghaturkan syukur atas nikmat hidup,

Memohon ampunan atas segala khilaf,

Menanti panggilan-Nya dengan hati lapang.

Dunia fana kini mulai terlupakan,

Harta benda tak lagi berarti,

Yang ada hanyalah iman dan harapan,

Untuk kembali ke haribaan Ilahi.

Dalam keheningan, ia merasakan kedamaian,

Jiwa penuh keikhlasan, menuju keabadian,

Siap meninggalkan dunia yang fana,

Untuk menyongsong kehidupan yang kekal.

Meskipun tubuh telah lemah, bibir selalu dzikir,

Raga terus berjuang, memupuk amalan,

Menebar kebaikan sekira tubuh mampu,

Sebagai bekal menuju keabadian surgawi.

Bogor, 15/12/2024

Tema utama puisi ini adalah kematian sebagai bagian dari siklus hidup yang harus dihadapi dengan tenang dan penuh keyakinan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun